Inilah sorotannya
***
Gerilya Misionaris Syi’ah di Bidang Media
M. Fachry
Sabtu, 11 Februari 2012 22:46:52
Benarkah ada gerilya misionaris syi’ah di bidang media?
Siapa saja mereka? Berikut perkembangan gerilya misionaris syi’ah di bidang
media, khususnya yang sedang menjadi perbincangan hangat mengikuti maraknya
penyebaran faham syi’ah dengan berbagai macam cara, termasuk media. Semoga
bermanfaat!
Ada Apa Dengan Republika?
Salah satu media yang kerap diduga dan telah disusupi faham
syi’ah adalah Harian Umum Republika. Harian yang sering mengklaim media Islam
ini sering dikeluhkan mengapa beritanya tentang Iran terus-menerus.
Salah satu keluhan kepada Republika mencuat saat
diselenggarakannya tabligh akbar tentang “Menyingkap Tabir Syi´ah” di Masjid
Baitul Karim Kebon Kacang Tanah Abang Jakarta, Ahad 5 Feb 2012/12 Rabi´ul Awwal
1433H.
Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, penulis buku “Aliran dan Paham
Sesat di Indonesia” yang menjadi nara sumber pada acara tabligh akbar tersebut
pun menceritakan bahwa di tahun 2002 dirinya pernah berhadapan dengan Haidar
Bagir, pemimpin Harian Umum Republika, yang memprotes dan keberatan namanya
ditulis dalam judul Gerakan Syi’ah di Indonesia.
Harian Umum Republika yang pernah dipimpin oleh tokoh syi’ah
Haidar Bagir ini dikenal “rajin” menampilkan berita-berita tentang Iran, bahkan
kini secara terang-terangan mendukung propaganda kaum sesat syi’ah.
Hari Kamis (09/02/2012), Harian Umum Republika dengan
terang-terangan memuat iklan “terselubung” dari Yayasan Muslim Indonesia
Bersatu (YMIB), berjudul “MELAWAN POLITIK ADU DOMBA DENGAN PERSATUAN UMAT”.
Tidak tanggung-tanggung, Harian Umum Republika memuat iklan
propaganda sesat syi’ah itu setengah halaman korannya hanya untuk menyatakan
keabsahan syi’ah sebagai aliran dalam Islam. Parahnya lagi, syi’ah mencatut
beberapa nama ulama sunni, dan mengatakan bahwa Syiah diakui sedikitnya di 48
negara, yang dimuat dalam Risalah ‘Amman. Dalam risalah yang dinukil YMIB itu
dikatakan bahwa Mazhab Jakfari juga bagian dari Islam.
Tulisan setengah halaman ini berisi ajakan taqrib (pendekatan)
Sunni-Syiah. Iklan berisi ajakan membangun persatuan ummat, khususnya antara
Muslim Ahlu Sunnah wal-Jamaah dengan pengikut Syiah ini juga mengutip
pernyataan berbagai ulama Sunni, seolah-olah nampak indah.
Ustadz Fahmi Salim, MA, Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan
Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menulis artikel berjudul “Distorsi Syiah Di Balik
Ajakan “Persatuan” Umat”, guna menangkal terjadinya distorsi propaganda Syi’ah
di balik ajakan “Persatuan”.
Parahnya, artikel ini juga dikutip situs Syi’ah IRIB, (http://indonesian.irib.ir/beranda)Iran
Indonesian Radio, Irib World Service, yang merupakan propaganda langsung
kepanjangan tangan rezim syi’ah Iran.
Melihat sepak terjang Harian Umun Republika, khususnya
keberadaan Haidar Bagir, seringnya memuat artikel pro syi’ah, dan juga memuat
iklan-iklan propaganda syi’ah, maka sudah saatnya kita mempertanyakan ada apa
dengan Republika?
Radio Silaturahim Pro Syi’ah?
Kontroversi adanya media-media khusus sebagai corong atau sarana
propaganda syi’ah kali ini menimpa Radio Silaturahim (Rasil), sebuah radio
berlabel Islam yang mengudara pada frekwensi AM 720. Radio Silaturahim atau
yang biasa disingkat Rasil, dinamakan demikian,karena beralamat di jalan Masjid
Silaturrahim No. 36 Halimanggis, Cibubur, Bekasi.
Kontroversi mencuat ketika artikel berjudul “Radio Rasil Pro
Syiah?” tulisan Ustadz Hartono Ahmad Jaiz yang dikirim ke situs Eramuslim
dimuat di situs tersebut. Tulisan itu mengundang pihak Rasil AM 720 melayangkan
bantahan dan klarifikasi melalui Geisz Chalifah, Manager Humas Radio
Silaturahim (Rasil AM 720).
Isi bantahan dari fihak Rasil maupun tanggapan dari fihak
Eramuslim bisa dibaca lebih detail dihttp://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/bantahan-dan-klarifikasi-radio-silaturahim.htm
Artikel berjudul “Radio Rasil Pro Syiah?” bisa dibaca
lengkap di situs nahimunkar.com, tepatnya dihttp://nahimunkar.com/10988/radio-silaturahim-pro-syiah/ Dalam
artikel tersebut, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, mengkritisi siaran Rasil yang
bermoto “Untuk Islam Yang Satu” khususnya Tausiah Sore, dengan nara sumber
Ustadz Zen Al-Hady, yang berlangsung sejak pukul 16.00 WIB hingga menjelang
adzan magrib, di edisi 02 Februari 2011.
Dalam tulisan tersebut, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menangkap
kesamaan pandangan Ustadz Zen Al-Hady, dengan pendukung syi’ah sebelumnya,
seperti Said Agil Siradj, Umar Shihab, yang mengatakan syi’ah sudah ada sejak
dulu, dan mereka bagian dari Islam karena orang Syi’ah diizinkan ber-Haji ke
tanah suci. Alasan lainnya, Republik Syi’ah Iran merupakan anggota OKI dan
anggota Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Sedunia).
Banyak lagi yang diungkapkan oleh Ustadz Hartono Ahmad Jaiz,
mengomentari Ustadz Zen Al Hady, yang menurutnya ingi membentuk sebuah opini
yang bagus, namun klise. Kesimpulannya menyesatkan!
Dari sinilah Ustadz Hartono Ahmad Jaiz merasakan bahwa Radio
Silaturahim (Rasil) pro syi’ah. Dan menurutnya hal ini bukan hanya didasarkan
pada pernyataan ustadz Zen Al-Hady saja, tetapi selama ini di Rasil ada sosok
narasumber bernama ustadz Husin Alatas yang oleh umat Islam
diidentifikasi sebagai salah satu misionaris Syi’ah.
Menurut Ustadz Hartono, indikasi syi’ah yang bisa ditemukan
pada diri Ustad Husen Alatas antara lain ketika Ustadz Husen Alatas menjawab
sebuah pertanyaan dari pendengar yang dibacakan pembawa acara Rasil AM720, yang
terjadi pada Selasa malam (sekitar jam 23:00 wib) tanggal 25 Oktober 2011 (28
Dzulqa’dah 1432H), ia menggunakan kesempatan itu untuk melampiaskan syahwat
paham sesat Syi’ah yang cenderung meremehkan Imam Bukhari dan Muslim yang
diakui otoritasnya oleh ummat Islam di dunia sebagai perawi hadits shahih.
Ustadz Husen Alatas kala itu pernah mengatakan salah satu
hadits riwayat Muslim dengan tudingan sebagai hadits palsu. Yaitu, hadits yang
isinya antara lain mengatakan bahwa “orang tua Nabi di neraka”. Juga, ada satu
hadits riwayat Bukhari yang dikatakannya menjijikkan. Yaitu, salah satu hadits
yang mengatakan bahwa “Fathimah datang ke Nabi Muhammad dan berkata agar Nabi
bersikap adil kepada istri-istrinya sebagaimana kepada Aisyah, dan ketika
Fathimah datang kepada Nabi Muhammad, beliau sedang berada di pangkuan Aisyah”.
Bahkan, ustadz Husen Alatas seperti tidak mengakui
eksistensi dan otoritas Imam Bukhari dan Muslim dengan seolah-olah memposisikan
keduanya sebagai bukan termasuk ulama yang berhak menilai shahih tidaknya
hadits. Karena menurut Husen Alatas, Bukhari dan Muslim hanya mengumpulkan
riwayat. Sedang yang menentukan shahih atau tidaknya hadits adalah ulama
rabbaniyyin berdasarkan Al-Qur’an dan akal. Husen Alatas mereduksi otoritas
Imam Bukhari dan Muslim hanya sebagai pengumpul riwayat (hadits). Ini salah
satu ciri khas watak penganut paham sesat Syi’ah yang senantiasa menentang
hadits Bukhari dan Muslim.
Contoh lain yang mempertegas kaitan ustadz Husen Alatas
dengan Syi’ah adalah sebagaimana diungkap dalam buku berjudul Aliran
dan Paham Sesat di Indonesia yang terbit sejak 2002, bahwa ustadz
Husen Alatas cukup aktif menghadiri acara-acara yang diselenggarakan kalangan
syi’ah di gedung Darul Aitam, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sementara itu, mengenai Ustadz Zen Al-Hady, yang juga pernah
menjadi nara sumber di Rasil AM 720, masyarakat sudah lama mengenali beliau
sebagai misionaris Syi’ah, antara lain melalui kedudukannya sebagai Dewan
Pembina di Yayasan Fathimah yang bermarkas di Jalan Batu Ampar III No.14,
Condet, Jakarta Timur 13520. Yayasan Fathimah adalah salah satu dari sekian
puluh Yayasan Syi’ah yang bertebaran di Indonesia.
Dengan keberadaan Ustadz Zen Al-Hady, dan Ustadz Husen
Alatas yang track recordnya telah dikenali sebagai misionaris faham
sesat syi’ah, dan jika keduanya dijadikan nara sumber oleh Rasil AM 720, maka
munculah pertanyaan apakah Radio Silaturrahim Pro Syi’ah?
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)
(nahimunkar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar