Ente Syi’ah?
Jika anda bertanya kepada seseorang yang jelas-jelas
berpaham Syi’ah dengan pertanyaan: “ente Syi’ah?” jawabannya pasti
bermacam-macam, namun nadanya sama yaitu menyangkal dirinya Syi’ah. Meski
menyangkal, namun mereka terus membela ‘kebenaran’ Syi’ah, mengeluarkan argumen
yang memihak dan menguntungkan Syi’ah.
Salah satu contohnya adalah: “Syi’ah khan Islam juga,
Tuhannya sama, kitab sucinya sama, dan mereka pergi berhaji ke Mekkah.” Jawaban
khas seperti ini seringkali meluncur dari mereka yang menyatakan dirinya bukan
Syi’ah dan memang tidak mau dibilang Syi’ah, hanya saja membela-bela Syi’ah,
namun tidak tahu banyak soal Syi’ah. Misalnya, mereka tidak tahu bahwa kalangan
Syi’ah punya (mempercayai) kitab suci yang berbeda dengan Al-Qur’an, namun
dalam rangka taqiyah hal itu tidak dipublikasikan secara terbuka kepada
khalayak dunia.
Kalangan Syi’ah percaya bahwa Al-Qur’an yang ada merupakan
kitab suci umat Islam, tidak asli lagi, sudah mengalami perubahan, sudah
mengalami proses ditambah dan dikurangi oleh para sahabat Nabi; sedangkan
Al-Qur’an yang asli dan lengkap berada di tangan ‘Ali yang kemudian diwariskan
kepada putera-puteranya, sekarang ada di tangan Imam Mahdi Al-Muntazhar
(lihat Ushul Madzahibi Al-Syi’ah, 1/202.).
Bukan hanya kitab suci khas Syi’ah yang mereka sembunyikan,
tetapi kitab-kitab Syi’ah yang memuat haqiqat aqidah dan syari’at Syi’ah juga
mereka sembunyikan, tidak dipublikasikan secara luas kecuali kepada kalangan
tertentu, sebab bila kitab-kitab seperti itu sampai terbaca umat Islam maka
akan menjadi senjata makan tuan. Namun, sepandai-pandai ulama Syi’ah
laknatullah menyimpan bangkai, akhirnya tercium juga oleh umat Islam berkat
kuasa Allah semata.
Contoh lainnya, bisa kita temukan pada posting
berikut ini, dari seseorang yang menolak dirinya dikatakan Syi’ah, namun tiada
henti membela Syi’ah. Materi posting ini diambil seutuhnya dari milis
Sabili beberapa tahun lalu (Tuesday, April 22, 2003 7:21 PM), yang dikrimkan
oleh Zulfan K (zulfan@telkom.net). FYI, Zulfan K adalah nama alias dari salah
satu (mantan) moderator milis tersebut, yang kemudian lebih konsentrasi menjadi
webmaster swaramuslim.
Ia berpendapat, Sunni dan Syi’ah hanyalah sekte atau aliran,
yang sangat berbeda dengan ahlul bait. Juga dikatakan, Syi’ah dulu sangat
berbeda dengan Syi’ah sekarang. Syi’ah di zaman ‘Ali ra – Hasan ra – Husein ra
adalah berarti pengikut setia ahlul bait. Jadi, ia menyangkal dirinya menganut
aliran Syi’ah tetapi ahlul bait. Baginya Syi’ah dan sunni sama-sama aliran dan
sekte yang berbeda dengan ahlul bait. Padahal, ahlul bait (yang dia maksud) itu
hanyalah nama lain dari Syi’ah yang sesat dan menyesatkan.
Materi posting selengkapnya kami tampilkan sebagai berikut:
From: “zulfank” <zulfan@telkom.net>
To: <sabili@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, April 22, 2003 7:21 PM
Subject: [Sabili] Al Imam Asy Syafi’i : Saya ini adalah
penganut Syi’ah
Assalamu’alaikum wr wb.
Saya masih belum mendapat pencerahan dari sdr. M Tofikur
Rahman tentang pernyataan beliau “Bid’ah besar akan dimulai disana”. Dan sdr.
Leo Imanov cukup jeli menyambung kebenciannya terhadap Ahlul Bait seperti
gayung bersambut membuat Thread Panjang dimilis sabili lengkap dengan link link
soal syiah sebagai “PENYAMBUNG LIDAH MUAWIYAH LAKNATULLAH”
Pertanyaan saya : “Apa dasarnya antum antum Membenci Ahlul
Bait”? Dapatkah anda membuktikan kepada dunia Islam bahwa Ahlul Bait
mengajarkan hal hal Bid’ah?
SYIAH dan/atau SUNNI adalah aliran yang sangat berbeda
dengan Ahlul Bait. SYIAH dulu sangat berbeda dengan SYIAH sekarang. SYIAH
dijaman Imam Ali – Imam hasan – Imam Husein adalah berarti pengikut setia Ahlul
Bait, namun antum antum harus INGAT bahwa setelah berkuasanya MUAWIYAH
LAKNATULLAH setelah membunuh Imam Ali… keadaan dibalik… seakan akan Islam
memusuhi Ahlul Bait.. dan bahkan membantai Imam Husein di Karbala? Kenapa?
karena Cinta pada Allah Subhanahu wa Ta’ala atau Cinta pada dunia /
Hubbud dunya? Walhasil… Ahlul Bait dan SYIAH menjadi seperti PKI jaman
Soeharto… diburu – dicekal dibunuh sampai habis. Dan akhirnya sudah barang
tentu akan banyak terdapat rekayasa rekayasa pembenaran yg berlangsung selama
bertahun tahun…. hingga ratusan tahun hingga sekarang ini…. Astaghfirullahal
adziim.
Tidak heran akan banyak hadist hadist Batil sekarang ini
untuk Pemebenaran sejarah kelam tsb yg telah membawa konflik berdarah dunia
Islam sampai akhirnya datanglah ke Khalifahan Al Imam Asy Syafi’i yang
menyatukan umat Islam saat itu kedalam Ahlul Sunnah Wal Jamaah.
Alhamdulillah.. saya mencari cari file lama dan
menemukan statement “Al Imam Asy Syafi’i sbb : “In kaana rofdlonhubbu ila
Muhammadin – Fal yasyahadisy syaqolanu inni rofdiyyi” (Artinya : Jika saya
akan dituduh orang Syi’ah karena saya mencintai keluarga Muhammad, maka
saksikanlah oleh seluruh manusia dan jin bahwa saya ini adalah penganut Syi’ah
(Al Imam Asy Syafi’i)
Setelah lama sekali dicekal oleh Saddam Husein, kedatangan
umat Islam ke karbala saat ini adalah untuk memperingati 40 hari wafatnya Imam
Husein Radhiyallahu ‘Anhu yang kebetulan juga disana terdapat makam Imam
Ali Radhiyallahu ‘Anhu – Imam Husein Radhiyallahu ‘Anhu
Kalau seandainya yg dimaksud oleh sdr. M Tofikur Rahman dan
Leo Imanov hal tersebut adalah “Bid’ah besar akan dimulai disana” maka saya
akan kutip pernyataan Al Imam Asy Syafi’i bahwa “Jika saya akan dituduh orang
Syi’ah karena saya mencintai keluarga Muhammad, maka saksikanlah oleh seluruh
manusia dan jin bahwa saya ini adalah penganut Syi’ah”
Syiah dan Sunni adalah Sekte / Aliran.. sebaiknya kita STOP
membicarakan segala perbedaan-2 dan keburukan keburukan yang tidak jelas
kebenarannya. Namun sebaliknya Imam Ali Radhiyallahu ‘Anhu dan Imam
Husein Radhiyallahu ‘Anhu adalah benar benar Keluarga Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam yang harus kita akui keberadaan & perannya nya dimasa
lampau dalam menegakkan Islam. Kenapa kita harus enggan dan malu? takut dituduh
syiah? atau kita sudah kepalang tanggung beraliran Sunni?
Yang wajib kita teladani adalah bukan Sunni dan/atau
Syiahnya akan tetapi suri tauladan Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
& Ahlul Baitnya dalam beramar ma’ruf wa nahi munkar dalam menegakkan ajaran
Islam yang sekarang ini sudah diwadahkan oleh Imam Syafe’i dalam ASWJ.
Mohon maaf.. bagi antum antum yang fanatik dengan Sunni
jangan so offence dengan saya. Saya sekedar mengingatkan untuk berhati hati
dalam mendebat SYIAH.
Tahukah anda 9 wali di Indonesia? Mereka semuanya adalah
cicit cicitnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Believe it
or not! kalau kita kita enggan untuk mengakuinya, layakkah kita meminta
Syafaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam?
Alhamdulillah ala niqmatil Islam – wa kafa biha
bin’niqmati washolatu wassalamu’ala syafi’il ummah, Syayyidina Muhammaddin
wa’ala alihi wasohbihi fi qulli : Innalloha wamala’ikatahu yussoluna alannabi –
Ya ayyuhalladzi na’amanu sollu alaihi wassalimu taslima (QS Al-Ahzaab
33:56).
Semoga ana mendapat pencerahan lebih lanjut.
Biasanya sosok ini hanya mem-forward materi tentang Syi’ah
dari situs www.fatimah.org. Hanya sesekali ia tampil dengan pemikiran
otentiknya yang amat sangat terpengaruh oleh Syi’ah. Sosok Zulfan K adalah
salah satu contoh dari generasi muda Islam yang kurang bekal, namun mendapat
indoktrinasi yang bagus oleh para misionaris Syi’ah sehingga menjadi begitu
militan. Tanpa ilmu, ia menjadi pembela Syi’ah yang emosional dan konsisten
dengan kesesatannya.
Masalah syair Imam Syafi’I tentang Rafidhah
Berikut ini penjelasan cukup baik dari seorang syaikh dalam
menolak klaim orang Syi’ah bahwa Imam Syafi’I pro Syi’ah:
Batilnya Syi’ah Rafidhah menjadikan bait syair Imam Syafi’I
rahmatullahi alaih sebagai saksi.
Al-Hamdulillah. Shalawat dan salam atas Rasulillah, dan atas
keluarganya, sahabatnya, dan yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari
qiyamat.
Setelah yang demikian…
Di sela-sela perjalananku dalam lapangan agama aku
perhatikan banyak dari orang Syi’ah Rafidhah menjadikan bait syair Imam
As-Syafi’I rahmatullahi ‘alaihi sebagai saksi, yang syairnya itu berbunyi:
إن كان رفضاً حبُّ آلِ محمدٍ … فليشهدِ الثقلانِ
أَني رافضي
Jika benar Syi’ah Rafidhah itu adalah cinta keluarga
Muhammad…
maka hendaklah jin dan manusia bersaksi bahwa aku adalah
orang Syi’ah Rafidhoh.
Di antara mereka (orang Syi’ah) menjadikannya saksi dan
berhujjah (berdalih) dengan syair itu.
Sebagian mereka meletakkan syair itu pada tanda tangannya.
Dan yang lainnya berkata, cukup bagiku perkataan As-Syafi’i. Dan seterusnya…
Di antara mereka menyangka bahwa Imam As-Syafi’I mendukung
mereka dan menisbahkan dirinya dengan mereka dan kepada aqidah mereka yang
rusak lagi menyeleweng. Ini adalah sebenar-benarnya dusta dan bohong, tetapi
hal ini bukanlah barang baru dalam Syi’ah Rafidhah, bahkan berasal dari tulang
sulbi aqidah mereka.
Dan ini adalah dakwah yang batil, bahkan bait syair Imam
Syafi’I itu adalah hujjah (argumen) yang menimpa mereka (Syi’ah Rafidhah),
bukan mendukung mereka. Untuk anda, keterangan berikut ini:
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا
أَوَّلُ الْعَابِدِينَ(81)
Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai
anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). (QS
Az-Zukhruf: 81).
Tidaklah Allah memiliki anak, Maha Suci Allah. Lafal itu
hanyalah sebagai penolakan jauh-jauh terhadap ucapan orang-orang musyrikin dan
persangkaan mereka. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka katakan
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ
عُلُوًّا كَبِيرًا(43)
Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan
dengan ketinggian yang sebesar-besarnya. (QS Al-Israa’: 43).
Allah Ta’ala telah mengabarkan dalam ayat itu dengan إِنْ (jika benar), dan demikian pula As-Syafi’I
berkata :
( إن
كان رفضاً حب آل محمد )
Jika benar Syi’ah Rafidhah itu adalah cinta keluarga
Muhammad… itu adalah merupakan penolakan jauh-jauh darinya untuk menjadikan
cinta keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu sebagai Syi’ah
Rafidhah.
Demikian pula pada hari ini kami katakan penolakan terhadap
orang-orang sekuler dan para pengekornya: Jika benar bahwa berpegang teguh
dengan Islam dan berjalan di atas manhaj (pola pemahaman)nya dan petunjuknya
itu adalah primitif dan konserpatif, maka saksikanlah, bahwa kami adalah
orang-orang primitive dan konserpatif. Maka yang ini persis yang ini.
Adapun pendapat Imam Syafi’I yang sebenarnya mengenai Syi’ah
Rafidhah: Maka sesungguhnya dia (Imam Syafi’I) belum pernah melihat seorang pun
yang kesaksiannya lebih dusta dibanding orang Syi’ah Rafidhah. (Adz-Dzahabi, Siyaru
a’laamin Nubalaa’ juz 10 halaman 89). (Syaikh Ali bin Nayif Ash-Shahud, Syubahtur
rafidhah haulas shahabah radhiyallahu ‘anhum waradduha, juz 2 halaman 55).[1]
Dari keterangan itu, nyata benar ngawurnya netter yang kini
konsentrasinya ke swaramuslim.net itu.
Kenyataannya, banyak sosok seperti ini yang tanpa bekal ilmu
dan pengetahuan yang cukup menjadi pendukung Syi’ah tanpa dibayar. Masih
mending Jalaluddin Rakhmat atau Quraish Shihab, mereka menjadi pendukung Syi’ah
atau ahlul bait tapi kemungkinan mendapat bayaran yang pantas, sehingga unsur
duniawinya masih bisa diperoleh. Bandingkan dengan generasi muda pembela Syi’ah
secara sukarela dan emosional macam Zulfan K, sudah tidak dibayar masih
ketahuan ngawurnya yang sangat memalukan pula. Kasihan sekali.
بطلان استشهاد الرافضة ببيت شعر الشافعي رحمة
الله عليه
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى
آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
أما بعد …
من خلال تجولي في الساحات الدينية لاحظت الكثير
من الرافضة يستشهدون ببيت شعر الإمام الشافعي رحمة الله عليه الذي يقول فيه
:
إن كان رفضاً حبُّ آلِ محمدٍ … فليشهدِ الثقلانِ
أَني رافضي
منهم من يستشهد ويحتج به
ومنهم من يضعه في توقيعه .
وآخر يقول يكفيني قول الشافعي ….ألخ
.
زعماً منهم بأن الإمام الشافعي يؤيدهم وينتسب
إليهم وإلى عقيدتهم الفاسدة المنحرفة .
وهذا هو عين الكذب والافتراء ولكن هذا ليس بجديد
على الرافضة ، بل من صلب عقيدتهم .
وهذه الدعوة باطلة بل ، هي حجةٌ عليهم لا لهم ،
وإليك البيان :
يقول الله عز وجل في سورة الزخرف آية ( 81 ) ((
قل إن كان للرحمن ولد فأنا أول العابدين )) فليس للرحمن ولد سبحانه ، وإنما ذلك
استبعاداً لقول المشركين ومزاعمهم تعالى الله عما يقولون علواً كبيراً ، قد عبر
الله عز وجل في الآية بـ ( إن ) وكذا قال الشافعي رحمه الله ( إن كان رفضاً حب آل
محمد ) استبعاداً منه أن يكون حب آل محمد صلى الله عليه وسلم رفضاً
.
وهكذا نقول اليوم رداً على العلمانيين وأذنابهم :
إن كان التمسك بالإسلام والسير على منهاجه وهديه تخلفاً ورجعية فأشهدوا بأننا
رجعيون ومتخلفون . ( فهذا من هذا ) .
أما حقيقة رأي الإمام الشافعي رحمه الله في
الروافض : ( فإنه لم يرى أحداً أشهد بالزور من الرافضة ) سير أعلا م النبلاء ( ج10
ص89 )
وقال في بيت من أبيات شعره :
قالوا ترفضت ؟ قلت : كلا … ما الرفض ديني ولا
اعتقادي
والآن من الأولى بالرافضة أن يستحوا على وجوههم
وأن لا يستشهدوا بما هو ضدهم . ولكن ماذا تقول ؟! العقل حجة .
يقول شيخ الإسلام رداً عليهم:
إن كان نصباً حب صحب محمدٍ * * * فاليشهد الثقلان
أني ناصبي
(الكتاب : شبهات الرافضة حول الصحابة رضي الله
عنهم وردها
جمعه ورتبه ونسقه
الباحث في القرآن والسنة
الشيخ علي بن نايف الشحود)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar