Jawaban Ilmiah Terhadap Situs dan Blog Penentang Manhaj Salaf (Bag 1)
Muqaddimah
Saudaraku kaum muslimin, semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua….
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan AlQur'an dan mengutus
Rasul-Nya sebagai pemberi petunjuk ke jalan yang lurus. Sesungguhnya
Nabi Muhammad shollallaahu 'alaihi wasallam benar-benar telah
mewariskan ilmu Dien yang jelas, terang benderang, sebagai pedoman bagi
kita. Beliau bersabda :
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلِهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
" Sungguh telah aku tinggalkan kalian di atas (cahaya) yang putih,
malamnya bagaikan siangnya, tidaklah ada yang menyimpang darinya
sepeninggalku, kecuali ia akan binasa" (H.R Ahmad, Ibnu Majah, dan
al-Haakim).
Semoga Allah senantiasa melimpahkan sholawat dan salam-Nya untuk beliau
yang telah membimbing kita dengan kasih sayang dan semangat beliau
yang tinggi agar hidayah dan segenap kebaikan sampai kepada kita.
Beliau adalah sebagaimana yang Allah nyatakan :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin" (Q.S AtTaubah:128).
Alhamdulillah, sepeninggal para Nabi, Allah bangkitkan para Ulama'
sebagai pewarisnya. Para Ulama' tersebut menyebarkan ilmunya,
membimbing umat untuk mengetahui mana yang haq dan mana yang batil,
agar tidak tersamarkan.
Melalui tinta-tinta yang menggoreskan ilmu mereka, umat setelahnya
menjadi terbimbing dalam melangkah dan meniti jalan menuju shirothol
mustaqiim..
Namun, sebagai suatu sunnatullah, akan selalu ada para penentang Tauhid
dan Sunnah, serta penyebar kebencian terhadap para Ulama' Ahlussunnah.
Dalam berbagai media, mereka berusaha menjauhkan kaum muslimin dari
Ulama' Ahlussunnah yang sesungguhnya. Mereka berusaha mendiskreditkan
para Ulama', memfitnah mereka, dan tidak segan-segan menukilkan
kisah-kisah dusta dan tidak berdasar untuk mencapai tujuan tersebut.
Saat ini, telah mulai tumbuh situs-situs maupun blog di internet yang
memusuhi Ulama' Ahlussunnah dan memusuhi dakwah kepada Tauhid dan
Sunnah Nabi di atas pemahaman Salafus Sholeh. Semoga Allah memberikan
hidayah kepada para pengelola maupun penulis di situs-situs tersebut
agar kembali ke jalan yang lurus.
Secara bertahap, InsyaAllah akan dituliskan bantahan terhadap
tulisan-tulisan penentang Sunnah tersebut. Semoga Allah memberikan
kemudahan. Ada banyak situs/ blog yang menyimpang dari Manhajus Salaf
Ahlussunnah. Di antaranya, yang akan sedikit dikupas pada tulisan kali
ini adalah blog : ### tobat. Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta'ala
memberikan kemudahan untuk terbitnya tulisan-tulisan bantahan bagi
situs-situs sejenis (baik merupakan tulisan penulis yang sama, ataupun
dari sebagian asatidzah Ahlussunnah yang lain). Hanya kepada Allah-lah
kita berharap dan memohon pertolongan.
Bantahan terhadap blog ### tobat.
Blog ### tobat adalah salah satu blog yang menyimpang dan merupakan
penentang Sunnah. Bisa mudah ditemui di beberapa tulisan dalam blog itu
hadits-hadits yang lemah atau bahkan palsu (maudlu'), serta penentangan
terhadap hadits yang shohih dengan alasan bahwa itu adalah hadits
ahad. Untuk tulisan kali ini akan diangkat 4 poin utama yang
menunjukkan penyimpangan aqidah di blog tersebut :
1) Keyakinan Bahwa Nur Muhammad adalah Makhluq Pertama
Pada artikel di blog tersebut dengan judul : Nur Muhammad Menurut Al-qur’an & Hadits
Pada bagian tersebut dinyatakan suatu kalimat yang dianggap sebagai hadits :
Daripada Ka’ab al-Ahbar: " Tatkala Allah ta’ala berkehendak untuk
menciptakan Nabi Muhammad s.a.w., Dia memerintahkan Jibril a.s. untuk
membawakan segenggam tanah putih yang merupakan tanah tempat Junjungan
Nabi s.a.w. dimakamkan nanti. Maka diulilah tanah tersebut dengan air
Tasniim (air syurga) lalu dicelupkan ke dalam sungai-sungai syurga.
Setelah itu, dibawakan dia berkeliling ke serata langit dan bumi. Para
malaikat pun mengenali Junjungan Nabi s.a.w. dan keutamaan baginda
sebelum mereka mengenali Nabi Adam a.s. Ketika nur Junjungan Nabi
s.a.w. kelihatan di kening dahi Nabi Adam a.s., dikatakan kepadanya:
"Wahai Adam, inilah sayyid (penghulu) keturunanmu daripada para anbiya’
dan mursalin.
Tatkala Siti Hawa mengandungkan Nabi Syits berpindahlah Nur Muhammad
tersebut kepada Siti Hawa. Siti Hawa yang biasanya melahirkan anak
kembar setiap kali hamil, tetapi pada hamilnya ini dia hanya melahirkan
seorang anak sahaja iaitu Nabi Syits kerana kemuliaan Junjungan Nabi
s.a.w. Maka sentiasalah berpindah-pindah Nur Muhammad daripada seorang
yang suci kepada orang suci yang lain sehinggalah baginda dilahirkan.
Sekilas penulis mengesankan hadits itu adalah shahih, namun tidak
dijelaskan diriwayatkan dalam kitab apa dengan sanad yang bagaimana.
Setelah kita kaji lagi, sebenarnya hadits itu adalah maudlu'' (palsu),
tidak ada asalnya.Sebagaimana dijelaskan oleh Imam as-Suyuthy ( seorang
'alim yang sebenarnya dijadikan panutan oleh mereka juga) dalam kitab
al-Haawi fil Fatwa juz 1 hal 325 : ' Hadits tersebut tidak memiliki
sanad yang bisa dijadikan sandaran' . Di dalam kitab Kasyful Khofa''
hanya diisyaratkan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh Abdurrozzaq,
namun jika ditelusuri, hadits tersebut tidak ditemukan dalam
kitab-kitab yang disusun Abdurrozzaq, baik di dalam kitab
Mushonnaf-nya, al-Jaami', atau Tafsir.
Justru hadits tersebut bertentangan dengan hadits shohih yang lainnya
yang menunjukkan bahwa yang diciptakan Allah pertama kali adalah
al-Qolam (pena) bukan Nur Muhammad, sebagaimana disebutkan dalam hadits
:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ اكْتُبْ
قَالَ رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ
حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
" Sesungguhnya yang pertama Allah ciptakan adalah pena. Kemudian Allah
berfirman padanya : 'Tulislah!' Pena bertanya : 'Apa yang aku tulis
wahai Tuhanku?'. Allah menyatakan : Tulislah taqdir segala sesuatu
sampai hari kiamat " (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, dan Ahmad dari Ubadah
bin As-Shoomit).
Sesungguhnya yang tercipta dari 'nur' (cahaya) adalah Malaikat, bukan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam hadits :
خُلِقَتْ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
"
Malaikat diciptakan dari nuur (cahaya) dan Jin diciptakan dari nyala
api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan pada kalian "(H.R
Muslim dari 'Aisyah).
2) Tidak Boleh Menanyakan : Di Mana Allah ?
Pada artikel di blog tersebut dengan judul :Kitab al-Farq baina al-Firaq (Abu Manshur Al-baghdadi) : Allah Ada Tanpa Tempat
Pada bagian ini dinukilkan atsar yang dianggap bersumber dari Sahabat Ali bin Abi Tholib :
Sayyidina Ali -semoga Allah meridlainya- juga mengatakan yang maknanya:
"Sesungguhnya yang menciptakan ayna (tempat) tidak boleh dikatakan
bagi-Nya di mana (pertanyaan tentang tempat), dan yang menciptakan kayfa
(sifat-sifat makhluk) tidak boleh dikatakan bagi-Nya bagaimana"
(diriwayatkan oleh Abu al Muzhaffar al Asfarayini dalam kitabnya
at-Tabshir fi ad-Din, hal. 98)
Cukuplah hal tersebut bertentangan dengan hadits Nabi yang shohih, yang
justru Nabi sendiri bertanya " Di mana Allah ? " sebagai bentuk ujian
keimanan seorang budak wanita" :
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اْلحَكَمِ أَنَّهُ لَمَّا جَاءَ بِتِلْكَ
اْلجَارِيَةِ السَّوْدَاءَ قاَلَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيْنَ اللهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا
قَالَتْ أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
"Dari Mu’awiyah bin al-Hakam bahwasanya dia mendatangi Rasulullah
dengan membawa seorang budak wanita hitam. Kemudian Rasulullah
shollallaahu ‘alaihi wasallam bertanya pada budak wanita tersebut:’ Di
mana Allah?’ Budak itu menjawab,’Di atas langit’ . Rasul bertanya
lagi,’Siapakah aku?’ Budak itu menjawab,’Engkau adalah utusan Allah’.
Maka Rasul berkata:’Merdekakanlah ia karena ia adalah mukminah (wanita
beriman)’ (H.R Ahmad, Muslim, Abu Dawud, AnNasaai, Malik, dan
AsySyafi’i)
3) Keyakinan bahwa Ayah dan Ibu Nabi Muhammad masuk surga
Pada artikel di blog tersebut dengan judul : Ayah dan Ibu Nabi Muhammad SAW Masuk Sorga
Panjang lebar penulis blog tersebut menjelaskan bahwa ayah dan ibunda
Nabi masuk surga. Padahal itu bertentangan dengan hadits yang shahih :
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِي قَالَ
فِي النَّارِ فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي
النَّارِ
" dari Anas bin Malik bahwasanya seorang laki-laki berkata : Wahai
Rasulullah di mana ayahku ? Nabi bersabda : ' di neraka' . Ketika orang
tersebut berpaling, Nabi memanggilnya lagi dan bersabda :
'Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di an-naar (neraka) (H.R Muslim).
Penulis blog tersebut berusaha mati-matian menolak hadits ini dengan
alasan bahwa hadits ini adalah ahad. Subhaanallah, dia menolak hadits
yang shohih dengan alasan hanya hadits ahad, karena bertentangan dengan
hawa nafsunya, namun di saat lain ia berdalil dengan hadits yang bukan
sekedar ahad, namun justru tidak memiliki sanad yang jelas (seperti
pada poin ke-1 di atas dan akan dikemukakan pada poin ke-4, Insya
Allah). Padahal, keyakinan Ahlusunnah adalah hadits shohih bisa
digunakan sebagai hujjah dalam masalah hukum maupun akidah. (Untuk
melihat penjelasan lebih lanjut tentang ini bisa dilihat pada blog
albashirah.wordpress.com pada tulisan : Hadits Ahad Hujjah dalam Masalah
Aqidah dan Hukum bag ke-1 sampai ke-4).
Imam AnNawawi menjelaskan dalam Syarh Shohih Muslim tentang hadits di atas :
(dalam hadits ini terkandung faidah) : " Bahwasanya barangsiapa yang
meninggal dalam keadaan kafir, maka dia masuk anNaar, dan tidaklah
bermanfaat baginya kedekatan hubungan kekeluargaan dengan orang-orang
yang dekat (dengan Allah). Di dalamnya juga terkandung faidah bahwa
orang yang meninggal dalam masa fatrah, yang berada di atas kebiasaan
orang Arab berupa penyembahan berhala, maka dia termasuk penghuni
annaar. Dan tidaklah dianggap bahwa dakwah belum sampai pada mereka,
karena sesungguhnya telah sampai pada mereka dakwah Nabi Ibrahim, dan
Nabi yang lainnya -semoga sholawat dan keselamatan dari Allah tercurah
untuk mereka.
Sedangkan berkaitan dengan ibunda Nabi, terdapat penjelasan dalam hadits yang shohih, Nabi bersabda :
اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لِأُمِّي فَلَمْ يَأْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي
"Aku memohon ijin kepada Tuhanku untuk memohon ampunan bagi ibuku,
tetapi tidaklah diijinkan untukku, dan aku mohon ijin untuk berziarah
ke kuburannya, dan diijinkan"(H.R Muslim dari Abu Hurairah)
dalam riwayat Ahmad :
إِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِي الِاسْتِغْفَارِ لِأُمِّي
فَلَمْ يَأْذَنْ لِي فَدَمَعَتْ عَيْنَايَ رَحْمَةً لَهَا مِنْ النَّارِ
"Sesungguhnya aku meminta kepada Tuhanku 'Azza Wa Jalla untuk memohon
ampunan bagi ibuku, namun tidak diijinkan, maka akupun menangis sebagai
bentuk belas kasihan baginya dari adzab anNaar" (hadits riwayat Ahmad
dari Buraidah, al-Haitsamy menyatakan bahwa rijaal hadits ini adalah
rijaalus shohiih).
Dalam riwayat lain :
عَنْ أبِي رَزِينٍ، قَالَ: قُلْتَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيْنَ أُمِّي؟،
قَالَ:"أُمُّكَ فِي النَّارِ"، قَالَ: فَأَيْنَ مَنْ مَضَى مِنْ
أَهْلِكَ؟، قَالَ:"أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ أُمُّكَ مَعَ أُمِّي
" dari Abu Roziin beliau berkata : Aku berkata : Wahai Rasulullah, di
mana ibuku? Nabi menjawab : 'Ibumu di an-Naar'. Ia berkata : Maka di
mana ornag-orang terdahulu dari keluargamu? Nabi bersabda : Tidakkah
engkau ridla bahwa ibumu bersama ibuku" (H.R Ahmad dan atThobarony, dan
al-Haitsamy menyatakan bahwa perawi-perawi hadits ini terpercaya
(tsiqoot)).
Nabi tidak diijinkan untuk memohon ampunan bagi ibunya, disebabkan alasan yang disebutkan dalam AlQur'an :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا
لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ
لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan
ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka,
bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam" (Q.S
atTaubah :113).
Maka saudaraku kaum muslimin, telah jelas khabar dari hadits-hadits
Nabi yang shohih bahwa sebenarnya ayah dan ibunda Nabi di an-Naar. Kita
sebagai orang yang beriman merasa sedih dengan hal-hal yang membuat
Nabi bersedih. Bukankah Nabi menangis sedih ketika beliau memintakan
ampunan bagi ibundanya, namun Allah tidak ijinkan. Akan tetapi,
dalil-dalil yang shohih di atas memberikan pelajaran penting bagi kita,
bahwa kedekatan kekerabatan dengan orang Sholih, bahkan seorang Nabi,
tidak menjamin seseorang untuk ikut-ikutan masuk surga. Sebagaimana hal
ini dijelaskan oleh Imam AnNawawi di atas. Sebagaimana juga Nabi
mewasiatkan kepada keluarga-keluarga dekatnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ لَمَّا أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ {
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ } دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُرَيْشًا فَاجْتَمَعُوا فَعَمَّ وَخَصَّ
فَقَالَ يَا بَنِي كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍّ أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ
النَّارِ يَا بَنِي مُرَّةَ بنِ كَعْبٍ أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ
النَّارِ يَا بَنِي عَبْدِ شَمْسٍ أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ النَّارِ
يَا بَنِي عَبْدِ مَنَافٍ أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ النَّارِ يَا
بَنِي هَاشِمٍ أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ النَّارِ يَا بَنِي عَبْدِ
الْمُطَّلِبِ أَنْقِذُوا أَنْفُسَكُمْ مِنْ النَّارِ يَا فَاطِمَةُ
أَنْقِذِي نَفْسَكِ مِنْ النَّارِ فَإِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ مِنْ
اللَّهِ شَيْئًا غَيْرَ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَأَبُلُّهَا بِبَلَالِهَا
" Dari Abu Hurairah beliau berkata : Ketika turun firman Allah –QS
Asy-Syuaroo':213-(yang artinya) : 'Dan berikanlah peringatan kepada
kerabat dekatmu', Nabi memanggil orang-orang Quraisy sehingga mereka
berkumpul –secara umum dan khusus-Nabi bersabda : 'Wahai Bani Ka'ab bin
Lu-ay, selamatkan diri kalian dari anNaar, wahai Bani Murroh bin Ka'ab
selamatkan diri kalian dari anNaar, wahai Bani Abdi Syams selamatkan
diri kalian dari anNaar, wahai Bani Abdi Manaaf selamatkan diri kalian
dari anNaar, wahai Bani Hasyim selamatkan diri kalian dari anNaar,
wahai Bani Abdil Muththolib selamatkan diri kalian dari anNaar, wahai
Fathimah selamatkan dirimu dari anNaar, sesungguhnya aku tidak memiliki
kekuasaan melindungi kalian dari (adzab) Allah sedikitpun, hanyalah
saja kalian memiliki hubungan rahim denganku yang akan aku sambung
(dalam bentuk silaturrahmi)(H.R Muslim)
Hanya kepada Allahlah kita berharap Jannah-Nya dan hanya kepadaNya kita memohon perlindungan dari an-Naar.
4) Keyakinan adanya Ilmu Ladunni
Pada artikel di blog tersebut dengan judul : Cara Mendapatkan Ilmu Laduni Menurut Alqur’an dan Sunnah
Pada bagian ini disebutkan : Ilmu ini adalah karunia khusus dari Allah swt.
"man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam"
Artinya : Nabi SAW bersabda :" BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG
IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA
KETAHUI"
Dengan tegas penulis blog tersebut menyatakan : 'Nabi SAW bersabda ',
padahal jika dikaji lebih lanjut ucapan tersebut bukanlah hadits Nabi
sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ahmad dan dinukil oleh Abu Nu'aim dalam
kitabnya Hilyatul Awliyaa' juz 10 hal 15.
Demikianlah secara ringkas pada bagian tulisan ini kami tunjukkan
beberapa penyimpangan-penyimpangan pada blog ### tobat. Semoga Allah
senantiasa memberikan hidayahNya kepada kita semua….
Ditulis oleh Abu Utsman Kharisman untuk situs www.darussalaf.or.id.
http://darussalaf.or.id/stories.php?id=1480
Bersambung Insya Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar