Oleh:
Ganna Pryadha
Alumnus
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
من أبرز مؤلفات الشيخ محمد بن عبد الوهاب،
- أحاديث في
الفتن و الحوادث .
- أحكام الصلاة.
- آداب المشي إلى الصلاة.
- أربع قواعد تدور الأحكام عليها.
- أصول الإيمان.
- أصول الدين الإسلامي مع قواعده
الأربع.
- الجواهر المضية.
- الخطب المنبرية.
- الرسائل الشخصية.
- الرسالة المفيدة.
- الطهارة.
- القواعد الأربعة.
- الكبائر.
- مسائل الجاهلية.
- بعض فوائد صلح الحديبية.
- تفسير آيات من القرآن الكريم.
- ثلاثة أصول.
- حاشية الأصول الثلاثة.
- رسالة في الرد على الرافضة.
- شروط الصلاة وأركانها وواجباتها.
- فتاوى ومسائل.
- فضائل القرآن.
- فضل الإسلام.
- كتاب التوحيد.
- كشف الشبهات.
- مبحث الاجتهاد والخلاف.
- مجموعة رسائل في التوحيد والإيمان.
- مختصر الإنصاف والشرح الكبير.
- مختصر تفسير سورة الأنفال.
- مختصر زاد المعاد لابن قيم الجوزية.
- مختصر سيرة الرسول صلى الله عليه
وسلم.
- مسائل لخصها الشيخ محمد بن عبد
الوهاب من كلام ابن تيمية.
- مفيد المستفيد في كفر تارك التوحيد.
Sejak awal kemunculannya, dakwah
yang diusung Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab senantiasa mendapatkan serangan
menohok dan selalu berhadapan dengan musuh-musuh keji, baik dari pihak
penguasa, kalangan yang mengklaim berafiliasi kepada ilmu (baca: ulama jahat),
kelompok-kelompok sesat, ataupun orang-orang kafir.
Beragam metode dan konsep diterapkan
mereka guna membendung dakwah Ahlussunnah yang dikembangkan Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab. Mulai dari penulisan dan pendistribusian buku-buku yang menyerang
dakwah ‘salafiyyah’reformis itu, semisal buku Sejarah
Berdarah Sekte Salafi Wahabi yang ditulis oleh Syaikh Idahram (Marhadi
Muhayyar); lalu agitasi, provokasi, dan intimidasi para penguasa kafir terhadap
para pengikut dakwah Syaikh Ibnu Abdul Wahhab, dan bahkan dengan kekerasan
fisik (senjata).
Bahkan musuh-musuh itu tidak
segan-segan memberikan stigma negatif-ofensif kepada dakwah yang mengajak
manusia untuk bertauhid secara lurus dan purfikatif itu. Mereka mencap para
pengikut dakwah Syaikh yang tumbuh-besar di Nejed itu sebagai teroris,
ekstremis, radikalis, kelompok eksklusif, dan sederet terminologi buruk
lainnya. Mereka mengistilahkan “Wahhabi” untuk setiap pengikut dakwah Syaikh.
Para pengikut dakwah tauhid disebut sebagai orang-orang yang melanggar tradisi
dan kepercayaan, sekalipun kepercayaan-kepercayaan mereka itu rusak,
bertentangan dengan Al-Qur‘an Al-Karim dan hadits-hadits shahih.
…Fitnah, tuduhan dusta, isu negatif
dan sejenisnya menjadi sejoli bagi julukan ‘Wahhabi’. Semua tak sesuai dengan
realitanya…
Fitnah, tuduhan dusta, isu negatif
dan sejenisnya menjadi sejoli bagi julukan ‘Wahhabi’. Tak ayal, yang lahir adalah
citra buruk dan keji tentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang tak
sesuai dengan realitanya. Sehingga istilah Wahhabi nyaris menjadi momok dan
monster yang mengerikan bagi umat. Fenomena timpang ini, menuntut kaum muslimin
untuk jeli dalam menerima informasi. Terlebih ketika narasumbernya adalah orang
kafir, munafik, atau para pelaku bid’ah.
Mengomentari serangan seperti itu,
di dalam Majmu’ah Mu‘allafat Asy-Syaikh Muhammad ibni Abdil
Wahhab (26/5), Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menceritakan, “Tatkala
aku muncul ke permukaan untuk membenarkan dakwah Rasulullah, orang-orang
mencaciku dengan keji. Mereka mengira bahwa aku telah mengafirkan semua orang
Islam dan menganggap halal harta-harta mereka.”
Dalam surat korespondensinya kepada
As-Suwaidi –seorang ulama asal Irak— sebagai jawaban atas surat As-Suwaidi
kepadanya, Syaikh Ibnu Abdul Wahhab mengutarakan kebencian dan fitnah dusta
yang dilayangkan musuh-musuh mereka. Syaikh berkata:
“Bermacam-macam tuduhan telah
dilontarkan kepada kami, fitnah pun makin menjadi-jadi, mereka mengerahkan
pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki dari kalangan iblis untuk menyerang
kami. Dan di antara kebohongan yang mereka sebarkan, adalah tuduhan bahwa aku
mengkafirkan seluruh kaum muslimin kecuali pengikutku, dan menikah dengan
mereka hukumnya tidak sah. Untuk menukil tuduhan tersebut saja orang yang
berakal merasa malu, apalagi untuk mempercayainya. Bagaimana mungkin orang yang
berakal memiliki keyakinan seperti itu? Apakah mungkin seorang muslim meyakini
keyakinan demikian? Aku berlepas diri dari tuduhan itu. Tuduhan itu tidaklah
dilontarkan melainkan dari orang yang tidak waras dan linglung. Semoga
Allah Ta’ala memerangi orang-orang yang bermaksud jelek.” (Kitab
Ad-Durar As-Saniyyah, I/80)
Jika kita meneliti kitab-kitab dan
tulisan-tulisan yang menyerang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya,
maka kita bisa mendapatkan fakta bahwa kebanyakan mereka berasal dari
kelompok Syi’ah Rafidhah, kelompok Sufi ekstrim, kaum sekular-liberalis,
orang-orang kafir, Para ulama su‘ yang memandang kebenaran
sebagai kebatilan dan kebatilan sebagai kebenaran, dan yang lainnya.
Kelompok Syiah Rafidhah melancarkan serangan kepada dakwah Syaikh Ibnu Abdul
Wahhab demi membela akidah dan imam-imam mereka.
Akidah Syi’ah menyatakan bahwa
kelompok Ahlussunnah telah murtad dari Islam, dikarenakan tidak mendahulukan
Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khatthab. Tak aneh
jika Syi’ah sampai menyatakan halal atas darah dan harta Ahlussunnah. Dalam
akidah Syi’ah, mencaci dan menghina sahabat mempunyai keutamaan besar, sehingga
termasuk tindakan yang diganjar hadiah surga. Kebencian Syi’ah kepada para
sahabat Nabi Muhammad, khususnya Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, dan lainnya
sungguh mengurat-akar. Tidak sedikit ulama Ahlussunnah yang membantah
ajaran-ajaran sesat Syi’ah melalui kitab-kitab dan tulisan-tulisan. Termasuk
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Melalui Risalah fi Ar-Radd
‘ala Ar-Rafidhah (Risalah untuk Membantah Syi’ah Rafidhah), Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab membantah sejumlah prinsip dan ajaran Syi’ah melalui
argumentasi singkat dan dalil-dalil yang meyakinkan. Belum lagi kemarahan
mereka semakin menghebat, karena para ksatria dakwah tauhid telah menghancurkan
bangunan kubah di atas kuburan Husain bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. Semua
ini mendorong mereka untuk memusuhi dakwah tauhid, dan menebarkan
kedustaan-kedustaan tentangnya.
Pun demikian dengan golongan Sufi
yang melakukan hal-hal bid’ah dalam agama. Prinsip-prinsip kelompok tasawuf
banyak bertentangan dengan ajaran Islam sesuai pemahaman Rasulullah dan para
sahabat beliau. Sehingga Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab beserta para muridnya
merasa perlu untuk meluruskan pemikiran kelompok Sufi dengan hujjah-hujjah yang
gamblang dan tegas. Satu persatu syubhat dan kerancuan kaum Sufi pun
terbantahkan. Seluruh bid’ah dan amalan-amalan keagamaan yang bernuansa
kesyirikan dan bertentangan dengan Sunnah Rasulullah lambat-laun menghilang
dari bumi Najed dan Hijaz. Tak pelak lagi, hal tersebut membuat murka kalangan
Sufi, sehingga pengikut mereka semakin susut. Kemudian mereka menghalalkan
segala cara untuk membendung dakwah tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Sementara orang-orang sekular dan
liberalis –serta orang-orang yang mengaku reformis-moderat– sengaja menyerang
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab demi mempreteli prinsip-prinsip syariat
Islam, berlepas diri darinya, serta memarjinalkan Islam dari sendi-sendi
kehidupan masyarakat demi kepuasan hedonistik dan kehidupan permisif. Ditambah
lagi pihak-pihak yang mencoba untuk memprovokasi orang-orang agar menyerang
dakwah tauhid, dikarenakan prinsip-prinsip dakwahnya –semisal jihad fi
sabilillah dan al-wala‘ wa al-barra‘ (loyalitas dan
anti-loyalitas dalam Islam)— menghalangi syahwat keduniaan mereka.
Sehingga mereka, misalnya, terhalang untuk bisa bermesraan dengan orang-orang
kafir dan terhalang meraup keuntungan materialistik. Tujuan para pengusung akal
adalah kehidupan dunia; makan enak, tidur nyenyak, dan harta banyak, meskipun
harus mengorbankan prinsip-prinsip akidah dan hukum-hukum syariat.
Adapun permusuhan Barat kepada
dakwah yang diusung Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sudah jauh lebih lama
menyeruak, sejak dakwah penuh keberkahan ini muncul. Jalal Abu Alrub,
dalam Biography and Mission of Muhammad Ibn ‘Abdul Wahhâb,
menyebutkan bahwa Inggris merupakan negara barat pertama yang cukup interest
menggelari dakwah ini dengan ‘Wahhabisme’, alasannya karena dakwah ini mencapai
wilayah koloni Inggris yang paling berharga, yaitu India. Banyak ulama di India
yang memeluk dan menyokong dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Dalam situs Wikipedia disebutkan,
imperialis Inggris yang menjajah banyak negeri kaum muslimin kala itu pun
khawatir terhadap dampak buruk penyebaran dakwah Syaikh Ibnu Abdul Wahhab
terhadap eksistensi mereka. Sebab Syaikh menghidupkan kembali ajaran tauhid
dan berjihad melawan berbagai bentuk syirik dan bid’ah, sedangkan Inggris
justru mempertahankan hal-hal tersebut, karena di situlah titik kelemahan kaum
muslimin. Artinya, bila kaum muslimin kembali kepada tauhid dan
meninggalkan semua bentuk syirik dan bid’ah, niscaya mereka akan angkat senjata
melawan para penjajah. Karenanya, Inggris memunculkan istilah ‘Wahhabi’ dan
merekayasa berbagai kedustaan dan kejahatan yang mereka lekatkan pada pengikut
dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, sehingga banyak dari kaum muslimin di
negeri-negeri jajahan Inggris yang termakan hasutan tersebut dan serta merta
membenci mereka.
Hal demikian senada dengan analisa
W.W Hunter dalam bukunya yang berjudul The Indian Musalmans. Dia
mencatat bahwa selama pemberontakan orang India tahun 1867, Inggris paling
menakuti kebangkitan muslim ‘Wahhâbi’ yang tengah bangkit menentang Inggris.
Hunter menulis, “Tidak ada ketakutan bagi Inggris di India melainkan terhadap
kaum Wahhabi, karena merekalah yang menyebabkan kerusuhan dalam rangka
menentang Inggris dan mengagitasi (membangkitkan semangat) umat dengan atas
nama jihad untuk memusnahkan penindasan akibat dari ketidaktundukan kepada Inggris
dan kekuasaan mereka.”
…Barat begitu gigih menentang
dakwah‘salafiyah’. Orang-orang Kristen Barat merupakan penganut trinitas dan
melakukan kesyirikan kepada Allah…
Tidaklah mengherankan jika Barat
begitu gigih menentang dakwah ‘salafiyah’ ini. Orang-orang
Kristen Barat merupakan penganut trinitas dan melakukan kesyirikan kepada
Allah. Sedangkan dakwah yang dikomandoi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
berdiri di atas prinsip pengesaan (tauhid) Allah SWT. Orang-orang Barat begitu
menikmati hubungan mesra mereka dengan syahwat dunia, harta, tahta, dan wanita.
Sementara dakwah tauhid menyeru orang-orang agar patuh kepada Allah, mau
beribadah kepada-Nya tanpa dibarengi kemusyrikan, dan berpaling dari segala
sesuatu selain-Nya.
Secara definitif, Syaikh Abdul Aziz
Abdul Latif menerangkan faktor-faktor pemicu pertentangan orang-orang awam
terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang diringkas ke dalam
poin-poin berikut:
1. Ketidaktahuan akan agama Islam
secara komprehensif dan terstruktur, berkembangnya penyimpangan-penyimpangan
akidah yang dianut kebanyakan orang Islam, sikap fanatik terhadap
pendapat-pendapat ulama yang tidak memiliki pemahaman lurus tentang Islam,
taklid buta, pemujaan terhadap kuburan, berhukum kepada thaghut (segala
sesuatu yang disembah dan ditaati selain Allah), condong dan merasa nyaman
‘bermesraan’ dengan orang-orang kafir. Semua fenomena di atas terlihat jelas
dari kehidupan kaum muslimin kontemporer. Sementara dakwah tauhid meniscayakan
ketundukan kepada teks-teks wahyu dan penyembahan kepada Allah semata.
Dakwah tauhid mengajarkan bahwa para
ulama hanyalah sekadar sarana dan wasilah untuk memahami Islam. Jika para ulama
itu menyimpang dari akidah yang benar, maka pendapat mereka tidak bisa diikuti.
Islam menetapkan bahwa siapa saja yang menuhankan ulama atau penguasa dalam
proses menghalalkan apa yang Allah haramkan, atau mengharamkan apa yang Allah
halalkan, maka para ulama dan penguasa itu tak ubahnya tuhan-tuhan selain
Allah. Islam juga melarang umatnya untuk loyal kepada orang-orang kafir. Siapa
saja muslim yang membantu mereka untuk menyerang kaum muslimin, maka
sesungguhnya dia telah keluar dari Islam. Wajar jika dakwah tauhid yang diusung
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini muncul, maka para ulama su‘ (jahat)
dan orang-orang awam beramai-ramai menentangnya. Ini mengingat, dakwah tauhid
menyelisihi kebiasaan-kebiasaan syirik dan bid’ah yang biasa mereka lakukan.
…Segenap musuh beramai-ramai
melakukan kedustaan atas nama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Abdullah bin
Suhaim menulis surat ke sejumlah ulama negeri muslim untuk memprovokasi mereka
agar menentang dakwah Syaikh…
2. Faktor kedua yang memicu serangan
bertubi-tubi kepada dakwah tauhid adalah stigma yang melekat pada dakwah dan
tokoh-tokohnya. Tak terhitung lagi banyaknya distorsi, tuduhan dusta, dan
kerancuan-kerancuan yang diarahkan musuh-musuh tauhid kepada dakwah dan
tokoh-tokohnya.
Segenap musuh beramai-ramai
melakukan kedustaan atas nama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Sebagaimana
dilakukan Abdullah bin Suhaim –salah seorang musuh Syaikh Ibnu Abdul Wahhab.
Dia menulis surat ke sejumlah ulama negeri muslim untuk memprovokasi mereka
agar menentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Dalam surat yang
ditulisnya terdapat berbagai kebohongan dan kedustaan. Tak heran jika kemudian
orang-orang termakan hasutan dan kedustaan para ulama su‘ itu,
sehingga mereka dengan sukarela melancarkan serangan.
3. Pertikaian-pertikaian politik dan
peperangan yang terjadi antara para pengikut dakwah tauhid dengan orang-orang
Turki Utsmani, serta antara para pengikut dakwah tauhid dengan para penguasa.
Pertikaian-pertikaian ini masih menyisakan bekas hingga saat ini. Di
majalah Al-Manar, Muhammad Rasyid Ridha pernah menulis,
“Sesungguhnya penyebab munculnya tuduhan bahwa Wahhabiyah melakukan ‘bid’ah’
dan ‘kekafiran’ adalah murni karena persoalan politik an-sich, agar
kaum muslimin yang telah menguasai daerah Hijaz menghindar darinya. Orang-orang
Turki Utsmani merasa ketakutan bahwa kaum muslimin akan mendirikan sebuah
Negara Arab. Sejatinya, apabila badai politik mereda, maka orang-orang Turki
Utsmani tidak akan mengotak-atik para ‘Wahhabis’.
…Orang-orang yang mau bersikap adil
akan mengetahui betapa istimewanya dakwah tauhid yang diusung Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahhab. Istimewa dari segi pengambilan-pengambilan hukum, kemurnian
akidah, dan keabsahan manhajnya…
4. Termasuk ke dalam faktor yang
membuat musuh-musuh menentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah
ketidaktahuan mereka tentang hakikat dakwah tauhid dan keengganan mereka untuk
menelaah karya-karya dan tulisan-tulisan tokoh-tokoh dakwah tauhid. Disebabkan
kedengkian dan sikap apriori, mereka enggan untuk mau meneliti karya-karya
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab atau tokoh-tokoh lainnya, secara fair dan
dengan hati serta pikiran terbuka. Adakah dari mereka yang secara tulus mau
menelaah kitab Ushul Al-Iman, Al-Qawa’id Al-Arba’ah, Tsalatsah
Ushul, Kitab At-Tauhid, Kasyfu Asy-Syubuhat, dan
lain sebagainya? Jika memang mereka merasa keberatan dengan dakwah yang diusung
Syaikh, maka silahkan kritisi dan bantah dengan dalil-dalil yang kuat dan mu’tabar (kredibel).
Seandainya mereka mau mempelajari kitab-kitab beliau dengan penuh kesadaran,
niscaya mereka akan menemukan Al-Qur’an, hadits dan ucapan sahabat sebagai
rujukannya. Mayoritas intelektual dan ‘ulama’ mengetahui dakwah yang diusung
Syaikh Ibnu Abdul Wahhab melalui kitab-kitab dan tulisan-tulisan
musuh-musuhnya. Sebagaimana dinyatakan sebuah ungkapan: “Manusia selalu
memusuhi sesuatu yang tidak diketahuinya.”
Bagi orang-orang yang mau bersikap
adil, mereka akan mengetahui betapa istimewanya dakwah tauhid yang
diusung Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Istimewa dari segi
pengambilan-pengambilan hukum dan prinsip melalui sumber-sumber primer Islam yang
purifikatif, kemurnian akidah, dan keabsahan manhajnya. Membela dakwah tauhid
bukan sekadar membela para ulama dan tokohnya semata, namun juga membela
prinsip-prinsip dan hukum-hukum Allah dan manhaj salafush-shalih.
Akhirnya, semoga kita semua bisa mengambil manfaat dari upaya-upaya ilmiah dan
khazanah intelektual berharga yang diwariskan para ulama dan tokoh dakwah
tauhid. Sebagaimana juga mengambil manfaat dari kehidupan dan pengalaman
mereka. Wallahu A’lam. [voa-islam.com] Rabu, 21 Dec 2011. Ilustrasi;
kitab. Foto iccirut, daftar kitab-kitab karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
– http://arabshbab.yoo7.com/t11259-topic
- See more at:
http://www.nahimunkar.com/mengapa-mereka-menyerang-dakwah-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab/#sthash.0YHslhPd.dpuf
- See more at: http://www.nahimunkar.com/mengapa-mereka-menyerang-dakwah-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab/#sthash.aN3fknUs.dpufOleh: Ganna PryadhaAlumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.من أبرز مؤلفات الشيخ محمد بن عبد الوهاب،- أحاديث في الفتن و الحوادث .- أحكام الصلاة.- آداب المشي إلى الصلاة.- أربع قواعد تدور الأحكام عليها.- أصول الإيمان.- أصول الدين الإسلامي مع قواعده الأربع.- الجواهر المضية.- الخطب المنبرية.- الرسائل الشخصية.- الرسالة المفيدة.- الطهارة.- القواعد الأربعة.- الكبائر.- مسائل الجاهلية.- بعض فوائد صلح الحديبية.- تفسير آيات من القرآن الكريم.- ثلاثة أصول.- حاشية الأصول الثلاثة.- رسالة في الرد على الرافضة.- شروط الصلاة وأركانها وواجباتها.- فتاوى ومسائل.- فضائل القرآن.- فضل الإسلام.- كتاب التوحيد.- كشف الشبهات.- مبحث الاجتهاد والخلاف.- مجموعة رسائل في التوحيد والإيمان.- مختصر الإنصاف والشرح الكبير.- مختصر تفسير سورة الأنفال.- مختصر زاد المعاد لابن قيم الجوزية.- مختصر سيرة الرسول صلى الله عليه وسلم.- مسائل لخصها الشيخ محمد بن عبد الوهاب من كلام ابن تيمية.- مفيد المستفيد في كفر تارك التوحيد.Sejak awal kemunculannya, dakwah yang diusung Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab senantiasa mendapatkan serangan menohok dan selalu berhadapan dengan musuh-musuh keji, baik dari pihak penguasa, kalangan yang mengklaim berafiliasi kepada ilmu (baca: ulama jahat), kelompok-kelompok sesat, ataupun orang-
…Barat begitu gigih menentang dakwah‘salafiyah’. Orang-orang Kristen Barat merupakan penganut trinitas dan melakukan kesyirikan kepada Alla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar