Salah seorang tokoh Hizbut Tahrir yang bernama Muhammad Mis’ari1
ketika dia mencaci maki Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, pada saat
yang sama dia memuji tokoh besar Syi’ah Rafidhah, Al-Khumaini, dengan
pernyataannya: “Sesungguhnya dia (Al-Khumaini, pent) adalah seorang pemimpin bersejarah yang agung dan jenius…”
Dia juga memanggil Syiah sebagai saudara dan mencela sahabat Mu’awiyyah bin Abu Sufyan dengan
dengan
statemennya yang dia ucapkan dalam sebuah selebaran resmi yang
dikeluarkan CDLR dari London pada hari Kamis 22 Syawwal 1415 H / 23
Maret 1995 M berkata “ Ketiga : berkaitanm dengan Mu’awiyah bi Abu Sufyan, saya telah menyebutkan dalam jawaban saya terhadap pertan nyaan salah seorang saudara kami dari Syiah yang hadir bahwa saya memandang Mu’awiyyah seorang perampas. Dan saya yakin dia pasti menerima balasan dari Allah di hari kiamat atas kejahatan yang telah dilakukannya.”
Bahkan
Di antaranya adalah pernyataan dia yang dimuat oleh surat kabar
Asy-Syarqul Ausath edisi 6270, terbit pada hari Jum’at 8 Ramadhan 1416
H: “Sesungguhnya kondisi saat ini di negeri Saudi Arabia yang tidak
mengizinkan bagi kaum Masehi (Nashara, pent.) dan Yahudi untuk
mempraktekkan syi’ar-syi’ar ibadah secara terang-terangan akan berubah
dengan tampilnya Komisi ini di medan hukum. Bahwasanya pemberian hak
kepada kaum minoritas adalah wajib, dalam bentuk hak untuk melaksanakan
syi’ar-syi’ar agama mereka di gereja-gereja mereka, serta hak untuk
mendapatkan pengakuan resmi atas pelaksanaan akad pernikahan sesuai
dengan aturan agama mereka secara khusus serta hak-hak lainnya, sebagai
bentuk penyempurnaan terhadap kebebasan kehidupan keagamaan dan
kehidupan pribadi mereka secara sempurna. Baik mereka itu dari kaum
Yahudi, Masehi, ataupun kaum Hindu!!”
Kemudian dia berkata: “Sesungguhnya pembangunan gereja-gereja adalah perkara yang mubah dalam syariat Islam.”
Kemudian dia berkata: “Sesungguhnya pembangunan gereja-gereja adalah perkara yang mubah dalam syariat Islam.”
Apakah
tokoh-tokoh Hizbut Tahrir hanya sebatas itu dalam pembelaan dan
pujiannya terhadap Syiah? Ternyata tidak, mereka bersegera pergi ke Iran
(ketika terjadi revolusi Iran) dan mereka pun mengusulkan siapa yang
akan menjadi khalifah disana. Tahukah kamu siapa yang mereka usulkan?
Dia adalah Khomeini, mereka meminta Khomeini menjadi khalifah. Dan hal
ini mereka nyatakan dalam surat kabar mereka, Al Khilafah no.18, jum’at, 2 januari 1410 H (1989 M).
Dalam
surat kabar tersebut terdapat sebuah artikel berjudul “Hizbut Tahrir
wal ‘Imam’ Khomeini”. Dalam artikel itu mereka berkata “Kami pergi ke Iran dan mengusulkan agar Khomeini menjadi khalifah umat ini”.
Mereka
mengatakan dalam majalahnya, Al Wa’ie, nomor 75 halaman 23, tahun 1993,
bahwa tidak ada perbedaan antara madzhab Syafi’i dan Hanafi, dan mereka
telah salah karena mendalilkan hal ini untuk menjelaskan yang
berikutnya, begitu pula Ja’fari dan Zaidi.
Dan
mereka berkata “dan inilah yang terjadi antara kalangan Sunni dengan
Syi’i, yang sebenarnya ada orang-orang yang berada di belakang
perpecahan ini (yang mempunyai maksud tertentu) dan kami harus memerangi
orang-orang itu, sebab tidak ada perbedaan antara keduanya, dan siapa
saja yang melakukan perbedaan itu maka akan kami lawan”.
Berikut potongan jawaban Dr.
Mohammed Jaber – Kotua (Komite Eksekutif Hizbut Tahrir di Libanon)
dalam sebuah wawancara yang mengungkapkan perselingkuhan HT dan Syiah :
Mohammed Jaber : Di
sana ada Buku pelatihan ideologi-politik HT yang disebut “Dasar-dasar
Islam” – yang diterbitkan pada tahun 1953 – yang dengan jelas menyatakan
bahwa penganut mazhab Ja’fari (yaitu Imamiyah Syiah) adalah orang
beriman dengan keimanan yang lengkap yang memiliki hak untuk bermain dan
berperan aktif dalam negara Islam, termasuk akses ke kantor
politik-keagamaan tertinggi, yaitu Khalifah. Saya bisa dengan tulus dan
kategori mengklaim bahwa tidak ada sektarianisme di HT sama sekali.
Siapapun yang mengadopsi keyakinan sektarian atau sikap (sektarian)
telah melangkah keluar dari bingkai ideologi HT.
.
Mohammed Jaber : Ketika
saya bertemu Imam Khomeini kembali pada tahun 1978, delegasi HT
menyampaikan surat kepada Imam dan kami meminta beliau jika gerakannya
memiliki sebuah proyek untuk menciptakan sebuah negara Islam global dan
kami juga bertanya apakah mereka telah mempersiapkan konstitusi. Kami
mengesankan pada Imam pentingnya merancang sebuah konstitusi yang tepat
untuk negara Islam. Kami mengatakan kepadanya dengan tegas bahwa HT siap
untuk membantu Iran dalam membangun negara Islam, bahkan jika negara
ini didominasi oleh Syiah Imamiyah. Tapi kami punya satu syarat, yaitu
bahwa negara ini harus milik semua umat Islam bukan hanya menjadi negara
nasional Iran.
…..
Mohammed Jaber – tidak diragukan lagi bahwa Khomeini adalah pemimpin islam yang besar dan tulus
……
Mohammed Jaber – Saya
akan memberikan pendapat pribadi saya, tetapi pendapat ini dibagi oleh
para pemimpin HT sebagian dan anggota di seluruh dunia. Rezim Iran kuat
justru karena legitimasinya didasarkan pada Islam.
Diterjemahkan secara sederhana dari http://religion.info/english/interviews/article_474.shtml#.UQqeOcX8_IU
…….
Demikianlah keadaan Hizbut Tahrir, mereka berteman dengan Syiah Raafidhah (Kesesatan Syiah Silahkan baca di sini),
dan kemudian merekapun berkolaborasi dalam menentang da’wah Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab, kita tahu bagaimana besarnya permusuhan Syiah
Raafidah terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan da’wah beliau.
Mereka membenci, menghujat dan mengarahkan pedang permusuhan kepada para
da’i yang lantang meneriakkan tauhid dan membela keutamaan Shahabat dan
istri Rasulullah namun mengarahkan persaudaraan dan berkasih sayang
kepada mereka yang telah mengatakan Bunda Aisyah dan Hafshah adalah
pelacur dan mengatakan kalau Abu Bakar dan Umar adalah orang murtad……
Aneh….. Ketika
Syi’ah mencaci maki para shahabat dan mengatakan bahwa para shahabat
telah merubah Al Qur’an, mencaci maki istri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, ummul mukminin, tapi bagi Hizbut Tahrir ini adalah
masalah kecil!! Kenapa bisa seperti itu? Karena berdasarkan pada hal
yang paling penting bagi mereka, yaitu permasalahan khilafah.
Sumber :
-
Mereka Adalah Teroris, Al Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh, Pustaka Qaulan Sadida Cetakan ke 2, Dzulqa’dah 1426 H
-
Majalah Asy Syariah Vol. II /No. 22/1427 H
1Sayang
sekali Al-Mis’ari yang telah mengumumkan kebenciannya terhadap daulah
tauhid serta ulamanya dan merasa gerah hidup di tengah-tengah muslimin,
justru rela dan merasa tentram tinggal di negeri kufur dengan
perlindungan hukum dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar