Oleh Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari
“Para ulama dan imam agama ini senantiasa menjelaskan tipu
daya setan dan memperingatkan umat dari kesesatan. Oleh sebab itu
mereka menulis karya-karya tulisan, sehingga dapat dipetik faedahnya
oleh generasi dahulu dan akan diambil oleh generasi yang akan datang”[1].
Nasab
Beliau adalah seorang Syaikh salafi, pengarang kitab-kitab
manhaj dan peneliti kitab-kitab ilmiah, nasab Beliau adalah Ali bin
Hasan bin Ali bin Abdulhamid, Abul Harits, penisbatan Beliau adalah
al-Halabi, adapun tempat hijrahnya adalah Yordania.
Ayah dan kakek Syaikh Ali hijrah dari kota Yafa, Palestina
menuju Yordania pada tahun 1368 H (1948 M), karena adanya peperangan
yang dikobarkan oleh zionis Yahudi.
Tempat & Tahun Kelahiran
Syaikh Ali al-Halabi dilahirkan di kota az-Zarqâ’ Yordania pada tanggal 29 Jumadil Ula tahun 1380 H.
Pendidikan
Syaikh berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan tingkat
atas dengan sukses pada tahun 1398 H (1978 M). Kemudian Beliau
melanjutkan pendidikannya ke fakultas Bahasa Arab di Amman, untuk
mempelajari cabang ilmu bisnis dan akuntansi, akan tetapi Allah tidak
menakdirkan kepada Beliau untuk menyelesaikan kuliahnya tersebut.
Guru
Syaikh memulai menuntut ilmu agama sekitar seperempat abad
yang lalu. Dan Beliau mengambil ilmu ini dari banyak guru. Berikut
diantara guru Beliau yang terkemuka:
- · Al-’Allâmah, Ahli hadits, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani v.
Beliau bertemu dengan Syaikh al-Albani pada akhir tahun
1977 M di kota Amman. Dan pada tahun 1981 M Beliau belajar dari Syaikh
al-Albani kitab Isykâlât al-Bâ’its al-Hatsîts dan beberapa kitab lainnya.
- · Pakar bahasa, Syaikh Abdulwadud az-Zarori v,
- · Juga Syaikh yang mulia Muhammad Nasib ar-Rifa’i, dan beberapa ulama lainnya.
Surat Izin Mengajar
Syaikh Ali mendapatkan ijazah ilmiah untuk mengajarkan
ilmu agama, khususnya dalam bidang ilmu hadits dari beberapa ulama,
selain dari ketiga Syaikh yang telah kami sebutkan di atas. Mereka
adalah:
o Al-’Allâmah Syaikh Badi’ud Din as-Sindi.
o Al-’Allâmah Syaikh Muhibbullah ar-Rasyidi.
o Al-’Allâmah Syaikh ‘Atha’ullah Hanif al-Fujiyani, dan
o Ahli hadits Syaikh Hammad al-Anshari v.
Sanjungan & Pujian
Begitu banyak ulama yang mengalamatkan sanjungan kepada
Beliau, diantara mereka adalah Syaikh al-Albani, Syaikh Bin Baz, Syaikh
Bakr Abu Zaid, Syaikh Muqbil bin Hadi v, Syaikh Abdulmuhsin al-’Abbad,
dan ulama-ulama lainnya. Dan di sini, kami akan lampirkan tiga
sanjungan ulama terhadap Syaikh.
1. Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani v.
Sebagaimana yang Beliau utarakan dalam kitabnya yang agung, ash-Shahîhah,
pada pertengahan penjelasan Beliau tentang dusta-dusta si pencela
sunnah, Hassan Abdulmannan. Beliau berkata seraya memujinya: Penjabaran
perkataan untuk menjelaskan cacatnya ucapan (Hassan) yang telah
melemahkan hadits-hadits tersebut di atas, semua itu membutuhkan
disusunnya sebuah kitab khusus, dan untuk mencapai hal itu waktuku tidak
cukup, semoga saja sebagian saudara kita yang kuat-kuat seperti
saudara Ali al-Halabi mampu melaksanakan tugas ini.
Coba perhatikan juga muqaddimah kitab at-Ta’lîqât ar-Radhiyyah ‘Alâ ar-Raudhah an-Nadhiyyah, Âdâb az-Zifâf cetakan al-Maktabah al-Islâmiyyah, dan kitab an-Nashîhah.
2. Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i v.
Begitu pula al-Allamah ahli hadits Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i v dalam kitabnya Tuhfah al-Mujîb ‘alâ As`ilah al-Hâdhir wa al-Gharîb,
hlm 160, Beliau ditanya: Siapakah para ulama yang anda nasehatkan kami
untuk merujuk kepada mereka dan membaca buku-buku karya mereka serta
mendengarkan kaset-kaset mereka?
Syaikh menjawab: Sesungguhnya kami telah membahas hal yang
satu ini berulang kali, akan tetapi tak apa kita mengulanginya sekali
lagi. Diantara mereka adalah Syaikh Nashiruddin al-Albani v,
dan murid-murid Beliau yang mulia, semisal saudara Ali bin Hasan bin
Abdulhamid, saudara Salim al-Hilali, saudara Masyhur bin Hasan v.
Beliau juga bertutur: Dan setelah itu saya melihat sebuah artikel begitu berharga yang berjudul Fihq al-Wâqi’ baina an-Nazhariyyah wa ath-Thathbîq, buah karya saudara kami seakidah Ali bin Hasan bin Abdulhamid حفظه الله, kami nasehatkan kepada kalian untuk dapat memiliki dan membacanya, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.
Dan Beliau telah menyebutkan artikel tersebut dalam sebuah kasetnya yang berjudul Ghârah al-Asyrithah ‘alâ Ahli al-Jahl wa as-Safsathah, Beliau berkata seraya mensifati artikel tersebut: Aku tidak mengetahui ada yang menandinginya sama sekali.
3. Syaikh Abdulmuhsin al-’Abbad حفظه الله.
Begitu pula Syaikh Abdulmuhsin al-’Abbad al-Badr حفظه الله. Beliau berkata dalam kitabnya yang begitu bermanfaat dan bagus, Rifqan Ahla as-Sunnah bi Ahli as-Sunnah,
hlm 8-9, cetakan 1426 H: Dan saya petuahkan juga, hendaknya para
penuntut ilmu di setiap negeri menyibukkan diri dengan menuntut ilmu
dari ulama ahlus sunnah yang ada pada negeri yang bersangkutan, semisal
murid-murid Syaikh al-Albani v di Yordania, yang mana sepeninggal Syaikh al-Albani mereka mendirikan markaz dengan nama Beliau (markaz Syaikh al-Albani v).
Hubungan Syaikh dan Mahad Ali Bin Abi Thalib Surabaya
Alhamdulillâh, telah terjalin hubungan baik
antara Syaikh Ali khususnya, dan Ulama Yordania lainnya umumnya, dengan
Ma’had Ali bin Abi Thalib Surabaya. Hal itu dapat kita ketahui bersama
dengan diselenggarakannya Dauroh-dauroh Syar’iyyah oleh Ma’had Ali
dengan mendatangkan mereka sebagai pembicara. Terhitung sudah lima kali
Mereka –Masyayikh Yordania- berkunjung ke kota Surabaya dalam rangka
mempererat hubungan silaturrahmi dan memberikan siraman ilmu di
dauroh-dauroh tersebut.
Syaikh Ali juga begitu dekat dengan asâtidzah (jamak ustadz) Surabaya dan asâtidzah
Indonesia lainnya. Namun –sepengetahuan penulis-, Ustadz Indonesia yang
paling dekat dengan Syaikh Ali adalah Ustadz kami Abu ‘Auf Abdurrahman
bin Abdulkarim at-Tamimi حفظه الله. Abu ‘Auf pernah bercerita di
hadapan kami, bahwa Syaikh Ali begitu sering saling kirim SMS
dengannya. Bahkan Ia pernah berkata, lebih dari seribu SMS yang pernah
Syaikh Layangkan kepadanya. Abu ‘Auf sempat menulis delapan ratus lebih
SMS dari Syaikh, yang kemudian Beliau tulis dengan tangannya di dua
buku tulis. Adapun sisanya, sengaja Beliau tidak dokumentasikan.
Selain itu, pada tahun 1425 H (2004 M) Abu ‘Auf pernah
diundang ke Yordania sebagai utusan dari Indonesia, untuk menyampaikan
ceramah pada acara seminar di Markaz Imam al-Albani. Dan pada waktu
itu, yang menyampaikan ceramah pada seminar itu ada sebelas orang
–selain dari Abu ‘Auf-. Mereka adalah, Syaikh Salim bin Ied al-Hilali,
Syaikh Muhammad Musa, Syaikh Ali al-Halabi, Syaikh Husain bin ‘Audah
al-’Awaisyah, Syaikh Basim bin Faishol al-Jawabiroh, mereka semua
berasal dari Yordania. Syaikh Utsman al-Khumayyis dan DR. Hamd
al-Utsmani, keduanya dari Kuwait, DR. Muhammad al-Khumayyis dan Syaikh
Abdullah al-’Ubailan, keduanya dari Arab Saudi, Syaikh DR. Khalid
al-Anbari dari Uni Emirat Arab, dan Syaikh Hisyam al-’Arif dari
Palestina.
Syaikh Ali juga pernah menyusun syair yang berjumlah dua
puluh satu bait, yang Beliau utarakan pada penutupan Dauroh Syar’iyyah
pertama pada tahun 1421 H. diantara kutipannya:
فَالشُّكْرُ كُلَّ الشُّكْرِ نَحْوَ شُعُوْرِهِمْ تِلْكَ المَــحَبَّةُ مِنْهَمُ بِأَمَــانِ
أَمَّا كَبِـيْرُ الجُهْدِ ذَاكَ بِحِـرْصِهِ هَذَا التَّمِيْمِيُّ عَبْدُ ذَا الرَّحْــمَنِ
Maka limpahan ucapan terima kasih teruntuk mereka
Inilah rasa kasih cinta dengan keamanan dari mereka
Adapun dia yang semangat dan begitu antusiasnya
Itulah Abdurrahman yang at-Tamimi menjadi nasabnya
Aktivitas
Syaikh Ali حفظه الله termasuk orang pertama yang ikut andil dalam mendirikan majalah al-Asholah
yang terbit di Yordania, termasuk penulis tetapnya, dan merupakan
pemimpin redaksinya. Dan majalah tersebut hingga saat ini telah terbit
sebanyak lima puluh edisi dalam masa lebih dari sepuluh tahun.
Beliau begitu rajin menulis makalah-makalah dan
bahasan-bahasan yang beraneka ragam pada sejumlah surat kabar, majalah
Arab Saudi, dan majalah internasional, yang diantaranya adalah makalah
mingguan pada surat kabar dalam negeri al-Muslimûn, yang terbit di London di kolom as-Sunnah.
Pada majalah tersebut Beliau terus-menurus menulis kira-kira selama
dua tahun lamanya, terhitung sejak tanggal 18 Rabi’ul Awal 1417 H.
Syaikh Ali حفظه الله juga berkali-kali ikut serta dalam
muktamar-muktamar islam, petemuan-petemuan dakwah, seminar-seminar
ilmiah pada sejumlah negara, diantaranya adalah di Saudi Arabia, Uni
Emirat Arab, Kuwait, Amerika, Inggris, Belanda, Hongaria, Kanada,
Indonesia, Perancis, Kosovo, dan beberapa Negara lainnya.
Syaikh pun pernah diundang ke sejumlah Universitas
Yordania untuk menyampaikan kajian dan seminar, seperti di Universitas
Yordania, Universitas Yarmuk, dan Universitas Zaitunah.
Karya & Tulisan
Kitab-kitab karangan
Adapun karya tulisan dan kitab-kitab yang Beliau teliti
jumlahnya mendekati dua ratus kitab, baik berupa artikel, sebuah kitab,
maupun yang kitab berjilid-jilid jumlahnya.
Dan diantara karangan yang paling penting adalah kitab:
- Ilmu Ushûl al-Bida’,
- Dirâsât Ilmiyyah fî Shahîh Muslim,
- Ru’yah Wâqi’iyyah fî al-Manhaj ad-Da’awiyyah,
- An-Nukat ‘alâ Nuz-hah an-Nazhor,
- Ahkâm asy-Syitâ` fî as-Sunnah al-Muthahharoh,
- Ahkâm al-’Iedain fî as-Sunnah al-Muthahharoh,
- At-Ta’lîqât al-Atsariyyah ‘alâ al-Manzhûmah al-Baiqûniyyah,
- Ad-Da’wah ila Allah baina at-Tajammu’ al-Hizbi wa at-Ta’âwun asy-Syar’i,
- At-Tabshir bi Qawâ’id at-Takfîr, dll.
Kitab-kitab tahqiq
Adapun dalam bidang tahqiq/penelitian, maka kitab-kitab yang Beliau tahqiq begitu beragam, seperti:
- Hidâyah ar-Ruwât fî Takhrîj Ahâdîts al-Mashâbîh wa al-Misykât karya Ibnu Hajar sejumlah lima jilid,
- As-Sunan karya Ibnu Majah dalam empat jilid,
- Miftâh Dar as-Sa’âdah karya Ibnul Qayyim sebanyak tiga jilid,
- Ighâtsah al-Lahafân fî Mashâyid asy-Syaithân karya Ibnul Qayyim dalam dua jilid,
- At-Ta’lîqât ar-Radhiyyah ‘alâ ar-Raudhah an-Nadiyyah karya al-Albani dalam tiga jilid,
- Al-Bâ’its al-Hatsîts karya Ibnu Katsir sebanyak dua jilid,
- Al-Hittah fî Dzikr ash-Shihâh as-Sittah karya Shiddiq Hasan Khan sebanyak satu jilid,
- Ad-Dâ’ wa ad-Dawâ’ karya Ibnul Qayyim sebanyak satu jilid,
- Al-Mutawârî ‘alâ Abwâb al-Bukhâri karya Ibnul Munayyir satu jilid, dll.
Sebagian kitab dan karangan Syaikh Ali al-Halabi telah
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, diantaranya ke dalam bahasa
Ingris, Perancia, Ordo, Indonesia, Adzarbaijan, dan bahasa Kosovo.
Beliau senantiasa memohon pertolongan kepada Allah,
bertawakal hanya kepada-Nya, tekun di atas ilmu, dalam menuntut ilmu
dan mengajarkannya. Juga dalam menulis dan meneliti kitab-kitab,
berdakwah kepada Allah semata seraya memohon kepada Rabb-Nya ilmu yang
bermanfaat, amal yang shalih, keikhlasan, ketegaran, dan hushul khâtimah (kesudahan yang baik).
Syaikh Ali & Syair
Bak Imam asy-Syafi’i, Ibnul Qayyim dan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah v, Syaikh Ali juga sangat cinta dan hobi menyusun syair.
Terbukti dari beberapa karya yang ia lontarkan hampir pada setiap
Dauroh Syari’yyah Manhajiyyah yang secara rutin setiap tahun -walhamdulillâh-
dilaksanakan oleh Ma’had Ali bin Abi Thalib[2]. Selain dari beberapa
syair yang ia sampaikan pada penutupan dauroh tersebut, jauh sebelumnya
Syaikh juga pernah menyusun beberapa bait syair ritsâ`[3]
tatkala guru tercintanya, Syaikh al-Albani v, meninggal dunia[4].
Semoga Allah senantiasa membuka hati Syaikh untuk mendapatkan ide-ide
cemerlang, kata-kata bijak, dan pemikiran-pemikiran apik dalam rangka
memberikan sumbangsih kepada agama ini lewat bait-bait syair yang ia
susun.
Berikut, kami akan sisipkan cupikan beberapa bait syair karya murni Beliau, pada beberapa tema.
Syair Nasehat
Syair ini Beliau sampaikan pada penutupan Dauroh ke VIII
di Trawas 1428 H. Jumlah keseluruhan syair ini adalah empat belas bait.
Diantara kutipannya:
اِلْزَمْ أُخَيَّ لِنَهْجِ أَسْـلاَفٍ مَضَوْا اِنْفِذْ طَرِيْقَ الحَقِّ أَنْتَ غََرِيْــبُ
وَعَلَيْكَ بِالْعِلْمِ الشَّرِيْفِ سَـلاَمَةً فَـالجَهْلُ دَاءٌ وَ العَلِيْمُ طَبِــيْبُ
Wahai saudaraku, genggamlah erat manhaj salaf umat ini
Laksanakan jalan kebenaran, engkau kan semakin asing
Wajib oleh kalian menuntut ilmu mulia demi keselamatan
Sebab bodoh adalah racun dan ulama adalah dokter kesembuhan
Beliau juga berkata:
وَ انْظُرْ أُخَيَّ إِلَى الحَيَاةِ بِبَسْـمَةٍ لاَ لَسْتُ أَرْضَاكَ بِـذَاكَ كَئِيْـبُ
وَدَعِ التَّهَاجُرَ وَ التَّخَاصُمَ إِنَّـهُ بَابٌ إِلَى كَسْرِ القُلُوْبِ رَهِيْــبُ
Wahai saudaraku, sambutlah hidup ini dengan senyuman
Tidak, aku tidak rela engkau terjerumus dalam penderitaan
Tinggalkan sikap saling tidak tegur sapa dan bermusuhan
Sebab itu adalah pintu penghancur hati yang menakutkan
Syair Pembelaan
Maksudnya, pembelaan terhadap Rasulullah n tatkala dicela
oleh orang kafir Denmark –semoga Allah melaknatnya-. Jumlah total syair
ini ada dua puluh empat bait[5]. Namun, kami akan menyebutkan beberapa
bait sebagai cuplikan dari syair tersebut. Beliau berkata:
مَاذَا نَرَى (دِنْمَرْكُ) فِي رَسَّامِكُمْ إِلاَّ خَبِيْـثاً مَارِقاً يَتَجَلْـمَدُ ؟ !
قَالُوْا: الفُنُوْنُ؛ فَمَاالفُنُوْنُ وَحَالُهُمْ إِلاَّ كَمَنْ لَقِيَ الحَقِيْقَةَ يَجْحَدُ ! !
أَمَّا التَحَرُّرُ –زَاعِـمِيْنَ لِفِعْلِهِمْ- فَهُوَ التَّحَرُّرُ كَاذِبٌ وَ مُعَانِــدُ
قَالُوْا: الفُنُوْنُ؛ فَمَاالفُنُوْنُ وَحَالُهُمْ إِلاَّ كَمَنْ لَقِيَ الحَقِيْقَةَ يَجْحَدُ ! !
أَمَّا التَحَرُّرُ –زَاعِـمِيْنَ لِفِعْلِهِمْ- فَهُوَ التَّحَرُّرُ كَاذِبٌ وَ مُعَانِــدُ
Apa yang kami lihat, wahai Denmark, pada gambar karikaturmu
Hanyalah tindakan buruk, jauh dari agama yang kian membatu
Mereka berseru, “Inilah Seni”, sedang seni dan kondisi mereka
Tidak lain bagaikan penolak kebenaran lagi ingkar hatinya
Adapun alasan “Kebebasan Berbicara” yang mereka gemborkan
Maka itu adalah kebebasan penuh dusta yang berisi penentangan
Syair Sifat & Pujian
Pada syair yang sama, Syaikh Ali juga menyebutkan beberapa
karateristik yang dimiliki oleh Nabi Muhammad n. Syaikh berkata seraya
menyebutkan beberapa sifat Beliau n:
صَلَّـى عَلَيْـهِ اللّهُ في قُرْآنِـهِ فَثَنَــاؤُهُ بِصَلاتَِهِ يَتَجَــدَّدُ
مَـَلأَ العَوَالِمَ ( أَمْنُهُ إِيْمَـانُهُ ) هٰذَا (السَّـلاَمُ) بِنَهْجِهِ يَتَأَكَّـدُ
هٰذَا الَّذِيْ وَسِعَ البَرَايَا رَحْـمَةً هٰذَا الرَّؤُوْفُ هُوَالرَّحِيْمُ الأَرْشَدُ
هٰذَا الَّذِيْ وَسِعَ البَرَايَا رَحْـمَةً هٰذَا الرَّؤُوْفُ هُوَالرَّحِيْمُ الأَرْشَدُ
Allah Ta’ala bersholawat kepadanya dalam al-Quran
Sanjungan dan sholawat-Nya kepada Beliau ditujukan
Keamanan dan keimanan memenuhi alam semesta
Keselamatan kian pasti dengan mengikuti manhajnya
Dialah Nabi pembawa rahmat bagi alam semesta
Yang amat belas kasih, penyayang dan lurus jalannya
Kata penutup
Inilah biografi singkat dari seorang Da’i besar, ‘Alim, al-’Allâmah, Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi al-Atsari حفظه الله. Semoga Allah memberikan manfaat kepada kaum muslimin yang membacanya. Amin.
Sumber: Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 41 hal. 44-50
Dipublikasikan kembali oleh www.Salafiyunpad.wordpress.com
[1] Kutipan kata Syaikh Ali Hasan al-Halabi. Lihat kitab Mawârid al-Amân al-Muntaqâ min Ighâtsah al-Lahafân fî Mashâyid asy-Syaithân, hlm 8.
[2] Yang sebelumnya bernama Ma’had Ali al-Irsyad as-Salafi Surabaya.
[3] Syair duka cita yang ditujukan kepada orang tertentu tatkala wafatnya.
[4] Buku kecil yang berisi bait-bait syair tentang Syaikh al-Albani v tersebut beliau beri judul al-Manzhûmah an-Nûniyyah.
Ringkasnya, buku tersebut mencakup bait-bait syair tentang kehidupan
Syaikh al-Albani v, dimulai dari kelahiran hingga setelah wafatnya
beliau. Disertai juga dengan penyebutan karya-karya dan murid-murid
beliau, serta sanjungan ulama dunia terhadap keilmuan Syaikh al-Albani.
Semua itu Syaikh Ali Hasan utarakan dalam bentuk bait syair dengan
jumlah lima puluh halaman. Buku ini dicetak tanpa disebutkan nama
penerbit dan tahun penerbitannya.
[5] Syair tersebut beliau susun di waktu ashar hari Jum’at 22 Shafar 1429 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar