Selasa, 29 April 2014

Sikap Bijak Saudi Dalam Menghadapi Krisis Suriah

Sikap pemerintah Saudi yang melarang warganya berangkat ke Suriah adalah sikap yang jenius. Stabilitas Saudi yang menjadi tempat tujuan haji dan umrah harus dijaga. Saudi sudah mengganti larangan bagi warganya tersebut, dengan bantuan finansial kepada pihak oposisi, dengan jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, jika Anda membaca media2 syi’ah, niscaya akan Anda dapati bahwa negara yang paling mereka benci adalah Saudi karena sebab dukungan finansialnya terhadap oposisi.
Namun, Saudi tidak segera membuka front perang terbuka melawan pemerintahan Bashar, dengan pengiriman militer resmi. Mengapa? Karena sebagai negara penyelenggara ibadah haji dan umrah yang menjadi tujuan umat Islam di seluruh dunia, Saudi lebih berkewajiban menjaga stabilitas tanah suci.

Mengumumkan secara resmi perang terbuka bisa memicu perang dunia, karena itu sama saja menyatakan perang terhadap sekutu Bashar Al-Assad (Rusia, Cina, dll). Pihak kapitalis (AS dan sekutunya) pun tentu akan ikut andil dalam perang jika Rusia terjun langsung mengirimkan pasukan militer di teluk, karena bagaimanapun juga: Amerika memiliki pandangan ideologi dan sistem ekonomi yang berbeda dengan Rusia, cs. Amerika pun punya kepentingan bisnis di teluk yang harus dijaga untuk menunjang kehidupan masyarakat di negerinya.
Oleh karena itu, sudah merupakan sikap yang benar jika Saudi hati-hati dalam hal pengiriman tentara militer untuk perang terbuka.

Simpelnya saja: Apakah Anda ingin orang tua, kerabat, atau sahabat kita yang melakukan ibadah haji atau umrah nanti, terusik dengan suara letusan bom dan peluru di sekitar masjidil haram & masjid nabawi? tentu tidak ingin bukan?

Itulah mengapa stabilitas tanah suci lebih perlu untuk dijaga….

 
M79 Osa, Ini adalah senjata peluncur anti Tank yang dikirim Saudi ke pejuang Suriah.
Saudi tidak perlu banyak busa, tapi langsung aksi. Melarang warganya pergi ke Suriah bukan berarti tidak peduli Suriah sama sekali. Awalnya, pengiriman senjata di atas memang diam-diam, sampai pihak intel yahudi Bani Israel mencium ini dan mengungkap ke media. Pengiriman ini di bawah pengawasan Pangeran Bandar bin Sultan. Sebelumnya, Saudi juga mengirimkan 80 ribu ton bantuan untuk pengungsi Suriah, di perbatasan Suriah-Turki. Dan proyek2 bantuan Saudi ini pun juga dilakukan di kamp pengungsian yang ada di Lebanon & Yordania. Koordinator Proyek bantuan ini adalah “Buraima Al-Tuaifi”

 Sumber: Ginanjar Indrajati Bintoro





Tidak ada komentar:

Posting Komentar