FENOMENA munculnya seorang pesulap yang kemudian menjadi
seorang “ustadz” dan berdakwah secara kontroversial di televisi disesalkan
banyak pihak.
Menurut Ketua Pemuda Persatuan Islam (Persis), Tiar Anwar
Bachtiar, ketika seorang menyampaikan sesuatu sementara ia tidak memiliki
otoritas, maka ia berpotensi sesat dan menyesatkan orang lain.
“Ketika seseorang yang tidak memiliki otoritas keagamaan
bicara soal hujjah agama, akan berbahaya karena ia memiliki potensi
sesat dan menyesatkan orang lain,” jelasnya kepada Islampos di kantor
Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (Insists), Jakarta
(11/1/2014).
Terkait beberapa respon yang menyatakan bahwa mungkin saja
Abu Marlo berniat baik dan murni berdakwah, Tiar member pernyataan.
“Mengajarkan ilmu pada dasarnya boleh-boleh saja, tapi harus
punya adab dan bisa menempatkan diri. Saya beri contoh Kang Ibing, beliau itu
pelawak tapi kerap diundang untuk menyampaikan ceramah keagamaan, maka disetiap
ceramahnya dia selalu menyampaikan bahwa ia hanyalah seorang pelawak yang
mencoba berbagi ilmu,” ujarnya.
Tiar juga memaparkan, seandainya ada seorang pendakwah atau
da’i yang belum cukup mumpuni dan belum cukup otoritas, setidaknya ia memiliki
seorang guru yang otoritatif demi menjaga konten dakwah muridnya agar tidak
melenceng. [eza/Islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar