Buku “Doa
Arafah”: “Pahala ziarahi Imam Husain lebih baik daripada berhaji dan berjihad
seribu kali”
Satu lagi buku
Syiah yang beredar di toko-toko dan perpustakaan umat Islam. Judulnya Do’a
Arafah tanpa dicantumkan penulisnya, diterbitkan oleh Penerbit Al-Huda.
Buku dengan
tebal 154 halaman ini mencantumkan do’a-do’a yang dianjurkan untuk dibaca pada
hari Arafah. Sayang sekali doa-doa yang tercantum pada buku tersebut tidak
disebutkan sumbernya. Juga ada point penting yang perlu untuk kami catat, diantaranya
ada pada halaman 35-36. Sebagai berikut:
Bab Hari ke-9
Dzulhijjah (Hari Arafah)
Ada beberapa
amalan di hari ini, yaitu:
Pertama: Mandi
Kedua: Ziarah
kepada Imam Husain as. Pahala berziarah kepada Imam Husain as seperti
melaksanakan seribu kali haji, seribu kali umrah, seribu kali jihad, bahkan
lebih dari itu. Riwayat yang menyebutkan keutamaan ziarah kepada Imam
Husain as pada hari ini sangat mutawatir. Sesiapa yang berkesempatan untuk
berziarah kepada beliau pada hari ini dengan hadir di bawah kubah sucinya, ia
mendapat pahala tidak kurang dari orang yang hadir di Arafah, bahkan lebih dari
itu.
Ketiga: Shalat
dua rakaat setelah shalat ashar. Do’a arafah dibaca dengan beratapkan langit
secara langsung.
Al-Kaf’ami di
dalam Al-Misbah berkata, “Disunnahkan untuk berpuasa pada hari ini jika tidak
meletihkan pendo’a untuk berdo’a, dan mandi sebelum zawal lalu berziarah kepada
Imam Husain as pada siang dan malam di hari ini. apabila zawal telah tiba, maka
bersegeralah melakukan shalat dhuhur dan ashar dengan beratapkan langit.
Setelah selesai melakukan dua shalat wajib tersebut, lakukanlah shalat dua
rakaat. Pada rakaat pertama membaca al-Fatihah lalu membaca surah at-Tauhid dan
pada rakaat kedua setelah al-Fatihah membaca surah al-Kafirun. Kemudian shalat lagi
empat rakaat masing-masing rakaatnya membaca al-Fatihah dan at-Tauhid 50 kali.
Shalat (yang
terakhir) tersebut adalah shalat amirul mukminin Ali bin Abi Thalib as yang
sudah disebutkan dalam amalan hari jum’at.
Sedikit tanggapan:
Buku ini
hanyalah satu dari sekian banyak buku Syiah yang telah banyak menyesatkan umat Islam
di belahan bumi Indonesia. Bisa jadi masyarakat Indonesia pada tiap tahunnya
tidak lagi pergi beribadah ke Baitullah, di Makkah Al-Mukarramah; tidak lagi
sibuk mengurus pembayaran ONH (Ongkos Naik Haji) ke travel-travel perjalanan
umrah dan haji ke Makkah dan Madinah; tidak lagi memuliakan Makkah sebagai
kiblat mereka karena hasil bacaan mereka dari buku Syiah tersebut yang
menyebutkan pahala berziarah kepada imam husain as seperti melaksanakan seribu
kali haji, seribu kali umrah, seribu kali jihad, bahkan lebih dari itu. luar
biasa hebat ajaran Syiah ini. Dan justru sebaliknya, kita melihat fenomena
beberapa travel milik Syiah yang hanya mengkhususkan umatnya pergi ibadah kubur
ke Masyhad, kuburan Imam Ar-Ridha. Inikah yang mereka inginkan?
Bayangkan! Haji
dalam syariat kita jika mabrur maka tidak mendapat balasan kecuali Surga itu
diremehkan hanya dengan pergi ziarah kubur Imam Husein. Banyak kaum Muslimin
yang rela menabung koin-koin recehan dalam tabungan-tabungan bambu, ayam dan
lain sebagainya untuk pergi ke tanah suci dan kiblat mereka. Apa jadinya jika tujuan
mereka yang begitu agung tersebut diremehkan dan direndahkan.
Meskipun kita
tidak menafikan ziarah kubur yang merupakan satu di antara sekian ibadah dalam
Islam yang bermanfaat besar, yang di antaranya mengingatkan kita bahwa semua
manusia termasuk kita yang hadir di hadapan kuburan tersebut akan berada di
dalam tanah tempat pembaringan sebelum ke hari kiamat dan ke surga atau neraka.
Atau manfaat lain, seperti jika kita mendoakan beliau yang sedang berada di alam barzakh tersebut. Dan manfaat
yang lain. Namun, mengapa pahalanya
harus sedimikian besar dan mengalahkan pahala umrah dan haji dengan lipatan
yang begitu besar. Kemudian, jika memang pahalanya demikian, dimanakah pahala
menziarahi kuburan Imam Hasan? Dimanakah pahala menziarahi kuburan Imam Ali bin
Abi Thalib? Dan dimanakah pahala menziarahi kuburan Rasulullah Muhammad shallallahu
‘alaihi wa aalihi wasallam?
Ternyata setelah
kita telaah, menziarahi kuburan kakek beliau yang merupakan manusia terbaik
tersebut dalam ajaran Syiah dianggap remeh ketimbang menziarahi kuburan Imam
Husein. (Anda bisa scan asli kitabnya pada link ini: http://www.lppimakassar.com/2013/02/ziarah-makam-nabi-atau-ziarah-imam.html),
lantas dimanakah penghormatan mereka kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam. Inikah ajaran yang memuliakan kepala rumah tangga Ahlul Bait? Wallahul
musta’an. (Mahardy/Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar