Berikut ini adalah salah satu bukti bhw perawi syi’ah yg terdapat dalam shahihain bukanlah syi’ah yg kita kenal hari ini.
Dalam Shahih-nya (كتاب الإيمان، باب الدليل على أن حب الأنصار وعلي رضي الله عنهم من علامات الإيمان، وبعضهم من علامات النفاق، رقم 78) Imam Muslim meriwayatkan sbb:
Dalam Shahih-nya (كتاب الإيمان، باب الدليل على أن حب الأنصار وعلي رضي الله عنهم من علامات الإيمان، وبعضهم من علامات النفاق، رقم 78) Imam Muslim meriwayatkan sbb:
صحيح مسلم (1/ 86)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، وَاللَّفْظُ لَهُ، أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرٍّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، إِنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيَّ: «أَنْ لَا يُحِبَّنِي إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضَنِي إِلَّا مُنَافِقٌ»
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، وَاللَّفْظُ لَهُ، أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرٍّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، إِنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيَّ: «أَنْ لَا يُحِبَّنِي إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضَنِي إِلَّا مُنَافِقٌ»
Imam Muslim mengatakan: Abu Bakr bin Abi
Syaibah mengabarkan kepada kami, katanya: Waki’ dan Abu Mu’awiyah
mengabarkan kpd kami dari Al A’masy;
Imam Muslim lantas meriwayatkan dari
jalur lain, kata beliau: Yahya bin Yahya juga mengabarkan kepada kami
-dan berikut ini adalah lafazhnya-, katanya: Abu Mu’awiyah mengabarkan
kepada kami dari Al A’masy; (inilah titik temu dari kedua jalur tadi),
dari ‘Adiy bin Tsabit dari Zirr bin Hubaisy, katanya:
Ali berkata: “Demi (Allah) Dzat yang membelah biji dan menciptakan
manusia; sungguh, Nabi yang buta huruf itu (maksudnya Rasulullah
-shallallaahu ‘alaihi wa sallam) pernah mengikat janji kepadaku, bahwa
tidak ada yg mencintaiku melainkan orang mukmin; dan tidak ada yang
membenciku melainkan orang munafik” (HR. Muslim nomor 78).
Hadits ini sering dijadikan dalil oleh
orang-orang syi’ah… dan memang ia adalah hadits shahih. Ahlussunnah
mencintai Ali bin Abi Thalib secara baik dan benar, dan bisa dipastikan
hanya Ahlussunnah yg mencintai Ali secara baik dan benar.
Nah, hadits ini diriwayatkan oleh seorang tabi’in bernama Adiy bin Tsabit, yang oleh Ibnu Hajar dalam Taqribut Tahdzieb
(biografi no 4539) disebutkan sbb (ثقة رمي بالتشيع) artinya, “Dia
tsiqah, namun tersangka berpemikiran syi’ah”. Sedangkan Adz Dzahabi
dalam Al Kaasyif (biografi no 3758) mengatakannya (ثقة لكنه
قاص الشيعة، وإمام مسجدهم بالكوفة) artinya, “Dia tsiqah, tapi dia adalah
tukang dongengnya syi’ah dan imam mesjidnya syi’ah di Kufah”.
Bahkan bila ditelaah lebih jauh,
ternyata Imam Ad Daruquthni menyifatinya sebagai orang yg ekstrim dalam
berpemahaman syi’ah (كان غاليا في التشيع), demikian pula dengan Ibnu
Ma’ien yg mengatakan (شيعي مفرط) “orang syi’ah yg kebablasan”.
Tapi, dalam kitab dan bab yg sama, Imam
Muslim telah meriwayatkan terlebih dahulu -sebelum meriwayatkan hadits
di atas-, juga dari jalur ‘Adiy bin Tsabit, sbb:
صحيح مسلم (1/ 85)
(75) وَحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ، ح وَحَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ، وَاللَّفْظُ لَهُ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي الْأَنْصَارِ: «لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ، مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللهُ» قَالَ شُعْبَةُ: قُلْتُ لِعَدِيٍّ: سَمِعْتَهُ مِنَ الْبَرَاءِ؟، قَالَ: إِيَّايَ حَدَّثَ
(75) وَحَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ، ح وَحَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ، وَاللَّفْظُ لَهُ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، قَالَ: سَمِعْتُ الْبَرَاءَ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ فِي الْأَنْصَارِ: «لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ، مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُ اللهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللهُ» قَالَ شُعْبَةُ: قُلْتُ لِعَدِيٍّ: سَمِعْتَهُ مِنَ الْبَرَاءِ؟، قَالَ: إِيَّايَ حَدَّثَ
Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku, katanya: Mu’adz bin Mu’adz mengabarkan kepadaku ;
Demikian pula ‘Ubeidullah bin
Mu’adz mengabarkan kepadaku -dan ini adalah lafazhnya-, katanya: Ayahku
(Mu’adz bin Mu’adz) mengabarkan kepadaku (inilah titik temu kedua sanad
tadi), katanya: Syu’bah mengabarkan kepada kami dari ‘Adiy bin
Tsabit, katanya: Aku mendengar Al Bara’ (bin ‘Azib) meriwayatkan dari
Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- yang bersabda TENTANG KAUM
ANSHAR: “TIDAK ADA YG MENCINTAI MEREKA MELAINKAN ORANG MU’MIN, DAN TIDAK
ADA YG MEMBENCI MEREKA MELAINKAN ORANG MUNAFIK. SIAPA YG MENCINTAI
MEREKA MAKA ALLAH MENCINTAINYA, DAN SIAPA YG MEMBENCI MEREKA MAKA ALLAH
MEMBENCINYA”. Syu’bah lantas bertanya kepada ‘Adiy bin Tsabit:
“Apa kamu benar-benar mendengar hadits ini dari Al Bara’?”. Jawab ‘Adiy:
“(Ya) Justru Al Bara’ yg menyampaikannya kepadaku”.
Lihatlah, bagaimana orang yg dinyatakan
syi’ah ekstrim oleh Imam Ad Daruquthni dan Ibnu Ma’ien ini menyampaikan
sebuah hadits yang menghancurkan madzhab syi’ah hari ini. Ya. Sebab
syi’ah telah mengkafirkan seluruh sahabat Nabi -termasuk kaum Anshar-
kecuali beberapa gelintir saja… spt Abu Dzar, ‘Ammar, Salman, dan
Miqdad.
Ini membuktikan bahwa cap syi’ah atau
tasyayyu’ yg sering dilabelkan kepada para perawi hadits dlm Shahihain
tsb, tidak keluar dari apa yg telah dijelaskan oleh imam Adz Dzahabi dan
Ibnu Hajar tsb.
Jadi, seorang imam syi’ah yang merangkap
sebagai tukang dongeng mereka -artinya yg gemar menceritakan
kepahlawanan dan hikayat-hikayat kaum syi’ah kepada para pengikutnya- di
masa itu (1200 tahun silam), memang benar-benar sudah punah dan tidak
pernah muncul lagi… karena jangankan imam syi’ah, keroco-keroco syi’ah
yang masih ingusan saja hari ini sudah gemar melaknat, mencaci-maki, dan
mengkafirkan seluruh sahabat Nabi. Apalagi imam-imamnya..!!??
Apakah ulama syi’ah spt ini masih kita
jumpai hari ini?? Bisakah HRS mencontohkan seorang saja dari ulama
syi’ah hari ini yg dengan sengaja dan sukarela menyebarluaskan keutamaan
para sahabat Nabi tanpa bertakiyyah??
Yallah Bib, Ane tunggu tanggapan Ente…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar