Rabu, 30 April 2014

Bantuan Saudi -Negeri “Wahhabi”- Ke Kaum Muslimin di Seluruh Penjuru Dunia




Kemarin ana sempat mampir di sebuah blog yang ternyata blog pembenci Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -rahimahullah- dan da’wahnya… pada bagian komentar ada seorang yang berkomentar bahwa “Wahhabi itu tidak perduli dengan Palestina, Berkasih sayang dengan orang kafir serta bersungut-sungut memusuhi kaum muslimin”
hal tersebut menjadi latar belakang terbitnya tulisan ini, Kalau saja dia mau meluangkan sedikit waktu untuk mencari tahu maka tentu dia tidak akan mengeluarkan komentar yang malu-maluin seperti itu… ana katakan malu-maluin sebab perkara ini sebenarnya ma’ruf bahwa bantuan saudi -negerinya “wahhabi”- itu tersebar ke seluruh penjuru dunia. Di liput oleh media bahkan dipublikasikan oleh pemerintah kita. Tapi begitulah para pendengki, mereka menutup mata dan akal mereka sehingga membeo dan jadi kerbau dungu di hadapan guru-gurunya. Gurunya bilang “wahhabi itu sesat” dia ikut bilang seperti itu. Ketika di tanya “mas ngerti nggak apa artinya wahhabi” malahan berkelit, “gak perlu ana ngerti, pokoke wahhabi itu sesat” sebab kalau kita lihat komentar-komentar dari mereka-mereka dibangun di atas tuduhan ketidakmengertian perkara yang sebenarnya.
Menjawab tuduhan di atas silahkan di nikmati suguhan kebaikan pemerintah saudi -negerinya para “wahhabi”- kepada kaum muslimin di seluruh penjuru dunia…
Kepada Muslimin Palestina
RIYADH - Seiring dengan makin memburuknya krisis ekonomi di Palestina, Raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Aziz siap memberikan kucuran dana sebesar USD100 juta atau sekira Rp94 miliar ke Otoritas Palestina. Kucuran dana itu akan sangat bermanfaat untuk membayar gaji para warga Palestina.
Menteri Keuangan Arab Saudi Ibrahim Al-Assaf, mengatakan padaPerdana Menteri Palestina Salaam Fayyad, bahwa Raja Abdullah memerintahkannya untuk mentransfer dana sebesar Rp946 miliar ke Palestina. Fayyad pun langsung mengucapkan terima kasihnya kepada Arab Saudi.
“Hadiah ini merupakan bagian dari dukungan politik dan finansial Kerajaan Arab Saudi untuk Otoritas Palestina dan juga warga Palestina,” ujar Fayyad, seperti dikutip imemc, Senin (16/7/2012).
“Uang ini akan membantu warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur,” tambahnya.
Bantuan Untuk Indonesia
Kepada Korban Tsunami di Aceh
Penyerahan dilakukan Dubes Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Abdurahman Muhammad Alkhayat kepada Asisten II Pemerintah Aceh T Said Mustafa. Usai penyerahan rumah, termasuk sebuah masjid di dalamnya, dubes meninjau komplek perumahan yang berlokasi di Lamno, Aceh Jaya.ant/ya
2. Menurut As-Suwailem -ketua bulan sabit merah saudi-, dirinya hadir juga untuk menyampaikan simpati dari Raja Fadh kepada saudara-saudaranya di Indonesia khususnya Aceh. Ia juga menyampaikan perkembangan upaya penggalangan dana yang dilakukan di Saudi untuk Aceh. Mendagri Saudi, Amir Abdul Aziz, mendapatkan tugas khusus untuk menhimpun dana dari masyarakat Saudi. ”Begitu musibah terjadi, Raja Fadh mengimbau rakyat Arak Saudi untuk mengumpulkan bantuan,” ungkapnya.
Hanya dalam waktu semalan, papar As-Suwailem, dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat Saudi untuk Aceh telah mencampai 308 juta real Saudi atau senilai 90 juta dolar AS. Ia menyebutkan sampai sekarang dana yang telah terkumpul sudah lebih dari 100 juta dolar AS. ”Selain bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan, yang juga dikirim langsung melalui pesawat,”
”Secara khusus kita akan mengirim bantuan dalam beberapa item, yakni membangun masjid, sekolah, rumah sakit, dan rumah yatim piatu,” paparnya. As-suwailem memastikan pihaknya akan fokus di empat hal itu. Ia pun berjanji akan terus memberikan bantuan kepada Indonesia. ”Bantuan akan terus diberikan, tidak terputus untuk masyarakat di Aceh,” tandasnya.
3. JAKARTA (Media): Rakyat dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp4,8 triliun) untuk korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara.
Semua sumbangan itu berbentuk hibah.
Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang
terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$250 juta dan dari
pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.
“Semua sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin seusai pertemuan antara MUI dan 17 duta besar negara-negara Islam di Jakarta, kemarin. <http://acehwatch.blogspot.com/2005/01/arab-saudi-hibahkan-rp48-triliun-untuk.html>
Bandingkan dengan bantuan Australia, Jepang, Amerika dll yang gembar-gembor dengan bantuannya ternyata itu pun hanya pinjaman.. <http://acehwatch.blogspot.com/2005/01/bantuan-negara-muslim-vs-bantuan.html&gt;
4. Bantuan rumah untuk PNS dari SCC yang sayangnya berdasarkan informasi diselewengkan oleh sebagian oknum <http://www.lsm-ncw.org/berita/rumah-bantuan-dari-ngo-scc-untuk-pns-diperjual-belikan/&gt;
Bantuan Kepada Pelajar Indonesia di negerinya “Wahhabi”
puluhan bahkan ratusan pelajar di indonesia dari berbagai golongan (bahkan banyak dari NU yang begitu membenci wahhabi) hidup dan belajar secara gratis di saudi bahkan mereka digaji oleh pemerintah saudi. Bahkan salah seorang yang menjadi corong kebencian yang bernama Sa’id Aqil Siraj menamatkan dan merai gelar doktoralnya di saudi -negerinya para “wahhabi”. Tapi mereka bagaikan kacang yang lupa akan kulitnya… hmm
Bantuan Kepada UII
Wujud dari intensitas hubungan kerjasama tersebut, pada Senin 27 April 2009 Direktur Bidang Pendidikan pemerintah Arab Saudi Dr. Ibrahim bin Abdillah Al Audah, Dr. Ibrahim bin Sulaiman An-Nugaimisi Direktur Atase Agama Islam Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, berserta rombongan yang berjumlah delapan orang berkunjung ke Universitas Islam Indonesia diterima oleh rektor Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. beserta beberapa pimpinan fakultas di lingkungan UII bertempat di Gedung Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu. Selain bantuan buku, pemerintah Arab Saudi juga memberikan bantuan untuk pembangunan sekitar 20 masjid di Yogyakarta yang penyalurannya dilakukan oleh Pusat Da’wah dan Pelayanan Masyarakat Fakultas Ilmu Agama Islam UII. Beberapa masjid yang selesai  dibangun antara lain di Maguwo dan Plumbon, Ngaglik, telah diresmikan oleh rektor Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. beberapa waktu yang lalu.
Menag Resmikan Masjid Bantuan Saudi Arabia di STAIN Palu
Palu,26/8(Pinmas)–Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni meresmikan penggunaan Masjid Al-Abrar di kompleks Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Dato Karama Palu, Sulawesi Tengah,Selasa (26/8), yang dibangun menggunakan dana bantuan pemerintah Arab Saudi tahun 2007 senilai Rp900 juta.
Masjid yang diresmikan tersebut berlantai dua dengan ukuran sekitar 800 m2 dan mampu menampung 1.000 jemaah untuk sholat.
Turut menyaksikan peresmian masjid di Palu pada hari Selasa itu, antara lain Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta Ibrahim bin Sulaiman Al-Ghuaimsyi, Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju, dan Ketua STAIN Dato Karama H. Surdiman Rais.
Kementerian wakaf dan urusan agama Islam Saudi Arabia menyebutkan akan membangun empat mesjid di empat kampus besar di Indonesia
Iqna merilis dari surat kabar Al Madinah yang terbit di Arab Saudi, bahwa Syaikh Saleh bin Abdul Aziz Al Syaikh, menteri Wakaf dan urusan Islam menyebutkan akan membangun empat mesjid di Universitas Islam Alaudin, Universitas Hasanudin Makassar, Universitas Indonesia Jakarta dan Universitas Sumatera Utara.
Pembangunan yang berjumlah 1 juta dolar ini akan dikhususkan 650 ribu darinya untuk Mesjid Arif Rahman Hakim yang akan dibangun di UI Jakarta dan sudah mulai dikerjakan.
Sedangkan untuk UIN Alaudin Makassar sudah rampung 50 % dan akan menelan biaya 90 ribu dolar Amerika.
Beliau juga menyebutkan, bahwa telah mengucurkan dana untuk membangun dua pusat kebudayaan dan perpustakaan di dua kota di Jawa, salah satunya di UIN Malang.
Untuk proyek kedua ini dikucurkan dana 100 ribu dolar yang berbentuk buku-buku berbahasa Arab dan Inggris, tambahnya. (iqna).
Jumlah masjid yang dibangun atas bantuan pemerintahan Raja Fahd itu tidak kurang dari 1.500 masjid. Setiap masjid dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti tempat wudu,ruang belajar, perpustakaan, ruang pertemuan, ruang perkantoran, dan lain-lain.
Masjid-masjid itu, antara lain, Masjid Raya Raja Abdul Aziz di Tunisia, Masjid Raya Raja Faishal di Tasyat, Masjid Raya Bamako di Mali, Masjid Raya Raja Faishal di Ginia Konakre, Masjid Raya Yawandy di Kamerun, Masjid Raya Kota Sukudy di Togo. Juga Masjid Raya Cina di Tibet, Masjid Raya Raja Fahd di kota Yanovic, Rusia, Masjid Raya Utawa di Kanada, dan Masjid Raya Umar bin Khatab di Los Angeles, Amerika Serikat.
..
Pusat kajian Islam (maktab jaaliyyat) pun didirikan di berbagai kota dan pelosok Saudi untuk para pendatang dari berbagai negara yang bekerja di Arab Saudi. Pusat kajian Islam ini terutama didirikan di kotakota industri dan perdagangan, seperti Jeddah, Riyadh, Madinah, Jizan, Hail, Yanbuk, dan Qasim.
Masih di bidang sosial keagamaan, pemerintahan Raja Fahd banyak memberi bantuan kepada negara-negara Islam yang sedang ditimpa bencana alam dan peperangan. Misalnya bantuan untuk korban bencana gempa di Turki, Iran, dan bencana tsunami di Aceh, Indonesia.
Begitu pula bantuan bagi rakyat Afghanistan dan Irak pasca-gempuran Amerika. Perhatian yang sangat besar ditunjukkan Raja Fahd terhadap bidang pendidikan. Karena itu, tak mengherankan jika ia turut mendirikan dan membatu penbangunan lembaga dan sekolah Islam di berbagai negara. Lembaga dan sekolah itu, antara lain, Kuliyyah Syari’ah dan Bahasa Arab di Uni Emirat Arab, Lembaga Pengetahuan Islam dan Arab di Mauritania, Lembaga Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta, Lembaga Islam dan Arab di Jepang, Lembaga Islam dan Arab di Jibuti, Lembaga Pengetahuan Islam dan Arab di Washington, serta berbagai akademi Islam di Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan negara negara lainnya.
Sementara itu, pusat kajian Islam (Islamic center) yang mendapat bantuan dari Raja Fahd mencapai 200-an Islamic center di berbagai belahan dunia. Antara lain Islamic Center Abuja di Nigeria, Islamic Center Tokyo di Jepang, Islamic Center Seoul di Korea Selatan, dan Islamic Center Raja Syahi di Bangladesh. Kini Raja Fahd telah tiada. Ia wafat pada 1 Agustus 2005. Namun perjuangan dan bantuan yang diberikan Raja Fahd untuk kemajuan agama Islam dan pemberdayaan umat akan terus menjadi bagian dari perjuangan menegakkan agama Allah.
Kepada Pengungsi Suriah
TEMPO.CO, Riyad – Iring-iringan truk itu tampak meninggalkan Riyad menuju kamp pengungsi Suriah di Yordania, Kamis petang waktu setempat, 2 Agustus 2012. Konvoi kendaraan ini membawa bantuan kemanusiaan senilai US$ 125 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun.
Kantor berita Saudi melaporkan pada akhir Rabu waktu setempat bahwa Raja Abdullah juga memberikan bantuan senilai US$ 5,2 juta atau setara dengan Rp 50 miliar. Adapun bantuan keseluruhan kerajaan Arab Saudi untuk pengungsi Suriah mencapai US$ 125 juta atau Rp 1,2 trilun.
Sebanyak 43 truk bergerak beriringan dari halaman parkir mobil di sebelah utara Riyad sebelum Magrib. Truk-truk ini memuat makanan, obat-obatan, dan pakaian. Para sopir yang hampir semuanya berkebangsaan Pakistan itu mengenakan kaos putih berlogo kampanye kemanusiaan dan topi
baseball.
Direktur bantuan kemanusiaan, Mubarak Said al-Baker, mengatakan tim bantuan ini diiringi oleh para relawan untuk mendistribusikan bantuan kepada para pengungsi. Di tubuh truk terlihat jelas ada tulisan “Kerajaan Saudi untuk Kemanusiaan” dalam bahasa Inggris dan Arab, disertai pulau dekorasi bendera, stiker, bunga-bunga palstik, dan tulisan “Allah Maha Berkendak.”
Kepada Muslimin Rohingya Myanmar
Media Saudi mengatakan, bantuan Raja Abdullah sebesar 50 juta dollar AS dikirim untuk kelompok Muslim Rohingya yang mengungsi karena kekerasan sektarian.
Kekerasan antara kelompok Muslim dan Buddha Rakhine menewaskan puluhan orang pada Juni lalu. Sejak itu, para aktivis menuduh Pemerintah Myanmar menindas kelompok Rohingya, yang tidak diakui sebagai warga Myanmar.
Laporan di media resmi Saudi menyebutkan, kelompok Rohingya “mengalami pelanggaran hak asasi termasuk pembersihan etnik, pembunuhan, perkosaan, dan pengusiran.” “Raja Abdullah… telah memerintahkan bantuan sebesar 50 juta dollar untuk warga Muslim Rohingya di Myanmar,” menurut laporan media Saudi, Minggu (12/8/2012).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar