Kedatangan Syaikh Ali Hasan Al Halabi memenuhi undangan pemerintah Indonesia untuk memberikan nasehat kepada narapida teroris membuat gemetar para pelaku dan pembela aksi pengrusakan dan pengeboman. Opini yang dihembuskan oleh media pendukung aksi kejahatan
berkedok jihad itu terlihat bahwa mereka kocar-kacir, sehingga berusaha sekuat tenaga menghancur leburkan pribadi Syaikh Ali Hasan Al Halabi. Mereka mengungkit perdebatan klasik antara Lajnah Daimah dengan Syaikh Ali Hasan Al Halabi, memberikan gelar buruk sebagai Syaikhul Mukhbirin (Syaikhnya para intel), hingga tuduhan dusta saat terjadinya dialog dengan para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.
Inti dari pembentukan opini yang dihembuskan itu adalah pembunuhan karakter Syaikh Al Hasan Al Halabi dengan tujuan agar kaum muslimin Indonesia menjauhi dan menolak ulama murid senior ahli hadits abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani itu.
Dusta Pembela Teroris Pada Dialog Nusakambangan
Ramai diberitakan oleh media-media pendukung gerakan
terorisme bahwa ketika Syaikh Ali Hasan berdialog dengan narapidana teroris,
beliau berbicara sangat kasar dengan mengucapkan kata “ANDA BODOH” ditujukan
kepada narapida. Kemudian dari kejadian tersebut lahirlah caci maki berikutnya
yang tujuan intinya adalah agar pribadi Syaikh Al Hasan Al Halabi hancur.
Padahal kejadian sesungguhnya adalah tidak demikian, justru
narapida teroris yang memukul meja dengan emosi, kemudian salah satu diantara
mereka mengucapkan “ANDA BODOH” kepada Syaikh yang sedang memberikan nasihat.
Demikian seperti dilaporkan oleh Abdullah Sammy, wartawan Republika yang turut
hadir dalam dialog tersebut. Koran tersebut terbit pada Selasa (10/12)
memuat jalannya dialog:
Disana (Lapas Kembang Kuning Nusakambangan –red), salah satu
ulama Syaikh Ali Hasan Al Halabi berpisah dari rombongan untuk menemui sekitar
13 orang teroris.
“Saya ingin meyakinkan bahwa Islam adalah agama yang penuh
damai,” ujar Al Halabi kepada para napi.
Kedatangan Al Halabi untuk berdialog langsung mendapat
penolakan dari pentolan napi terorisme di Lapas Kembang Kuning, Oman
Abdurrahman alias Abu Oman (maksudnya adalah Aman Abdurrahman –red). Namun ada
kelompok napi lainnya yang menerima ide yang disampaikan Al Halabi.
Saat Al Halabi masih menggelar dialog, rombongan ulama lain
berlabuh di Lapas Permisan. Adalah ulama asal Mesir, Syaikh Najih Ibrahim yang
datang untuk berdialog dengan sekitar 11 napi terorisme di Lapas itu.
Dialog yang dihadiri dalang terorisme di Poso, yakni Syaiful
Anam alias Brekele dan kelompoknya itu berlangsung dengan tensi tinggi. Suasana
tak jenak bermula ketika Syaikh Najih Ibrahim meminta para napi meninggalkan
jalan kekerasan.
Mendengar nasihat dari ulama, seorang napi teroris mendadak
naik emosinya. Meja di ruang Lapas pun mereka geberak, sambil berujar “ANDA
BODOH!” selepas memaki, sejumlah napi pun kompak meninggalkan ruang pertemuan.
(Dinukil dari Harian Republika, terbit Selasa, 10 Desember 2013 halaman 2. Kata
Syekh pada nukilan tersebut ditulis dengan Syaikh dan kata Al Khalaby ditulis
Al Halabi, untuk menyesuaikan tulisan lainnya di gemaislam.com)
Dari sini nampak jelas, siapa yang berbohong dan siapa yang
memutar balikkan fakta. Yang memaki sambil memukul meja dan mengucapkan “ANDA
BODOH” adalah salah satu narapidana teroris kepada Syaikh Najih Ibrahim, bukan
Syaikh Ali Hasan Al Halabi yang mengatakannya.
Tunggu saja dialog selanjutnya, apakah nanti akan ada lagi
fakta yang diputar balikkan?, Alhamdulillah umat Islam telah cerdas memilih
informasi sehingga jelas siapa yang jujur dan siapa yang berdusta. [Budi Marta
Saudin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar