Para ulama yang telah diundang oleh pemerintah
Indonesia untuk berdialog dengan para narapidana terorisme telah pulang ke
negerinya masing-masing, tetapi percikan-percikan api panas masih memancar dari
kelompok yang tidak suka dengan kedatangan mereka.
Entah apa yang ada dibenak media-media pendukung aksi
pengeboman atas nama jihad, sehingga rela menghabiskan waktunya untuk
mengungkit-ungkit sesuatu yang semestinya tak layak diungkit.
www.gemaislam.com seolah menjadi sasaran hujatan utama
mereka, kata dusta diulang berkali-kali diarahkan kepada situs ini, mungkin
bertujuan agar kaum muslimin yakin bahwa situs ini adalah benar-benar pendusta.
Sebenarnya siapa yang pendusta?
Berawal dari sebuah berita yang dimuat oleh
www.shoutussalam.com yang menceritakan bahwa Syaikh Ali Hasan Al Halabi
marah-marah dalam dialog bersama narapidana teroris di Nusakambangan. Bukan
hanya marah-marah, tetapi Syaikh Ali juga dituduh mengatakan kata “Anda Bodoh”
kepada narapidana. Silahkan bisa baca disini http://www.shoutussalam.com/2013/12/kuliahnya-tak-laku-ali-hasan-al-halabi-misuh-misuh-di-nusa-kambangan/
Kemudian www.gemaislam.com memuat berita pelurusan dengan
menukil laporan dari Abdullah Sammy, wartawan Republika yang ikut bersama
rombongan ulama yang datang mengunjungi mereka. Silahkan para pembaca bisa
melihat disini http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1718-usaha-pembela-aksi-terorisme-untuk-membunuh-karakter-syaikh-ali-hasan-al-halabi
Pada postingan berita di www.gemaislam.com itu jelas
disebutkan bahwa yang marah-marah dan mengamuk hingga menggebrak meja adalah
salah satu narapidana terorisme kepada Syaikh Najih Ibrohim. Disitu dijelaskan
pula bahwa terpisah tempat dan kejadiannya dengan dialog yang dilakukan Syaikh
Ali Hasan Al Halabi.
Karena Terburu-Buru, Mereka Emosi dan Akhirnya Salah
Memahami
Tapi apa yang terjadi?, media-media pendukung napi terorisme
itu justru menuduh bahwa www.gemaislam.com telah berdusta, katanya, menurut
saksi yang ikut menghadiri jalannya diskusi antara Syaikh Ali Hasan Al Halabi
dengan napi terorisme tak ada napi yang menggebrak meja dan tak ada pula
wartawan. Silahkan para pembaca bisa melihatnya disini http://www.shoutussalam.com/2013/12/saksi-kedatangan-al-halabi-media-salafi-mazum-berdusta/
atau bisa dilihat juga disini http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/18/28195/saksi-bantah-kedustaan-media-salafi-soal-mujahidin-gebrak-meja/#sthash.YumkFhOG.dpbs
Perhatikan!
Sejak awal, www.gemaislam.com memberikan keterangan bahwa
yang menggebrak meja dan marah-marah adalah narapidana yang sedang berdialog
dengan Syaikh Najih Ibrohim, bukan yang dengan Syaikh Ali Hasan Al Halabi,
tetapi kemudian media-media Takfiri salah memahami sehingga ngotot membawakan
bukti bahwa narapidana yang berhadapan sengan Syaikh ali Hasan Al Halabi tak
ada yang gebrak meja dan tak ada pula wartawan yang turut hadir dalam dialog
itu.
Demikianlah, karena memang emosi mereka sudah berada di
ubun-ubun sehingga tidak dapat memahami tulisan dengan baik. Semakin terlihat
siapa yang sebenarnya misuh-misuh.
Siapa yang Sebenarnya Misuh-Misuh?
Dalam dialog antara Syaikh Ali Hasan Al Halabi dengan
narapidana teroris pun ada pemelintiran berita, mereka mengatakan Syaikh Ali
Hasan Al Halabi misuh-misuh karena kuliahnya tak laku.
Padahal yang misuh-misuh adalah sebaliknya, yaitu saat Aman
Abdurrahman datang terlambat, mendapati Syaikh Ali Hasan Al Halabi duduk diatas
kursi langsung protes sambil mengatakan, “Anta kal Muluk” kemudian
terjadi perbincangan sedikit dan dia pergi meninggalkan majlis bersama dengan 3
orang kawannya.
Sebenarnya duduknya Syaikh AliHasan di kursi dengan sebab
beliau sakit kaki dan sudah meminta izin hingga 2 kali kepada narapidana yang
hadir dan mereka tidak mempermasalahkan. hanyasaja Aman Abdurrahman datang
terlambat, tak tahu duduk perkaranya, langsung emosi dan akhirnya misuh-misuh.
(bms)
Sumber: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1754-jawaban-untuk-media-takfiri-yang-sedang-misuh-misuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar