Benar, ada banjir di Jakarta, Januari 2013.
Meningkahi banjir yang menggenangi wilayah ibukota itu justru ada banjir jenis
lain yang tidak kalah bahayanya. Yakni contoh buruk yang tidak sesuai dengan
akhlaq Islam.
Sebagaimana baru-baru ini diingatkan di nahimunkar.com,
bahwa ada banjir jenis lain yang lebih berbahaya. yaitu perusakan iman
dan akhlaq dengan berbagai bentuknya yang sifatnya seperti banjir, mengotori
bahkan menghanyutkan, namun tidak dibersihkan. Karena pelakunya atau yang
terkena limbah perusakan iman dan akhlaq itu belum tentu merasa atau menyadari
bahwa iman dan akhlaqnya telah rusak atau hanyut.
Lhah, ini malah ada tokoh pemberantas maksiat, tahu-tahu
memberi contoh buruk, berpose gandeng dengan artis Jupe yang dikenal seronok.
Si artis itu pernah ditolak oleh masyarakat daerah Pacitan ketika ada berita
dia mau mencalonkan diri untuk jadi pemimpin daerah. Ditolaknya itu karena
telah dikenal sebagai artis pengumbar aurat. Lha sekarang, justru digandeng
oleh tokoh pemberantas kemaksiatan ke tempat yang lagi banjir, lalu berpose
bagai pasangan terpilih dalam ormas dan sebagainya, berdampingan bahkan tangan
masing-masing saling menggamit. Astaghfirullah. Seandainya si Jupe itu isteri
sah Habib Selon pun tidak pantas berpose seperti itu di depan umum apalagi di
tempat orang yang sedang menderita kena banjir.
Kenapa ?
Bagaimana mau disebut pantas, lha wong si Jupe itu pakai
kaos ketat. Itu dalam hadits termasuk yang kaasiyaat ‘aariyat, berpakaian tapi
telanjang. Kecaman dan ancaman dalam hadits sangat nyata.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ
أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا
النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ
رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya
belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang
dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama
juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau
tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena
sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu
atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita
tersebut tidak masuk surga, dan tidak mendapatkan bau surga. Padahal bau surga
itu dapat tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” (HR Muslim
NO – 3971)
( ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة
كذا وكذا ) أي من مسيرة أربعين عاماً كما في رواية /التيسير بشرح الجامع الصغير ـ
للمناوى – (2 / 185)
“Wanita-wanita tersebut tidak masuk surga, dan tidak
mendapatkan bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak
perjalanan begini dan begini.” Artinya dari jarak perjalanan empat puluh tahun
sebagaimana dalam suatu riwayat. (Al-Munawi, syarah Al-Jami’ As-Shaghir huruf
shad).
Bagaimanapun, kasus itu jelas merupakan contoh buruk. Rawan
ditiru oleh anak buah sang tokoh, bahkan oleh siapa saja, karena gambarnya
beredar di televise, surat kabar, internet dan sebagainya. Padahal
mencontohi keburukan, telah diancam oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً
فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ
مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ
عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ
يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa yang memulai mengerjakan perbuatan baik
dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh
perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai
kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang
mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR
Muslim No. Hadist : 1691).
Semoga tulisan ini menjadi peringatan berharga bagi siapa
saja, hingga tidak mudah untuk berbuat mengikuti syahwat, apalagi mencontohi.
Karena perbuatan buruk kadang bukan sekadar terbatas skupnya, tapi bagai kata
pepatah, gara-gara nila setitik maka rusaklah susu sebelanga. Di antara contoh
nyata seperti apa yang ditulis di sebuah situs seperti berikut ini.
***
Habib Selon FPI Bergandengan dengan Jupe
Habib Selon dan Jupe
Kita tahu, Front Pembela Islam (FPI) yang ngakunya
sangat keras terhadap kemaksiatan ternyata hanya omong doang. FPI hanya berani
kepada rakyat kecil dan diduga tidak memberikan upeti.
Tadi pagi, saya melihat di televisi acara infotainment,
salah seorang petinggi FPI Habib Selon mengantar artis seksi Julia Perez. Dalam
mengantar itu, Habib Selon didampingi Jupe dengan pakaian yang cukup ketat.
Saya juga tidak habis pikir, Habib Selon yang ngakunya
berjuang memberantas kemaksiatan justru memperlihatkan keakraban dengan Jupe
yang berpakaian ketat dan seksi.
Dan lucunya lagi, sebuah media online mengkonfirmasi Habib
Selon tentang pakaian yang digunakan jupe, Habib Selon mengatakan, Jupe tidak
membuka aurat dan tidak ketat. Wah saya semakin pusing dengan FPI dan Habib
Selon. Nampaknya hanya duit ya…? Salam Tanya ( Ahmad Jono/ http://politik.kompasiana.com/ OPINI | 17
January 2013 | 10:28 )
***
Tidak pantas, bahkan ada ancaman dalam Islam
Seandainya tidak berdusta (dengan berkilah bahwa Jupe
tidak membuka aurat dan tidak ketat, padahal kenyataannya berkaos ketat,
yang hal itu dalam Islam sama sekali bukan pakaian syar’i), dan seandainya si
wanita itu berpakaian sopan pun, apakah boleh digandeng seperti dalam foto itu?
Tentu saja tidak. Karena Jupe bukan isteri sang habib itu.
Sedangkan memberlakukan bukan isterinya dengan bersentuhan seperti itu, ada
ancaman keras dalam hadits.
Di dalam sebuah hadits,
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ
قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ وَمَا بَايَعَهُنَّ إِلَّا بِقَوْلِهِ
“Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah
menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada
pemimpin).” (HR. Bukhari). Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang
bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ
مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ”. المعجم
الكبير للطبراني (15/ 143، بترقيم الشاملة آليا) الطبراني في معجمه الكبير ج
20/ ص 212 حديث رقم: 487
“Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi,
(itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak
halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan menurut Syaikh
Al-Albani)
Jika memandang saja terlarang, tentu bersentuhan lebih
terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar. (Dari artikel ‘Rayuan
Setan Dalam Pacaran — Muslim.Or.Id‘).
***
PERKATAAN MULIA SEPUTAR BAHAYA FITNAH WANITA
Kelezatan yang beraneka ragam dan warna ada di dunia.
Demikian pula pemandangan yang memesona. Allah Ta’ala menjadikan semua itu
sebagai ujian dan cobaan dari-Nya. Allah Ta’ala juga menjadikan para hamba
turun-temurun menguasainya, generasi demi generasi, agar Allah Ta’ala
melihat apa yang mereka lakukan di atasnya.
Segala macam kelezatan dunia adalah fitnah (godaan) dan
ujian. Namun, fitnah (ujian) dunia yang paling besar dan paling dahsyat adalah
wanita. Fitnah wanita sangatlah besar, Terjatuh ke dalam fitnah wanita
sangatlah genting dan amat besar bahayanya karena wanita adalah umpan dan
jeratan setan. Betapa banyak orang yang baik, sehat, dan merdeka yang diberi
umpan para wanita oleh setan. Orang itu pun menjadi tawanan dan budak
syahwatnya. Dia tergadai oleh dosanya (menjadi jaminan bagi dosanya). Sungguh
sulit baginya untuk lepas dari fitnah tersebut. Dosanya itu adalah dosa akibat
ulahnya sendiri karena tidak berhati-hati dan tidak menjaga diri dari bala
tersebut. Jika dia menjaga dirinya dan berhati-hati dari fitnah wanita, tidak
mencoba-coba masuk ke tempat-tempat masuknya tuduhan/prasangka, tidak menantang
fitnah, disertai meminta pertolongan dengan berpegang teguh kepada Allah
Ta’ala, niscaya dia akan selamat dari fitnah ini dan terbebas dari ujian ini.
Dari Ayat-ayat al-Quran al-Karim
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup
pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung
kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya
orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (QS Yusuf :23)
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Al Isra
:32)
2. Dari Hadits-hadits Nabawiyyah
Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu
alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى
الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang
lebih membahayakan para lelaki kecuali para wanita.” (HR.
Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dari Nabi
shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda
إِنَّ الدُّنْيا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ
مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْها فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ. فَاتَّقُوا الدنيا
وَاتَّقوا النِّساءَ, فَإنَّ أَوَّلَ فِتْنَة بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ
فِي النِّساءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau dan sesungguhnya Allah
menjadikan kalian penguasa di atasnya lalu Dia memperhatikan apa yang kalian perbuat.
Karenanya takutlah kalian kepada (fitnah) dunia dan takutlah kalian dari
(fitnah) wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama (yang menghancurkan) Bani
Israil adalah dalam masalah wanita.” (HR. Muslim no. 2742)
Bersabda Rasulullah shallallahu
’alaihi wasallam
:
إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ
فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ
قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ
Janganlah kalian masuk ke tempat-tempat wanita” , maka
seseorang bertanya:” bagaimana dengan ipar(sepupu) wahai Rasulullah? Beliau
menjawab :” ipar(sepupu) itulah letak kebinasaan”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
Bersabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam:
لا يخلون رجلٌ بامرأة إلا ومعها ذو محرم
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang
wanita yang bukan mahram baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ
وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ
إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa
yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya, maka
hijrahnya kepada (keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang
hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin
dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” (Bukhary
– Muslim)
Imam An Nawawi rohimahullohu menyebutkan:
“Para ulama menukil bahwa seseorang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia tidak
menghendaki, dengan hijrahnya itu, keutamaan berhijrah. Ia hanyalah berhijrah
supaya bisa menikah dengan seorang wanita yang bernama Ummu Qais, sehingga ia
dijuluki dengan Muhajir Ummi Qais (orang yang berhijrah demi Ummu Qais). (Ad
Durrah as-Salafiyah Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah).
Pada tahun kelima kenabian, Ubaidillah bin Jahsy dan
sejumlah sahabat hijrah ke Habasyah, tetapi dia akhirnya murtad, masuk agama
nasrani dan menikah dengan wanita nasrani di sana. (Shahih, Thabaqat
Ibnu Sa’ad)
3. Perkataan Para Ulama
Dari Ali bin Zaid dari Said bi Al-Musayyib, dia berkata, “Tidak
ada yang lebih mudah bagi setan untuk menggoda kecuali melalui perempuan.” Kemudian,
Said berkata “Tidak ada sesuatu yang lebih aku takutkan daripada
perempuan.” Padahal saat itu umurnya sudah lanjut, tua renta dan salah
satu penglihatannya telah buta sedangkan yang tersisa pun sudah kabur
penglihatannya karena rabun. (Siyar A’lam an Nubala’ 4/241)
Dari Imran bin Abdul Malik, dia berkata, “Said bin
Al-Musayyib berkata, :” Tidaklah syaitan berputus asa (untuk menaklukkan
manusia) kecuali dia akan datang memperdaya (menaklukkannya) dengan wanita.
“Aku tidak pernah merasa takut kepada sesuatu pun seperti
ketakutanku pada wanita.” Orang orang yang mendengarnya selanjutnya mengatakan,
“Sesungguhnya orang seperti Anda tidak pernah menginginkan wanita (untuk
dinikahi) dan tidak ada wanita yang mau mengawini anda,” Dia berkata, “Memang
itulah yang aku katakan kepada kalian.” (Siyar A’lam an Nubala’ 4/237)
Berkata Ibnu Sirin rahimahullah:” Demi Allah aku
tidak pernah memandang (wanita) selain istriku– Ummu Abdillah—baik ketika dalam
keaadan sadar ataupun dalam mimpi, sesungguhnya pernah aku bermimpi melihat
wanita dalam tidurku maka aku sadar bahwa dia tidak halal bagiku,seketika
kupalingkan pandanganku.
Adalah Rabi’ bin Khustaim rahimahullah senantiasa
memalingkan pandangannya dari kaum wanita, maka pada suatu saat lewat rombongan
kaum wanita dihadapannya, Rabi’ segera memejamkan kedua matanya sehingga para
wanita tersebut menganggapnya buta dan berlindung dari musibah buta.
Berkata Atho’ bin Abi Rabah rahimahullah :
“Jika aku diamanahi untuk menjadi penjaga baitul mal maka aku yakin akan mampu
menjaga amanah, namun aku tidak pernah merasa aman dari (fitnah wanita)
sekalipun terhadap seorang budak wanita hitam yang jelek.(Siyar A’lam an
Nubala’ 5/87).
Berkata Abu Al-Malih rahimahullah: ” aku pernah
mendengar Maimun bin Mihran berkata:”Jika diperintahkan untuk menjaga Baitul
mal lebih kusuka daripada diamanahi manjaga seorang wanita”. (Siyar A’lam an
Nubala’ 5/ 77).
Jarir bin ‘Athiyyah al-Khathafi rahimahullah bersenandung:
إِنَّ العُيُوْنَ الَّتِيْ فِي طَرْفِهَا
حَــوَرٌ قَتَلْنَنَا ثُمَّ لَمْ يُحْيِيْنَ قَتْــلاَناَ
يَصْرَعْنَ ذَا اللُّبِّ حَتَّى لاَ حَرَاكَ لَهُ
وَهُنَّ أَضْعَفُ خَلْقِ اللّهِ إِنْـسَاناَ
Sesungguhnya indahnya mata-mata hitam wanita jelita
Telah membunuh kita dan tiada lagi menghidupkannya
Mereka pun taklukkan si cerdas hingga tiada berdaya
Sedang mereka manusia paling lemah dari ciptaan-Nya
(dikumpulkan oleh abdulQohhar al-musnawy)
(nahimunkar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar