Di makam Mbah Priok itu telah terjadi praktek penyimpangan
akidah. Anak-anak diberi sugesti, ujian sekolah tidak usah belajar, minum air
Mbah Priok dijamin lulus. Air zam-zam dari Mekkah sudah muncul di situ. Anti
bacok.
Macam-macam, propaganda yang disebarkan kelompok Mbah Priok
ini. Makam Mbah Priok menimbulkan banyak mudaratnya dibanding manfaatnya.
***
Rabu (13/7) pagi sejumlah tokoh agama, ormas Islam dan tokoh
masyarakat Jakarta Utara berkumpul dan mengadakan pernyataan bersama terkait
penyekapan serta penganiayaan terhadap ustadz Nur Yusuf (Uci) yang dilakukan
oknum yang menjaga makam Mbah Priok.
Acara yang digelar di kantor Walikota Jakarta Utara ini
melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan ormas Islam. Mereka mengutuk keras
tindakan premanisme yang dilakukan atas nama agama dan mendesak aparat untuk
menindak para pelakunya serta dalang di balik peristiwa ini agar tidak terjadi
konflik horizontal.
Kronologis penyekapan ustadz Nur Yusuf
Sumber: Beny Biki
Kejadian bermula pada tanggal 30 Juni 2011. Ustadz Nur Yusuf
ditanyakan oleh tetangganya perihal anak didiknya yang sudah delapan hari tidak
pulang-pulang. Karena Ustadz Nur Yusuf ini aktif juga di makam Mbah Priok, lalu
ia menuju ke makam. Ustadz Nur Yusuf datang berempat, tapi hanya Ustadz Nur
Yusuf yang boleh masuk ke makam. Ustadz Yusuf melakukan pengecekan apa betul
anak yang tidak pulang-pulang itu ada di makam Mbah Priok.
Dan ternyata di makam Mbah Priok itu ada anak yang
bersangkutan. Lalu kemudian ia menjemputnya untuk pulang. Setelah beberapa
lama, saat mau pulang, Ustadz Nur Yusuf dipanggil oleh kelompok Mbah Priok.
Kelompok ini beralasan Ustadz Nur Yusuf dipanggil Habib Ali. Akhirnya Ustadz
Nur Yusuf masuk kembali.
Ustadz Nur Yusuf diajak ke dalam sebuah kamar. Lalu lampu
dimatikan. Saat itu waktu sekitar jam 3-4 subuh. Di dalam kamar itu, selang
beberapa lama ketiga rekan Ustadz Nur Yusuf itu mendengar teriakan Allahu Akbar
dari suara Ustadz Nur Yusuf.
Rekannya bertiga ini menganggap bahwa Ustadz Nur Yusuf
sedang melakukan wirid atau dzikir. Akhirnya mereka bertiga pulang, dan
menyampaikan kepada keluarga bahwa Ustadz Nur Yusup masih berada di sana (Makam
Mbah Priok). Itu kejadian tanggal 1 Juli.
Selang tiga hari, Ustadz Nur Yusuf tidak juga kunjung pulang
ke rumah. Akhirnya, H. Otong, ayah dari Ustadz Nur Yusuf berinisiatif
mendatangi Makam Mbah Priok, lalu melakukan pengaduan kepada pihak kepolisian.
Polisi lalu melakukan penyelidikan.
Pihak kepolisian menemukan fakta dan bukti Ustadz Nur Yusuf
dalam kondisi babak belur. Saat pertama kali ditemukan kondisi Ustadz Yusuf
sangat memprihatinkan. Kalau kata keluarganya muka atau kepala Ustadz Yusuf
seperti buah melon, bulat, hidung tidak kelihatan.
Ustadz Yusuf mengaku dipukuli, disundut rokok, dalam kondisi
dipukuli, tangannya diborgol, hingga tangannya patah. Giginya juga dicabut
secara paksa empat buah. Sehingga saat ini Ustadz Nur Yusuf masih dalam
perawatan di RS Kramat Jati (RS Polri).
Dari pantuan kami, memang banyak anak-anak remaja usia
SMP-SMA yang sering berkunjung ke makam Mbah Priok. Bahkan banyak yang menginap
di sana dengan waktu lama. Jadi, kami berupaya agar mereka-mereka ini ditarik
kembali. Nanti MUI bertugas untuk menangkal agar remaja-remaja tidak terlibat
di makam Mbah Priok.
Hasil penelitian menyebutkan jasad Mbah Priok sudah
dipindahkan.
Sumber: Ibnu Abidin, LC, Ketua Komisi Ukhuwah MUI Jakarta
Utara
Respon atau pun sikap masyarakat terhadap makam Mbah Priok yang
hanya mitos seperti yang kita lihat, tidak semua masyarakat menerima hasil
penulisan buku yang ditulis MUI DKI Jakarta. Namun, belakangan setelah mereka
melihat perkembangan, mereka berbalik merespon buku yang ditulis MUI itu.
Terkait kasus Ustadz Nur Yusuf ini, MUI bersama ormas Islam
lainnya akan melakukan upaya jalur hukum.
Pada intinya, berziarah kubur itu bagus, mengingat kematian.
Apalagi jika kita berziarah ke makam orang shaleh. Tapi, ketika kita
meminta-minta kepada makam, itu musyrik. Batas musyrik ini sangat tipis.
Sumber: Amin Assalam, Ketua Komisi Pendidikan MUI Jakarta
Utara
Kalau kita baca buku hasil penelitian MUI, maka terungkap
jika di makam Mbah Priok itu telah terjadi praktek penyimpangan akidah.
Anak-anak diberi sugesti, ujian sekolah tidak usah belajar, minum air Mbah
Priok dijamin lulus. Air zam-zam dari Mekkah sudah muncul di situ. Anti bacok.
Macam-macam, propaganda yang disebarkan kelompok Mbah Priok
ini. Makam Mbah Priok menimbulkan banyak mudaratnya dibanding manfaatnya.
Insya Allah kami juga bersama ormas-ormas Islam akan
melaporkan hal ini kepada Komnas HAM.
MUI tidak memiliki otoritas untuk menutup makam Mbah Priok,
mesti banyak penyimpangan-penyimpangan. Kami hanya bisa memberikan saran-saran
dan menempuh langkah hukum. Terkait pengeluaran fatwa, kami MUI Jakarta Utara
juga tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkannya. Yang berwenang MUI Pusat
dan MUI DKI Jakarta, silahkan rekan-rekan tanyakan kepada mereka.
ERAMUSLIM > BERITA NASIONAL
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/kemusyrikan-makam-mbah-priok-dan-tragedi-penyekapan-ustadz-nur-yusuf.htm
Publikasi: Kamis, 14/07/2011 17:07 WIB
Sumber:http://www.nahimunkar.com/kemusyrikan-makam-mbah-priok-dan-tragedi-penyekapan-ustadz-nur-yusuf/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar