Kamis, 01 Mei 2014

Alhamdulillah, Sebagian Besar Napi Teroris Mendengar Nasihat Syaikh Ali Hasan Al Halabi

JAKARTA (gemaislam) – Syaikh Ali Hasan Al Halabi memenuhi undangan pemerintah Indonesia untuk memberi nasihat kepada para narapidana kasus terorisme. Tujuan utama diundangnya ulama asal Yordania itu agar pemahaman-pemahaman menyimpang yang dianut oleh pengusung ideologi terorisme bisa hilang dan diharapkan segera bertaubat.


Alhamdulillah, setelah Syaikh Ali Hasan Al Halabi mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan dan Cipinang, sebagian besar napi terorisme antusias mendengar dan mau menerima nasihat murid senior Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani itu. Hal ini beliau ungkap dan jelaskan saat berbincang dengan pembawa acara TV One di acara Apa Kabar Indonesia Malam pada Sabtu (14/12) kemarin. Berikut ini transkrip wawancara lengkapnya:



Bagaimana reaksi anda ketika sudah bertemu dengan  para napi teroris di Indonesia?


Mereka sebenarnya sangat mencintai agama Islam. Ada yang baik hatinya, tapi pemahaman mereka yang harus diluruskan, dan mereka belum memahami hukum jihad dengan benar, maka jalan dialog ini Insya Allah akan berguna.



Ulasan apa yang dibahas kepada teroris napi ini yang Syaikh anggap tidak sesuai dengan makna jihad yang sesungguhnya?



Ada 3 pertanyaan penting yang diajukan kepada mereka:
Pertama: Apakah Rosul pernah melakukan kekerasan ataupun jihad pada masa di Makkah?
Kedua: Apakah sesudah hijrah ke Madinah Rosul pernah menyerang  seseorang sebelum berdakwah kepada mereka?



Ketiga: Apakah Rosul dalam dua periode tersebut pernah melakukan aksi  tipu muslihat dalam menyerang?


Penjelasan atas tiga pertanyaan ini adalah jawaban yang pas dan benar yang membahas mengenai jihad. Pada masa Makkah tidak ada jihad dan perang. Karena kondisi pada saat itu masih sangat lemah, tidak ada kekuatan. Kaum muslimin saat ini juga sangat lemah, terlebih lagi mereka warga sipil sangat lemah. Perlu di tambahkan, nabi tidak pernah berjihad sebelum menyampakan dakwah.
Sementara kaum radikal melakukan aksi-aksi yang mereka namakan jihad tanpa di dahului dakwah secara damai. Ini bertentangan dengan sunnah dan manhaj nabi shollallahu ‘alaihi wasallam. Selama hidupnya nabi tidak pernah melakukan tipu muslihat, kecuali dalam peperangan. Sementara kaum radikal mengambil tipu muslihat tersebut pada aksi-aksi mereka.



Bagaima tanggapan mereka para napi kepada anda? Apakah terjadi perdebatan?



Mereka ada 3 kelompok, level terendah adalah mereka yang paling arogan. Tetapi mayoritasnya dapat menerima apa yang saya sampaikan. Ada lagi kelompok yang ragu-ragu, dan terlihat khawatir. Khawatir karena tidak memiliki keahlian dan bergantung kepada pemimpinnya.



Apakah ada kemauan untuk berubah atau penyesalan dari para napi?



Kalaupun ada perubahan hanya Allah yang mengetahuinya, tetapi kami dapat merasakan bahwa mayoritas mereka dapat menerima kebenaran. Banyak dari mereka yang memberikan pendapat, berdiskusi dan saya telah memberikan jawaban-jawaban. Bahkan terjadi diskusi yang panjang dan alot. Tetapi kesimpulannya diterima dan Ketika kesimpulan itu dikemukakan mereka umumnya terdaim. Pertemuan selama 2 sampai 3 jam tidak cukup dan diperlukan  pertemuan-pertemuan kedepannya.



Saat ini ada sejumlah kelompok muda  yang bertransformasi  jadi kelompok teroris, menurut Syaikh apa yang menjadi  kelompok-kelompok ini bisa berkembang khususnya di Indonesia?



Memang benar bahwa kita harus melakukan pencegahan-pencegahan sebelum melakukan aksi-aksi, karena pada umumnya watak negara Indonesia adalah sangat baik, mereka sangat mencintai agama islam, mereka para teroris mengeksploitasi sifat bangsa Indonesia itu. Mereka berusaha meyakinkan warga bahwa faham yang mereka bawa adalah faham yang benar. Cara yang digunakan umumnya mereka adalah cara yang menyentuh emosi.



Syaikh mengatakan harus ada pencegahan-pencegahan khusus di negara Asia seperti Indonesia, seperti apa terapi tersebut?


Yang terpenting adalah berdialog dengan para pemimpin mereka, disamping itu adalah menerjemahkan buku-buku dari negara-negara Arab untuk mengkounter pemahaman mereka, menulisakan atau mengupload tulisan tersebut ke internet. Perlu diberi peluang yang banyak kepada ulama agar dapat menjejelaskan bahwa pemahaman-pemahaman ini sangat berbahaya bagi umat, dan bahwa aksi mereka bukan jihad sama sekali.



Sejumlah pihak menilai bahwa aksi terorisme ini bisa dikaitkan dengan Salafi jihadi? Apakah bisa dikaitkan?


Salafiyah artinya pemahaman sebagaimana yang dipahami salafushalih, salafi bukan partai dan bukan organisasi. Salafi adalah ajakan dakwah yang mengaitkan antara kaum muslimin dengan para ulama, yang dasar-dasarnyanya sangat memperhatikan keamanan dan ketentraman. Dasarnya juga adalah mengajarkan pemahaman  yang benar kepada sesama manusia. Menerima pemahaman tanpa fanatik pada salah satu mahzab. Aksi-aksi atas nama jihad dan atas namaSalafiyah itu adalah bukan salafiyah.


Jadi sangat bertolak belakang?


Benar bahwa aksi-aksi kekerasan itu sangat bertentangan dengan salafiyah, karena salafiyah berdasarkan dengan keimanaan dan keamanan.

Apa pesan damai untuk Indonesia agar terhindar dari aksi terorisme?

Aksi-aksi kekerasan jauh dari ajaran islam yang benar, semakin seseorang muslim memahami agama semakin memahami paham-paham ini radikal sangat jauh dari kebenaran, dan ini memerlukan usaha yang keras dan serius untuk meluruskan pemahaman-pemahaman yang ada. (zb/bms




Tidak ada komentar:

Posting Komentar