Kedatangan Syaikh Ali Hasan Al-Halabi ke Indonesia
dalam rangka berdialog dengan narapidana terorisme (13/12) ternyata menuai
tanggapan yang luar biasa dari para pendukung dan pelaku tindakan terorisme,
karena kedatangan beliau sangat menohok eksistensi mereka di negeri ini.
Adalah voa-islam.com, shoutussalam.com, arrahmah.com dan
yang sejalan dengan mereka, yang selama ini dikenal sebagai “media Islam”,
bahkan para wartawan dan jurnalisnya rata-rata tergabung dalam JITU (Jurnalis
Islam Bersatu), ternyata adalah media-media pendukung paham takfir!.
Dalam situs resminya, Ust. Firanda Andirja, Lc, MA, melansir
sebuah artikel dengan judul “Gelar Takfiri, Pantaskah?”
[1]. Ustadz
Salafi yang saat ini sedang menyelesaikan studi doktoralnya di Jami’ah
Islamiyah Madinah tersebut, mengungkapkan manhaj sesungguhnya kaum takfiri.
Ustadz Firanda menyebutkan bahwa metode takfir yang mereka
gunakan adalah metode takfir serampangan, atau takfir ala MLM. Mulai dari
mengkafirkan Arab Saudi, Indonesia, seluruh kepala Negara di dunia, pegawai
negeri (PNS), seluruh anggota DPR/MPR, seluruh yang membantu atau bekerja di
DPR/MPR --bahkan para tukang sapunya!--, hingga anak-anak SD yang belajar PPKn
pun mereka kafirkan!! Dan yang lebih parah, yang menuduh atau menganggap mereka
sebagai teroris juga kafir!.
Kekafiran tersebut bersifat “otomatis”, karena mereka juga
meyakini tidak ada udzur “jahl” (kebodohan) dalam permasalahan kufur akbar /
syirik akbar!!
Ustadz Yusuf Utsman Baisa, Lc. Ketua Umum DPP Perhimpunan
Al-Irsyad, mengungkapkan, bahwa beliau pernah berdialog dengan salah satu dari
gembong mereka, Halawi Ma’mun. Dalam dialog terbuka tersebut dibahas buku yang
sangat mereka banggakan yang berjudul “Kafir Tanpa Sadar” ditulis oleh Abdul
Qadir bin Abdul Aziz [2] yang diberi pengantar oleh Ustadz rujukan
mereka, Abu Bakar Ba’asyir.
Buku tersebut, menurut Ustadz Salafi lulusan Jami’atul Imam
- Riyadh KSA tahun 1990 ini, inti pembahasannya adalah kewajiban pemerintah
untuk menegakkan Hukum Islam secara utuh. Jika kewajiban ini tidak dilaksanakan
maka mereka menyebut pemerintahan tersebut sebagai “Kafir”, yang pada
gilirannya semua perangkat dibawahnyapun ikut masuk kepada sebutan tersebut dan
negaranya diberi nama « Daru Kufrin/negeri kafir » !! [3]
Pemahaman tersebut adalah pemahaman yang jelas sangat-sangat berbahaya !!
Sebagai media yang melakukan pembelaan (over protection)
terhadap Abu Bakar Ba’asyir dan Amman Abdurrahman, bahkan selalu
menyanjung-nyanjung mereka, voa-islam.com dkk, perlu diwaspadai oleh segenap
kaum muslimin.
Karena mereka, yang katanya media islam, pada hakikatnya
tidak mengakui keislaman mayoritas kaum muslimin… ! Berikut beberapa daftar
orang-orang kafir (murtaddin) di Indonesia menurut pemahaman dua pentolan kaum
takfiri ini (ABB & AAR) :
1. Presiden RI.
2. Jajaran Menteri.
3. Jajaran Kepolisian, Kehakiman dan
Kejaksaan.
4. Anggota DPR, MPR & DPD, baik
tingkat pusat ataupun daerah.
5. Seluruh yang membantu empat unsur
diatas, termasuk para tukang sapu di Istana Kepresidenan dan di Gedung DPR/MPR
!!
6. Seluruh PNS.
7. Seluruh yang belajar PPKn (mulai dari
anak SD hingga Mahasiswa).
8. Seluruh pemilik lembaga resmi yang
diakui pemerintah, seperti sekolah, yayasan dan organisasi. (Catatan :
Bahkan mungkin kalau ada masjid yang didaftarkan resmi dalam
Badan Wakaf Indonesia, juga kafir !!!!). [4]
Maka Kaum Muslimin mana yang mereka bela dalam
situs-situs mereka tersebut?!
Jika mereka berkelit dengan mengatakan bahwa paham mereka
tidaklah se-ekstrim dua ustadz yang selalu mereka bela ini, maka kami tantang
mereka untuk melakukan klarifikasi secara gentle !! Ataukah mereka takut
dikafirkan oleh ustadz mereka sendiri ??
Yang jelas, kita harus waspada…. Karena Islam menurut kita
belum tentu Islam menurut mereka !!. wallahu a’lam.
Penulis: Ustadz Aminullah Yasin
Footnote:
[2] Abdul Qadir bin Abdul Aziz, adalah salah satu
ulama rujukan mereka. Pria warganegara Mesir kelahiran 1950 ini memiliki nama
asli Sayyid Imam Abdul Aziz Imam Syarif. Beliau termasuk produktif menulis
berbagai buku dan makalah tentang takfir. Diantaranya adalah buku ‘’ Kafir
Tanpa Sadar ‘’ yang diterjemahkan dari kitab "Al-Jaami’ Fie Tholabil ‘Ilmis
Syarief".
Diantara makalah lain yang beliau tulis adalah
"Al-Irhab Minal Islam Wa Man Ankara Dzalika Faqod
Kafar" (Terorisme
Adalah Bagian Dari Islam, Dan Yang Mengikarinya Maka Dia Telah Kafir) !
Dalam
tulisan tersebut, beliau mengkafirkan negara Pakistan dan negara-negara teluk !
Namun belakangan ini, beliau telah ruju’ dari pemahaman
takfirnya (alhamdulillah). Bahkan beliau aktif menulis berbagai bantahan untuk
kaum takfiri, diantaranya tulisan beliau dengan judul
"At-Ta’riyah Li
Kitab At-Tabriah" (Menelanjangi Kitab At-Tabri’ah, karya Aiman
Ad-Dzowahiri).
Sumber: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1750-kaum-muslimin-mana-yang-dibela-oleh-media-takfiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar