Kamis, 01 Mei 2014

Usaha Pembela Aksi Terorisme Untuk Membunuh Karakter Syaikh Ali Hasan Al Halabi


Kedatangan Syaikh Ali Hasan Al Halabi memenuhi undangan pemerintah Indonesia untuk memberikan nasehat kepada narapida teroris membuat gemetar para pelaku dan pembela aksi pengrusakan dan pengeboman. Opini yang dihembuskan oleh media pendukung aksi kejahatan

berkedok jihad itu terlihat bahwa mereka kocar-kacir, sehingga berusaha sekuat tenaga menghancur leburkan pribadi Syaikh Ali Hasan Al Halabi. Mereka mengungkit perdebatan klasik antara Lajnah Daimah dengan Syaikh Ali Hasan Al Halabi, memberikan gelar buruk sebagai Syaikhul Mukhbirin (Syaikhnya para intel), hingga tuduhan dusta saat terjadinya dialog dengan para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.



Inti dari pembentukan opini yang dihembuskan itu adalah pembunuhan karakter Syaikh Al Hasan Al Halabi dengan tujuan agar kaum muslimin Indonesia menjauhi dan menolak ulama murid senior ahli hadits abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani itu.




Dusta Pembela Teroris Pada Dialog Nusakambangan


Ramai diberitakan oleh media-media pendukung gerakan terorisme bahwa ketika Syaikh Ali Hasan berdialog dengan narapidana teroris, beliau berbicara sangat kasar dengan mengucapkan kata “ANDA BODOH” ditujukan kepada narapida. Kemudian dari kejadian tersebut lahirlah caci maki berikutnya yang tujuan intinya adalah agar pribadi Syaikh Al Hasan Al Halabi hancur.


Padahal kejadian sesungguhnya adalah tidak demikian, justru narapida teroris yang memukul meja dengan emosi, kemudian salah satu diantara mereka mengucapkan “ANDA BODOH” kepada Syaikh yang sedang memberikan nasihat. Demikian seperti dilaporkan oleh Abdullah Sammy, wartawan Republika yang turut hadir dalam dialog tersebut. Koran tersebut terbit pada  Selasa (10/12) memuat  jalannya dialog:


Disana (Lapas Kembang Kuning Nusakambangan –red), salah satu ulama Syaikh Ali Hasan Al Halabi berpisah dari rombongan untuk menemui sekitar 13 orang teroris.
“Saya ingin meyakinkan bahwa Islam adalah agama yang penuh damai,” ujar Al Halabi kepada para napi.


Kedatangan Al Halabi untuk berdialog langsung mendapat penolakan dari pentolan napi terorisme di Lapas Kembang Kuning, Oman Abdurrahman alias Abu Oman (maksudnya adalah Aman Abdurrahman –red). Namun ada kelompok napi lainnya yang menerima ide yang disampaikan Al Halabi.


Saat Al Halabi masih menggelar dialog, rombongan ulama lain berlabuh di Lapas Permisan. Adalah ulama asal Mesir, Syaikh Najih Ibrahim yang datang untuk berdialog dengan sekitar 11 napi terorisme di Lapas itu.


Dialog yang dihadiri dalang terorisme di Poso, yakni Syaiful Anam alias Brekele dan kelompoknya itu berlangsung dengan tensi tinggi. Suasana tak jenak bermula ketika Syaikh Najih Ibrahim meminta para napi meninggalkan jalan kekerasan.


Mendengar nasihat dari ulama, seorang napi teroris mendadak naik emosinya. Meja di ruang Lapas pun mereka geberak, sambil berujar “ANDA BODOH!” selepas memaki, sejumlah napi pun kompak meninggalkan ruang pertemuan. (Dinukil dari Harian Republika, terbit Selasa, 10 Desember 2013 halaman 2. Kata Syekh pada nukilan tersebut ditulis dengan Syaikh dan kata Al Khalaby ditulis Al Halabi, untuk menyesuaikan tulisan lainnya di gemaislam.com)


Dari sini nampak jelas, siapa yang berbohong dan siapa yang memutar balikkan fakta. Yang memaki sambil memukul meja dan mengucapkan “ANDA BODOH” adalah salah satu narapidana teroris kepada Syaikh Najih Ibrahim, bukan Syaikh Ali Hasan Al Halabi yang mengatakannya.
Tunggu saja dialog selanjutnya, apakah nanti akan ada lagi fakta yang diputar balikkan?, Alhamdulillah umat Islam telah cerdas memilih informasi sehingga jelas siapa yang jujur dan siapa yang berdusta. [Budi Marta Saudin]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar