Sabtu, 26 April 2014

Kerabat Melarang Makam Mbah Priok Dikeramatkan karena Bisa Timbulkan Syirik

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ [يونس/106]



Kerabat Melarang Makam Mbah Priok Dikeramatkan karena Bisa Timbulkan Syirik n Mbah Priok wafat belum nikah jadi tidak punya keturunan n Mbah Priok tidak pernah punya tanah di Jakarta Inilah beritanya: Ahli Waris Tidak Mau Makam Mbah Priuk Dikeramatkan Senin, 3 Mei 2010 – 21:12 WIB JAKARTA (Pos Kota) – Keluarga ahli waris Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad alias Mbah Priuk, meminta makam di area TPU Dobo, Koja, Jakarta Utara tidak


dikeramatkan. Pesan tersebut disampaikan Habib Abdurrahman, salah seorang keluarga Al Haddad di Palembang, ketika ditemui Tim Pencari Fakta (TPF) DPRD DKI Lulung Lunggana, Ketua TPF DPRD DKI, mengatakan secara khusus Habib Abdurahman menitipkan pesan tersebut kepadanya. “Habib Abdurrahman menginginkan umat Islam tidak mengkultuskan Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad dan melarang makamnya dikeramatkan karena perbuatan tersebut bisa menimbulkan syirik. Kalau mau berdo’a untuk Habib Hasan silahkan saja,” kata Lulung Lunggana, menirukan perkataan Habib Abdurrahman, Senin (3/5). Dijelaskan politisi PPP ini, Habib Abdurrahman



merupakan keturunan dari salah satu saudara kandung Habib Hasan Al Haddad atau yang dikenal Mbah Priuk yang berdomisili di Palembang. Dari keterangan Habib Abdurrahmanpun, semasa hidup Mbah Priuk memiliki 3 saudara kandung. Namun, tidak memiliki keturunan karena meninggal sebelum menikah. Sehingga keluarga yang mengaku ahli waris bukan merupakan keturunan langsung. “Mereka hanya keturunan dari saudaranya Mbah Priuk,” ujar Lulung. Diungkapkan Lulung, keturunan Mbah Priuk memang berada di dua daerah yakni Palembang dan Jakarta. “Garis besarnya, Habib Abdurahman menyatakan keluarga di Palembang tidak ingin terlibat dalam masalah sengketa tanah. “Alasannya Mbah Priuk tidak pernah punya tanah di sana,” tegasnya. Kendati demikian, dalam pesannya Habib Abdurahman, meminta Pemprov DKI untuk merawat makam itu.(guruh/B)






Ancaman keras bagi yang mengkeramatkan kuburan Kenapa kerabat Mbah Priok yang di Palembang melarang pengkeramatan kuburan Mbah Priok. Alasan yang dikemukakan adalah karena pengkeramatan kuburan itu bisa menimbulkan kemusyrikan. Sebagaimana dalam blog nahimunkar ini juga sudah dijelaskan: Sebutan “Keramat” itu sendiri mengandung makna yang rawan dari segi keyakinan atau aqidah. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), lafal keramat itu ketika mengenai benda maka dimaknai: suci dan bertuah yg dapat memberikan efek magis dan psikologis kpd pihak lain (tentang barang atau tempat suci). Tempat yang dianggap keramat itu secara pengertian umum pun rawan kemusyrikan. Sehingga ketika memaknakan lafal syirik, KBBI pun mencontohkan dengan menyebut tempat keramat: syi·rik n penyekutuan Allah dengan yang lain, misal pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah, pengabdian selain kpd Allah Taala dng menyembah patung, tempat keramat, dan kuburan, dan kepercayaan thd keampuhan peninggalan nenek moyang yg diyakini akan menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan; men·syi·rik·kan v menduakan Allah (menganggap Allah lebih dr satu dng menyembah tempat


keramat dsb); menyekutukan Allah. (KBBI huruf S). (nahimunkar.com, April 16, 2010 11:03 pm) Larangan dan ancaman tentang syirik sangat keras di dalam Islam. Bahkan sampai haram masuk surga bila pelaku syirik (kemusyrikan, menyekutukan Allah dengan lainNya) itu sampai ajalnya tiba belum bertaubat. وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ [يونس/106] Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa`at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim”.


وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ [لقمان/




Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS Luqman: 13).

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ [المائدة/72]
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS Al-Maaidah: 72).

Apa sebenarnya syirik itu, mari kita simak penjelasan berikut ini:


Definisi Syirik


Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.



Yang dimaksud dengan ibadah adalah semua amal perbuatan lahir maupun batin yang diridhai dan dicintai oleh Allah.


Contoh-contoh ibadah seperti: Do’a, menyembelih hewan kurban, nadzar, ruku’, sujud, al-mahabbah (kecintaan), al-khauf (rasa takut), tawakkal, istighatsah (minta pertolongan di saat kesusahan, isti’adzah (meminta perlindungan) dan lain-lainnya.


Setiap orang yang memalingkan salah satu daripada hak-hak istimewa Allah tersebut kepada selain-Nya, seperti memalingkan ibadahnya kepada selain Allah, maka ia tergolong orang yang melakukan syirik.


Dari situ jelaslah, bahwa hakikat syirik adalah memalingkan ibadah dan hak istimewa Allah yang lainnya kepada selain Allah, baik kepada nabi, malaikat, wali dan lain-lainnya. Ataupun kepada benda mati, seperti bebatuan, pepohonan dan lain-lainnya.


Bukan sebagaimana anggapan sebagian kaum Muslimin, bahwa syirik itu hanyalah dengan menyembah bebatuan dan pepohonan atau lainnya seperti yang dilakukan kaum Paganisme (penyembah berhala).



Anggapan keliru itu berpangkal dari kesalahpahaman tentang pengertian “berhala” (watsan), sebagian orang beranggapan bahwa (berhala) hanyalah berupa patung-patung yang disembah.
Padahal yang benar, bahwa (berhala) dapat berlaku untuk apa saja, baik berupa makhluk hidup, benda-benda mati seperti patung, pohon dan lain-lainnya, ataupun berupa benda-benda yang abstrak seperti hawa nafsu, pemikiran dan lain-lainnya.


Hal ini dilihat dari objek yang disembah. Adapun ditinjau dari perilaku syirik itu sendiri, banyak sekali kesalahpahaman masyarakat umum tentang hal tersebut. Mereka menganggap bahwa meminta perlindungan kepada benda-benda dan tempat keramat bukan termasuk perilaku syirik.
Demikian pula anggapan bahwa “ngalap berkah” ke kuburan para wali (atau yang dianggap wali) dibolehkan dan lain-lainnya.



(Syirik Dan Macam-Macamnya oleh Abu Ihsan al-Atsari, majalah As-Sunnah 09/IV/2000 hal 11 – 12


Syirik Akbar (syirik besar)


Syirik Akbar


yaitu yang mengakibatkan pelakunya ke luar dari agama Islam, serta kekal selama-lamanya dalam neraka bila tidak taubat darinya.

Hakikat syirik akbar adalah “memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selain Allah!”. Seperti memohon kepada selain Allah, menyembelih hewan kurban yang ditujukan untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, takut kepada selain Allah, seperti takut
kepada mayat, kuburan, jin, setan disertai keyakinan bahwa hal-hal
tersebut dapat memberi bahaya dan mudharat kepadanya, memohon perlindungan
kepada selain Allah, seperti meminta perlindungan kepada jin dan orang
yang sudah mati
, mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diwujudkan
kecuali oleh Allah, seperti meminta hujan kepada pawang, meminta penyembuhan
kepada dukun dengan keyakinan dukun itulah yang menyembuhkannya, mengaku-ngaku
mengetahui perkara ghaib dan lain-lainnya.
(Syirik Dan Macam-Macamnya oleh Abu Ihsan al-Atsari, majalah As-Sunnah 09/IV/2000 hal 14 – 16)



Syirik Ashghar (Syirik Kecil)


Syirik Ashghar
syirik yang tidak mengeluarkan pelakunya dari dienul Islam, hanya mengurangi nilai tauhid. Ia merupakan dosa besar yang dapat menghantar kepada syirik akbar.


Macam-macam syirik asghar


Syirik Asghar terbagi menjadi dua:


1. Dhahir (nyata) 



Syirik Dhahir juga terbagi dua:


1. Berupa ucapan 


Seperti: Bersumpah dengan selain nama Allah; Ucapan: Maa Sya Allah
wa Syi’ta (atas kehendak Allah dan kehendakmu), ucapan: “Kalan bukan karena Allah dan karena Fulan” dan lain-lainnya
Hal ini berdasarkan sabda Nabi,


Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah
berbuat syirik. (HSR Ahmad)

 
Dan sabda nabi yang lain:


Janganlah kamu berkata: “Atas kehendak Allah dan kehendak
fulan.” tapi katakanlah: “Atas kehendak Allah, kemudian kehendak fulan.”
(HSR Ahmad)
2. Berupa amalan
Seperti: Memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau
penangkal mara bahaya, jika ia menyakini bahwa benda-benda tersebut
hanya sarana tertolak atau terangkatnya bala’. Namun, bila dia menyakini
bahwa benda-benda itulah yang menolak dan menangkal bala’, hal itu
termasuk syirik akbar.
2. Khafi (tersembunyi)
Adapun syirik khafi (tersembunyi) adalah syirik yang bersumber dari amalan hati, seperti: Riya, sumi’ah dan lain-lainnya.
Hakikat Riya
Riya adalah melakukan perbuatan karena makhluk, seperti seorang yang shalat dan puasa karena mertua, agar dipuji orang dan lain-lainnya.
(Syirik Dan Macam-Macamnya oleh Abu Ihsan al-Atsari, Majalah As-Sunnah 09/IV/2000 hal 18 – 19

Islam sangat melarang kemusyrikan atau syirik, menyekutukan Allah Ta’ala. Maka alhamdulillah dalam kasus kuburan Mbah Priok ini ada pesan dari kerabat yang di Palembang, melarang kuburan Mbah Priok dikeramatkan. Bagaimanapun, syirik yang merupakan dosa terbesar dan tidak diampuni (bila pelakunya sampai ajal belum bertaubat) itu wajib dihindari sama sekali oleh setiap Muslim, agar selamat di dunia dan akharat kelak. (nahimunkar.com).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar