- “Jihad Seksual” dan kampanye hitam Syiah untuk memfitnah pejuang ahlussunnah di Suriah
Pemberontak Suriah. ©2012 Merdeka.com
Berita Fitnah Merdeka.com Tentang Jihad Seksual 13
Wanita Tunisia
Merdeka.com tidak layak dijadikan rujukan berita mengenai
Suriah
Bumi Syam - Menyimak situs merdeka.com, ada
sebuah berita yang membuat Penulis tergelitik. Hari ini, situs yang yang
disebut oleh AM. Waskito sebagai situs recehan ini mengulas tentang
jihad Suriah. Tulisan bernuansa esek-esek tersebut berjudul “13 Gadis Tunisia Rela Berjihad Seksual bagi Pemberontak
Suriah.”
Berdasarkan fakta di lapangan yang pernah Penulis alami
sendiri (terjun langsung di Suriah, bukan sekadar copas berita dari internet),
Penulis memberikan beberapa catatan terhadap berita tersebut sebagai berikut :
Anggap saja bahwa berita dari Dailiy Mail tersebut
memang benar, sungguh-sungguh terjadi. Tetapi harus dicatat bahwa kelompok yang
disebut sebagai “pemberontak Suriah” tidak satu seragam, satu bendera, satu
aliran dan satu pemikiran. Jadi, perlu dijelaskan terlebih dahulu,
“pemberontak” yang mana yang terlibat dalam “jihad seksual” tersebut.
Selalu ada rumput yang tumbuh bersama padi. Sebagaimana
dalam perjuangan kemerdekaan RI dahulu ada pribumi yang berkhianat, demikian
pula bisa jadi selalu ada “penjahat-penjahat” yang turut bergerak mirip
Mujahidin (disebut merdeka.com sebagai “pemberontak”). Masalahnya, apakah
kelompok ini patut kemudian disebut sebagai kelompok “pemberontak,” atau oknum?
Bukankah syiah yang membolehkan nikah mut’ah ?
Sejauh saya yang berinteraksi dengan para “pemberontak”
dalam tugas kemanusiaan HASI lalu, Penulis mendapat gambaran bahwa mereka
adalah pejuang Sunni, bukan Syiah yang menghalalkan adanya nikah mut’ah (kawin
kontrak/kawin sementara) sebagaimana disebut merdeka.com sebagai “jihad
seksual” tersebut.
Meski sebagian besar kelompok pejuang berakidah Ahlussunnah
wal Jamaah, namun ada juga kelompok Alawiyyin yang turut angkat senjata melawan
Bashar Asad. Motifnya bermacam-macam, mulai dari ketidakpuasan ekonomi, ambisi
politik, atau pilihan pragmatis. Kelompok Alawiyyin ini dekat dengan Syiah yang
memang menghalalkan nikah mut’ah.
Dalam berita tersebut, ditulis adanya fatwa yang
menganjurkan “jihad seksual” tersebut. Tetapi tidak jelas siapa yang berfatwa.
Ketidakjelasan sumber fatwa patut menimbulkan kecurigaan bahwa fatwa tersebut
sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang selama ini menghalalkan perzinaan
dengan label kawin sementara, seperti mut’ah.
“Jihad Seksual” dan kampanye hitam Syiah untuk memfitnah
pejuang ahlussunnah di Suriah
Ketidakjelasan siapa sebenarnya ke-13 gadis Tunisia yang
disebutkan telah menjajakan diri dalam “jihad seksual” tersebut. Tunisia adalah
sebuah negara dengan penganut Syiah cukup kuat, meski pemerintahannya Sunni.
Jangan-jangan ke-13 gadis tersebut adalah Syiah yang memang benar-benar
menjajakan dirinya ke sesama kelompok pro-Syiah, entah motif menjalankan
“ibadah” mut’ah atau character assassination terhadap pejuang
Suriah yang Ahlussunnah wal Jamaah.
Menyusuri sumber yang dikutip merdeka.com yaitu Daily Mail,
sumber tersebut selalu menyisipkan tanda kutip untuk menyebut jihad seksual.
Tanda kutip tersebut menyiratkan bahwa istilah jihad seksual sebenarnya tidak
ada, hanya kreativitas redaksi Daily Mail. Sayang, kecerdasan Daily Mail ini
tidak ikut ditiru oleh merdeka.com yang menghilangkan tanda kutip tersebut,
sehingga
mengesankan bahwa jihad seksual adalah bagian dari jihad.
Oleh : Abu Yahya, Jurnalis Majalah An-Najah Dan Pernah Turun
Langsung Ke Suriah.
Red : Abdul Aziz Al Makassary/ April 6, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar