Sebuah buku
panduan untuk masa kehamilan yang sangat menyesatkan disebar oleh sepasang
suami istri atau bisa dikata dua misionaris Syiah di Makassar. Buku penyesat umat yang berjudul “Merajut
Selendang Kasih Atas Kelahiran Sayyidah Fathimah Az-Zahra” itu dibagikan
dalam acara syukuran kelahiran anak mereka yang dirangkaikan dengan pengajian
yang diisi oleh seorang ustadzah Syiah yang bernama Ibu Widodo.
Sebagaimana
layaknya ajaran Syiah, buku ini juga memuat beberapa hal nyeleneh dan
menyimpang dari akidah Islam. Anda bisa lihat pada beberapa gambar scan buku
tersebut di bawah ini:
Dibagikan di
Makassar tepatnya di sebuah perumahan di kecamatan Rappocini kota Makassar pada
hari Rabu, 4 Agustus 2010. Bagi warga sekitar kompleks tersebut diharapkan agar
waspada dengan buku-buku aneh yang disebarkan oleh aliran sesat. Buku-buku
seperti ini bisa juga disebar di daerah tempat Anda tinggal sekarang.
(scan daftar
isi)
Anda bisa
melihat daftar isi yang ada dalam buku tersebut. Di antara penyimpangan yang
kami dapatkan adalah shalat orang tua untuk anak dan shalat anak untuk orang
tua. Padahal kita tahu bahwa segala ibadah yang kita lakukan haruslah
berdasarkan dalil. Sedangkan untuk dua shalat ini tidak ada dalilnya dan
perintahnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
(scan:
sekapur sirih)
Dalam kotak
merah disebutkan hadis (baca: sangat dhaif) dari Ja’far Ash-Shadiq bahwa dua
malaikat mendatangi janin yang berada diperut ibunya, lalu keduanya meniupkan
ruh kehidupan dan keabadian. Kemudian dengan izin Allah SWT keduanya membuka
pendengarannya, penglihatannya, dan seluruh anggota badan serta seluruh yang
terdapat di perut.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ajaran Islam bersumber dari Allah dan Rasul-Nya, bukan
ulama. Begitulah Allah subhanahu wa ta’ala gariskan (Baca
QS. An-Nisa’: 59)
Padahal dalam Shahihain
Bukhari Muslim, Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama
40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam
waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula.
Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan
diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya,
amalannya, sengsara atau bahagianya.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Di atas garis
merah tebal tertulis kalimat “dan syaratkanlah bada’ (penghapusan atas apa
yang telah ditetapkan).” Akidah ini sangat persis dengan apa yang terdapat
dalam kitab induk mereka tentang Aqidah Bada’, “Seseorang belum dianggap
beribadah sedikitpun , sehingga ia mengakui adanya sifat bada’ pada-Nya”
(Ushul Kafi, Kitab at-Tauhid). Ini sama dengan menetapkan kebodohan pada Allah.
Karena Bada’ artinya jelas, yang
sebelumnya masih samar atau berarti
munculnya pendapat baru. Bada’ dengan kedua arti tadi berkait erat
dengan didahuluinya ketidaktahuan, atau munculnya pengetahuan baru. Kedua sifat
itu tentu saja mustahil bagi Allah, tapi Syiah dengan lancangnya menetapan
sifat tersebut pada Allah yang Mahatahu segala sesuatu yang telah, sedang dan
yang akan terjadi.
Padahal Allah
berifrman,
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا
يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلَّا
فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)“. (QS. Al-An’am: 59)
Dua misionaris
tersebut masing-masing bernama Irma Sucimawarni dan Muh. Reza Hardiansah.
(scan hal. 11, 12 dan 13)
Permulaan doa
yang menyebutkan Fathimah radhiyallahu anha berbicara dengan malaikat di
hal 11 bawah. Bersambung di halaman 12, berbunyi, “Salam atasmu duhai yang berbicara
dengan Malaikat”
Inikah
keyakinan Syiah yang menyatakan bahwa Fathimah juga seorang Nabi? Kemudian
mendapat wahyu yang disebut mushaf fathimah? Tidakkah ini menyesatkan?
Ditambah lagi dengan
lafaz syahadat kepada Fathimah di hal 13, “Aku bersaksi bahwa engkau
berada di atas kebenaran dari Tuhanmu dan siapa yang menyenangkanmu berarti
telah menyenangkan Rasul Allah saw. Siapa yang menyakitimu berarti menyakiti
Rasulullah saw.” Apakah ini berarti syahadatnya bertambah? Wallahul musta’an,
begitu mudahnya kesesatan tersebar di masyarakat kita. Olehnya apakah masih
pantas ada aktivis dakwah tidak tampil membela agamanya yang sedang
diinjak-injak ini?
(lppimakassar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar