PMI Pertanyakan Pihak yang Mengklaim Ahli Waris Mbah
Priok
–Rencana menjadikan Kuburan Mbah Priok yang penuh cerita
dusta sebagai cagar budaya berarti melestarikan budaya dusta.
Palang Merah Indonesia kini mempertanyakan keberadaan pihak
yang mengklaim sebagai ahli waris makam Mbah Priok. Setelah diketahui bahwa
Mbah Priok dalam riwayatnya tidak memiliki keturunan
Mbah Priok tak punya keturunan langsung karena wafat dalam
keadaan belum menikah. Sedang yang diklaim sebagai saudara kandungnya, Zein
Al-Hadad selisih wafatnya 200-an tahun setelah Mbah Priok.
Terdapat perbedaan jangka waktu antara Habib Hasan Bin
Muhamad Al Hadad yang wafat pada tahun 1756 dan Zein Bin Muhamad Al Hadad yang
wafat tahun 1947 yang di dalam risalah dikatakan bersaudara.
Hal ini tentu tidak logis dan penuh tanda tanya tentang
kebenaran legenda tersebut. Dan ini perlu ditelusuri Majelis Ulama Indonesia
dan para ahli untuk mengetahui kebenarannya.
Inilah beritanya:
Mbah Priok Tak Punya Keturunan Langsung
Dasar hukum terkait siapa yang menjadi ahli warisnya juga
harus ada dan jelas.
Jum’at, 14 Mei 2010, 15:02 WIB
Eko Priliawito, Zaky Al-Yamani
VIVAnews – Palang Merah Indonesia kini mempertanyakan
keberadaan pihak yang mengklaim sebagai ahli waris makam Mbah Priok. Setelah
diketahui bahwa Mbah Priok dalam riwayatnya tidak memiliki keturunan.
Ahli waris Habib Hasan (Mbah Priok) mengatakan, Mbah Priok
masih bujangan saat wafat. Berdasarkan keterangan ini disimpulkan bahwa tidak
ada keturunan langsung Mbah Priok.
Karena itu, dasar hukum terkait siapa yang menjadi ahli
warisnya juga harus ada dan jelas. “Itu penting supaya masalah ini jelas,” ujar
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, Jumat 14 Mei 2010.
Saat ini, pihak yang mengklaim sebagai ahli waris Habib
Hasan adalah keturunan dari adik kandung Mbah Priok, yaitu Zein Bin Muhamad
yang memiliki cucu bernama Ali Alaydrus.
Ali Alaydrus inilah yang mengaku sebagai ahli waris. Namun
klaim ini terdapat banyak kelemahan. Dalam fakta yang berhasil dikumpulkan Tim
PMI, diketahui bahwa Habib Hasan Al-Hadad dilahirkan di Ulu Palembang, Sumatera
Selatan pada tahun 1727.
Pada tahun 1756, dalam usia kurang lebih 29 tahun, ia hijrah
ke Pulau Jawa untuk syiar Islam. Namun ia wafat dalam perjalanan. Kemudian
jenazahnya dimakamkan di Pondok Dayung.
Pada tahun 1779, pemerintah Belanda menjemput adik kandung
Habib Hasan di Palembang, Zein Bin Muhamad untuk memastikan bahwa benar makam
yang di Pondok Dayung adalah makam adiknya. Kemudian, Zein Bin Muhamad dalam
riwayat keluarga diketahui wafat pada tahun 1947.
Di sini terdapat perbedaan jangka waktu antara Habib Hasan
Bin Muhamad Al Hadad yang wafat pada tahun 1756 dan Zein Bin Muhamad Al Hadad
yang wafat tahun 1947 yang di dalam risalah dikatakan bersaudara.
Hal ini tentu tidak logis dan penuh tanda tanya tentang
kebenaran legenda tersebut. Dan ini perlu ditelusuri Majelis Ulama Indonesia
dan para ahli untuk mengetahui kebenarannya.
“Apabila mengikuti riwayat tersebut, maka Habib Zen berusia
hampir 200 tahun” ujar Ketua Tim Investigasi PMI, Ulla Nachrawaty.
Oleh karena itu, meski PMI merekomendasikan untuk membangun
situs sejarah makam Habib Hasan (Mbah Priok), namun realisasi pembangunan situs
harus menunggu penelitian MUI dan para ahli. (umi)
• VIVAnews
Cagar Budaya untuk Melestarikan Cerita Palsu?
Pihak yang mengklaim sebagai ahli waris Mbah Priok tampaknya
kini terkuak beberapa masalahnya:
n Klaim sebagai ahli waris tidak logis karena yang diklaim
sebagai saudara kandung Mbah Priok yang menurunkan keturunan ternyata jarak
waktunya 200-an tahun.
n Kisah makam Mbah Priok penuh dengan kepercayaan khurofat
(menyeleweng) dan membodohi masyarakat.
n Pembuatan gapura yang dengan tulisan mencolok berbunyi Makam
Keramat Mbah Priuk telah menjadikan kuburan seseorang sebagai tempat
keramat, yang itu menimbulkan kemusyrikan, dosa paling besar. Sedangkan pihak
kerabat di Palembang melarangnya.
n Masih adanya kuburan di lokasi yang disebut Makam
Keramat Mbah Priuk pun diragukan, karena kesaksian mantan pengacara lokasi
itu menyatakan bahwa sudah tidak ada makamnya di lokasi itu, karena sudah
dipindah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar