JAKARTA
(gemaislam.com) - Sungguh benar apa yang telah disabdakan oleh nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa ketika Ramadhan tiba maka dibuka pintu-pintu
surga dan ditutup pintu neraka serta setan-setan akan dibelenggu. Hal tersebut
dibuktikan betapa banyak kaum muslimin yang mudah menjalankan ibadah pada bulan
yang mulia ini, masjid-masjid penuh terisi jama’ah, majlis taklim pun demikian.
Seperti halnya masjid yang lain pada bulan ini, Masjid
Muhammad Ramadhan, Bekasi, mengadakan tabligh akbar tepatnya pada hari Ahad
(29/07) dengan membedah buku berjudul “Salafi Pengkhianat Salafus Shalih”
dengan pemateri diantaranya adalah Ustadz Nanang Ainur Rofiq, Qaid Sariyah
Tarbiyah Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Jakarta.
Sangat disayangkan, Pengajian yang semestinya
dijadikan sarana untuk menuntut ilmu dan membuat pencerahan kepada ummat,
menjadi ajang untuk menghina dan melecehkan orang-orang sholih.
“Ali Hasan Al Halabi ini dikenal oleh para ulama mujahid.
Jangan oleh orang-orang yang kini masih bermanhaj salafi, oleh ulama mujahid
sendiri Ali Hasan Al Halabi ini dikenal sebagai thuulul lisan, orang yang
lisannya sangat panjang, suka mencaci maki, suka menghardik ulama mujahid
dengan cacian-cacian yang sangat menyakitkan, maka kita dengar diantara mereka
sendiri juga suka saling mencaci maki, itu bagian dari karakter mereka. Di
kalangan mereka sudah tidak diterima, Ali Hasan Al Halabi ini terlebih di
kalangan mujahid,” kata ustadz Nanang Ainur Rofiq, seperti dilansir
voa-islam.com pada Senin (30/07).
Ia pun menambahkan bahwa buku tersebut semakin mempertegas
sikap ketidakjujuran sebagai karakter kelompok murjiah tersebut.
Tuduhan Keji
Dari judul buku yang dibedahnya saja sebenarnya sudah
tergambar betapa bencinya mereka terhadap Salafi, sampai-sampai mereka
menyifatinya dengan pengkhianat Salafus Shalih. Tetapi bagi orang-orang yang
faham terhadap agama akan memaklumi karena buku tersebut ditulis oleh seseorang
yang menganjurkan perusakan dan pengeboman di tempat-tempat umum, Abu Muhammad
Al-Maqdisi.
Kebencian mereka kepada Salafi sudah sampai ke ubun-ubun,
sehingga kata-kata kotor sering mereka lontarkan kepada juru dakwah salafi.
Mereka sudah biasa mengatakan bahwa Salafi adalah antek-antek Amerika, penjilat
penguasa, tidak mau berjihad, dan berbagai macam tuduhan keji lainnya.
Karena Salafi masih taat kepada pemerintah dan tidak
membenarkan jihad serampangan dengan mengebom dan menghancurkan fasilitas umum
maka Salafi dihina dan di fitnah. Ketika Ahlul Bid’ah tidak bisa membantah
dengan ilmiyah maka mereka akan memfitnah.
Karena Salafi tidak mau mengkafirkan Pemerintah atau bahkan
Presiden Susilo Bambang Yudoyono, maka mereka fitnah dengan menyebutnya
Murji’ah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’un.
Siapakah Syaikh Ali Hasan Al-Halabi?
Beliau adalah seorang ulama robbani, murid senior dari
muhaddits Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
Beliau lahir di kota Az-Zarqa, Yordania pada tanggal
29 Jumadil Ula tahun 1380. Beliau berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan
tingkat atas dengan sukses pada tahun 1398 H (1978 M). Kemudian Beliau
melanjutkan pendidikannya ke fakultas Bahasa Arab di Amman, untuk mempelajari
cabang ilmu bisnis dan akuntansi, akan tetapi Allah tidak menakdirkan kepada
Beliau untuk menyelesaikan kuliahnya tersebut.
Adapun guru-guru beliau adalah syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani, syaikh Abdul Wadud Az-Zarori, Syaikh Muhammad Ar-rifa’i dan para
ulama yang lainnya.
Sanjungan Para Ulama Terhadap Beliau
- Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Beliau utarakan dalam kitabnya yang agung, Ash-shahihah,
pada pertengahan penjelasan Beliau tentang dusta-dusta si pencela sunnah,
Hassan Abdulmannan. Beliau berkata seraya memujinya: Penjabaran perkataan untuk
menjelaskan cacatnya ucapan (Hassan) yang telah melemahkan hadits-hadits
tersebut di atas, semua itu membutuhkan disusunnya sebuah kitab khusus, dan
untuk mencapai hal itu waktuku tidak cukup, semoga saja sebagian saudara kita
yang kuat-kuat seperti saudara Ali al-Halabi mampu melaksanakan tugas ini.
- Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi’i
dalam kitabnya Tuhfah al-Mujîb ‘alâ As`ilah al-Hâdhir wa
al-Gharîb, hlm 160, Beliau ditanya: Siapakah para ulama yang anda nasehatkan
kami untuk merujuk kepada mereka dan membaca buku-buku karya mereka serta
mendengarkan kaset-kaset mereka?
Syaikh menjawab: Sesungguhnya kami telah membahas hal yang
satu ini berulang kali, akan tetapi tak apa kita mengulanginya sekali lagi.
Diantara mereka adalah Syaikh Nashiruddin al-Albani dan murid-murid Beliau yang
mulia, semisal saudara Ali bin Hasan bin Abdulhamid, saudara Salim al-Hilali,
saudara Masyhur bin Hasan.
- Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad
Beliau berkata dalam kitabnya yang begitu bermanfaat dan
bagus, Rifqan Ahla as-Sunnah bi Ahli as-Sunnah, hlm 8-9, cetakan 1426 H: Dan
saya petuahkan juga, hendaknya para penuntut ilmu di setiap negeri menyibukkan
diri dengan menuntut ilmu dari ulama ahlus sunnah yang ada pada negeri yang
bersangkutan, semisal murid-murid Syaikh al-Albani v di Yordania, yang mana
sepeninggal Syaikh al-Albani mereka mendirikan markaz dengan nama Beliau
(markaz Syaikh al-Albani).
Karya-Karya Beliau
- Ilmu Ushul al-Bida
- Dirasat Ilmiyyah fî Shahih Muslim
- Ru’yah Waqi’iyyah fî al-Manhaj ad-Da’awiyyah
- An-Nukat ‘ala Nuz-hah an-Nazhor
- Ahkâm asy-Syita` fi as-Sunnah al-Muthahharoh
- Ahkam al-’Iedain fi as-Sunnah al-Muthahharoh
- At-Ta’liqat al-Atsariyyah ‘ala al-Manzhumah al-Baiquniyyah
- Ad-Da’wah ila Allah baina at-Tajammu’ al-Hizbi wa at-Ta’awun asy-Syar’i
- At-Tabshir bi Qawa’id at-Takfir, dll.
Kitab-kitab tahqiq
Adapun dalam bidang tahqiq/penelitian, maka kitab-kitab yang
Beliau tahqiq begitu beragam, seperti:
- Hidayah ar-Ruwat fî Takhrij Ahadits al-Mashabih wa
al-Misykat karya Ibnu Hajar sejumlah lima jilid,
- As-Sunan karya Ibnu Majah dalam empat jilid,
- Miftâh Dar as-Sa’adah karya Ibnul Qayyim sebanyak tiga jilid,
- Ighâtsah al-Lahafan fî Mashayid asy-Syaithan karya Ibnul Qayyim dalam dua jilid,
- At-Ta’liqat ar-Radhiyyah ‘ala ar-Raudhah an-Nadiyyah karya al-Albani dalam tiga jilid,
- Al-Ba’its al-Hatsits karya Ibnu Katsir sebanyak dua jilid,
- Al-Hittah fî Dzikr ash-Shihah as-Sittah karya Shiddiq Hasan Khan sebanyak satu jilid,
- Ad-Da’ wa ad-Dawa’ karya Ibnul Qayyim sebanyak satu jilid,
- Al-Mutawari ‘ala Abwab al-Bukhari karya Ibnul Munayyir satu jilid, dll.
Alangkah besar jasa-jasa beliau terhadap kaum muslimin, adapun
orang-orang yang membenci beliau adalah dari kalangan Ahlul bid’ah karena
banyak membantah kesesatan ajaran Takfir Muthlaq Khowarij dan paham penegeboman
dan pengrusakan ditempat-tempat umum. (bms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar