Di antara alasan kenapa aku cinta Islam
adalah karena kesempurnaan syari’at Islam dan keridhoan Allah pada
ajaran ini. Jika Allah sudah ridho, tentu tidak boleh ada yang tidak
suka karena langsung keridhoan itu datang dari Sang Kholiq yang berada
di atas langit.
Dan ayat ini sudah menunjukkan keistimewaan ajaran Islam dibanding ajaran lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat di atas,
‘Ali bin Abi Tholhah berkata dari Ibnu ‘Abbas ketika menerangkan ayat di atas,
Asbath berkata dari As Sudi, ia berkata, “Ayat ini turun pada hari Arafah, setelah itu tidak turun penghalalan atau pengharaman.”
Ibnu Juraij berkata,
Semoga dengan mengetahui hal ini semakin membuat kita mencintai Islam yang sempurna.
—
@ Markaz Yufid di Jalan Kaliurang, Yogyakarta, 14 Jumadal Akhiroh 1434 H
www.rumaysho.com
Dan ayat ini sudah menunjukkan keistimewaan ajaran Islam dibanding ajaran lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Ma’idah: 3).Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat di atas,
وقوله:
{ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا } هذه أكبر نعم الله ، عز
وجل، على هذه الأمة حيث أكمل تعالى لهم دينهم ، فلا يحتاجون إلى دين غيره،
ولا إلى نبي غير نبيهم، صلوات الله وسلامه عليه؛ ولهذا جعله الله خاتم
الأنبياء، وبعثه إلى الإنس والجن، فلا حلال إلا ما أحله، ولا حرام إلا ما
حرمه، ولا دين إلا ما شرعه، وكل شيء أخبر به فهو حق وصدق لا كذب فيه ولا
خُلْف، كما قال تعالى: { وَتَمَّتْ كَلِمَتُ (1) رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا }
[ الأنعام : 115 ] أي: صدقا في الأخبار، وعدلا في الأوامر والنواهي، فلما
أكمل (2) الدين لهم تمت النعمة عليهم (3) ؛ ولهذا قال [تعالى] (4) {
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي
وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا } أي: فارضوه أنتم لأنفسكم، فإنه الدين
الذي رضيه الله وأحبه (5) وبعث به أفضل رسله الكرام، وأنزل به أشرف كتبه.
“Ayat
ini sudah menunjukkan bahwa inilah nikmat terbesar dari Allah terhadap
umat Islam, di mana Allah telah menyempurnakan agama ini pada Islam
sehingga mereka tidak butuh pada agama selain Islam. Begitu pula mereka
tidak butuh pada Nabi selain Nabi mereka. Oleh karena itu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dijadikan penutup para Nabi. Dan beliau
diutus pada manusia dan jin. Tidak ada suatu yang halal dan yang haram
kecuali yang beliau tunjukkan. Begitu pula tidak ada syari’at (ajaran)
yang diikuti kecuali syari’at dari beliau. Dan setiap yang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan selalu benar dan tidak ada dusta.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلا
“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.”
(QS. Al An’am: 115). Yang dimaksud ayat ini adalah benar dalam berita
dan adil dalam setiap perintah dan larangan. Ketika dikatakan bahwa
Islam telah disempurnakan, itu pertanda bahwa nikmat telah sempurna.
Oleh karena itu disebutkan dalam ayat ini (yang artinya), “Pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. Ini berarti
kalian wahai umat Islam telah diridhoi. Agama kalian pun diridhoi dan
dicintai. Lalu telah turun pada kalian Rasul yang mulia, begitu pula
kitab yang penuh kemuliaan.”‘Ali bin Abi Tholhah berkata dari Ibnu ‘Abbas ketika menerangkan ayat di atas,
وهو
الإسلام، أخبر الله نبيه صلى الله عليه وسلم والمؤمنين أنه أكمل لهم
الإيمان، فلا يحتاجون إلى زيادة أبدا، وقد أتمه الله فلا ينقصه أبدا، وقد
رضيه الله فلا يَسْخَطُه أبدا.
“Yang dimaksud dalam
ayat tersebut adalah Islam. Allah telah mengabarkan pada Nabinya dan
orang-orang beriman bahwa agama mereka telah disempurnakan sehingga
mereka tidak butuh lagi pada penambahan selamanya. Allah telah
menyempurnakan agama mereka berarti pula tidak boleh dikurangi. Dan
Allah pun ridho, maka tidak boleh ada yang murka selamanya.”
(Diriwayatkan oleh Ath Thobary dengan sanad yang shahih dari jalur Ibnu
Abi Tholhah darinya)Asbath berkata dari As Sudi, ia berkata, “Ayat ini turun pada hari Arafah, setelah itu tidak turun penghalalan atau pengharaman.”
Ibnu Juraij berkata,
مات رسول الله صلى الله عليه وسلم بعد يوم عرفة بأحد وثمانين يوما.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia 81 hari setelah hari ‘Arafah.
عَنْ
طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ رَجُلٌ مِنَ الْيَهُودِ لِعُمَرَ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لَوْ أَنَّ عَلَيْنَا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ (
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى
وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ
عِيدًا . فَقَالَ عُمَرُ إِنِّى لأَعْلَمُ أَىَّ يَوْمٍ نَزَلَتْ هَذِهِ
الآيَةُ ، نَزَلَتْ يَوْمَ عَرَفَةَ فِى يَوْمِ جُمُعَةٍ
Dari
Thoriq bin Syihab, ia berkata bahwa seorang Yahudi pernah berkata pada
‘Umar, “Wahai Amirul Mukminin, seandainya ayat (yang artinya), “Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”
turun di tengah-tengah kami, maka tentu kami akan menjadikannya sebagai
hari ‘ied (hari raya).” ‘Umar pun berkata, “Aku mengetahui di hari apa
ayat tersebut turun yaitu di hari ‘Arofah di hari Jum’at.” (HR. Bukhari
no. 7268).
قال
كعب: لو أن غير هذه الأمة نزلت عليهم هذه الآية، لنظروا اليوم الذي أنزلت
فيه عليهم، فاتخذوه عيدا يجتمعون فيه. فقال عمر: أي آية يا كعب؟ فقال: {
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ } فقال عمر: قد علمت اليوم الذي
أنزلت فيه، والمكان الذي أنزلت (5) فيه، نزلت في يوم جمعة ويوم عرفة،
وكلاهما بحمد الله لنا عيد.
“Ka’ab berkata:
seandainya umat selain Islam diturunkan ayat ini, lalu memperhatikan
hari tersebut dan menjadikan hari itu sebagai hari perayaan. ‘Umar pun
berkata, “Hari apa itu wahai Ka’ab?” “Ketika turun ayat al yauma akmaltu
lakum diinakum”, jawab Ka’ab. Lalu ‘Umar berkata, “Aku tahu hari di
mana ayat tersebut turun. Aku pun tahu di mana tempat ayat tersebut
turun. Ayat tersebut turun pada hari Jum’at bertepatan dengan hari
‘Arofah. Kedua hari tersebut -berkat karunia Allah- adalah hari ‘ied
bagi kami.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobari dengan sanad shahih).Semoga dengan mengetahui hal ini semakin membuat kita mencintai Islam yang sempurna.
—
@ Markaz Yufid di Jalan Kaliurang, Yogyakarta, 14 Jumadal Akhiroh 1434 H
www.rumaysho.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar