Rabu, 30 April 2014

ADA APA HABIB SELON FPI DENGAN JUPE ?!!



Benar, ada banjir di Jakarta, Januari 2013. Meningkahi banjir yang menggenangi wilayah ibukota itu justru ada banjir jenis lain yang tidak kalah bahayanya. Yakni contoh buruk yang tidak sesuai dengan akhlaq Islam.

Sebagaimana baru-baru ini diingatkan di nahimunkar.com, bahwa ada banjir jenis lain yang lebih berbahaya. yaitu perusakan iman dan akhlaq dengan berbagai bentuknya yang sifatnya seperti banjir, mengotori bahkan menghanyutkan, namun tidak dibersihkan. Karena pelakunya atau yang terkena limbah perusakan iman dan akhlaq itu belum tentu merasa atau menyadari bahwa iman dan akhlaqnya telah rusak atau hanyut.

Lhah, ini malah ada tokoh pemberantas maksiat, tahu-tahu memberi contoh buruk, berpose gandeng dengan artis Jupe yang dikenal seronok. Si artis itu pernah ditolak oleh masyarakat daerah Pacitan ketika ada berita dia mau mencalonkan diri untuk jadi pemimpin daerah. Ditolaknya itu karena telah dikenal sebagai artis pengumbar aurat. Lha sekarang, justru digandeng oleh tokoh pemberantas kemaksiatan ke tempat yang lagi banjir, lalu berpose bagai pasangan terpilih dalam ormas dan sebagainya, berdampingan bahkan tangan masing-masing saling menggamit. Astaghfirullah. Seandainya si Jupe itu isteri sah Habib Selon pun tidak pantas berpose seperti itu di depan umum apalagi di tempat orang yang sedang menderita kena banjir.
Kenapa ?

Bagaimana mau disebut pantas, lha wong si Jupe itu pakai kaos ketat. Itu dalam hadits termasuk yang kaasiyaat ‘aariyat, berpakaian tapi telanjang. Kecaman dan ancaman dalam hadits sangat nyata.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak masuk surga, dan tidak mendapatkan bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” (HR Muslim  NO – 3971)
 ( ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا ) أي من مسيرة أربعين عاماً كما في رواية /التيسير بشرح الجامع الصغير ـ للمناوى – (2 / 185)
“Wanita-wanita tersebut tidak masuk surga, dan tidak mendapatkan bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan begini dan begini.” Artinya dari jarak perjalanan empat puluh tahun sebagaimana dalam suatu riwayat. (Al-Munawi, syarah Al-Jami’ As-Shaghir huruf shad).
Bagaimanapun, kasus itu jelas merupakan contoh buruk. Rawan ditiru oleh anak buah sang tokoh, bahkan oleh siapa saja, karena gambarnya beredar di televise, surat kabar, internet dan sebagainya.  Padahal mencontohi keburukan, telah diancam oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ 
“Barangsiapa yang memulai mengerjakan perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang memulai kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR Muslim No. Hadist : 1691).

Semoga tulisan ini menjadi peringatan berharga bagi siapa saja, hingga tidak mudah untuk berbuat mengikuti syahwat, apalagi mencontohi. Karena perbuatan buruk kadang bukan sekadar terbatas skupnya, tapi bagai kata pepatah, gara-gara nila setitik maka rusaklah susu sebelanga. Di antara contoh nyata seperti apa yang ditulis di sebuah situs seperti berikut ini.
***

Habib Selon FPI Bergandengan dengan Jupe

Habib Selon dan Jupe

Kita tahu, Front Pembela Islam (FPI) yang ngakunya sangat keras terhadap kemaksiatan ternyata hanya omong doang. FPI hanya berani kepada rakyat kecil dan diduga tidak memberikan upeti.
Tadi pagi, saya melihat di televisi acara infotainment, salah seorang petinggi FPI Habib Selon mengantar artis seksi Julia Perez. Dalam mengantar itu, Habib Selon didampingi Jupe dengan pakaian yang cukup ketat.

Saya juga tidak habis pikir, Habib Selon yang ngakunya berjuang memberantas kemaksiatan justru memperlihatkan keakraban dengan Jupe yang berpakaian ketat dan seksi.

Dan lucunya lagi, sebuah media online mengkonfirmasi Habib Selon tentang pakaian yang digunakan jupe, Habib Selon mengatakan, Jupe tidak membuka aurat dan tidak ketat. Wah saya semakin pusing dengan FPI dan Habib Selon. Nampaknya hanya duit ya…? Salam Tanya ( Ahmad Jono/  http://politik.kompasiana.com/ OPINI | 17 January 2013 | 10:28 )
***

Tidak pantas, bahkan ada ancaman dalam Islam

Seandainya tidak berdusta (dengan berkilah bahwa Jupe tidak membuka aurat dan tidak ketat, padahal kenyataannya berkaos ketat, yang hal itu dalam Islam sama sekali bukan pakaian syar’i), dan seandainya si wanita itu berpakaian sopan pun, apakah boleh digandeng seperti dalam foto itu?
Tentu saja tidak. Karena Jupe bukan isteri sang habib itu. Sedangkan memberlakukan bukan isterinya dengan bersentuhan seperti itu, ada ancaman keras dalam hadits.

Di dalam sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

وَاللَّهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ وَمَا بَايَعَهُنَّ إِلَّا بِقَوْلِهِ
 “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).(HR. Bukhari). Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ”. المعجم الكبير للطبراني (15/ 143، بترقيم الشاملة آليا) الطبراني في معجمه الكبير ج 20/  ص 212 حديث رقم: 487
Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.(HR. Thabrani dengan sanad hasan menurut Syaikh Al-Albani)

Jika memandang saja terlarang, tentu bersentuhan lebih terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar. (Dari artikel ‘Rayuan Setan Dalam Pacaran — Muslim.Or.Id‘).
***
PERKATAAN MULIA SEPUTAR BAHAYA FITNAH WANITA

Kelezatan yang beraneka ragam dan warna ada di dunia. Demikian pula pemandangan yang memesona. Allah Ta’ala menjadikan semua itu sebagai ujian dan cobaan dari-Nya. Allah Ta’ala juga menjadikan para hamba turun-temurun menguasainya, generasi demi generasi, agar Allah Ta’ala melihat apa yang mereka lakukan di atasnya.
Segala macam kelezatan dunia adalah fitnah (godaan) dan ujian. Namun, fitnah (ujian) dunia yang paling besar dan paling dahsyat adalah wanita. Fitnah wanita sangatlah besar,  Terjatuh ke dalam fitnah wanita sangatlah genting dan amat besar bahayanya karena wanita adalah umpan dan jeratan setan. Betapa banyak orang yang baik, sehat, dan merdeka yang diberi umpan para wanita oleh setan. Orang itu pun menjadi tawanan dan budak syahwatnya. Dia tergadai oleh dosanya (menjadi jaminan bagi dosanya). Sungguh sulit baginya untuk lepas dari fitnah tersebut. Dosanya itu adalah dosa akibat ulahnya sendiri karena tidak berhati-hati dan tidak menjaga diri dari bala tersebut. Jika dia menjaga dirinya dan berhati-hati dari fitnah wanita, tidak mencoba-coba masuk ke tempat-tempat masuknya tuduhan/prasangka, tidak menantang fitnah, disertai meminta pertolongan dengan berpegang teguh kepada Allah Ta’ala, niscaya dia akan selamat dari fitnah ini dan terbebas dari ujian ini.

Dari Ayat-ayat al-Quran al-Karim

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (QS Yusuf :23)

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Al Isra :32)

2. Dari Hadits-hadits Nabawiyyah

Dari Usamah bin Zaid radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
“Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang lebih membahayakan para lelaki kecuali para wanita.” (HR. Al-Bukhari no. 5096 dan Muslim no. 2740)

Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda
إِنَّ الدُّنْيا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْها فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ. فَاتَّقُوا الدنيا وَاتَّقوا النِّساءَ, فَإنَّ أَوَّلَ فِتْنَة بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّساءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian penguasa di atasnya lalu Dia memperhatikan apa yang kalian perbuat. Karenanya takutlah kalian kepada (fitnah) dunia dan takutlah kalian dari (fitnah) wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama (yang menghancurkan) Bani Israil adalah dalam masalah wanita.” (HR. Muslim no. 2742)

Bersabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam 
:
إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ
Janganlah kalian masuk ke tempat-tempat wanita” , maka seseorang bertanya:” bagaimana dengan ipar(sepupu) wahai Rasulullah? Beliau menjawab :” ipar(sepupu) itulah letak kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Bersabda Nabi shallallahu ’alaihi wasallam:

لا يخلون رجلٌ بامرأة إلا ومعها ذو محرم
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahram baginya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” (Bukhary – Muslim)

Imam An Nawawi rohimahullohu menyebutkan: “Para ulama menukil bahwa seseorang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia tidak menghendaki, dengan hijrahnya itu, keutamaan berhijrah. Ia hanyalah berhijrah supaya bisa menikah dengan seorang wanita yang bernama Ummu Qais, sehingga ia dijuluki dengan Muhajir Ummi Qais (orang yang berhijrah demi Ummu Qais). (Ad Durrah as-Salafiyah Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah).

Pada tahun kelima kenabian, Ubaidillah bin Jahsy  dan sejumlah sahabat hijrah ke Habasyah, tetapi dia akhirnya murtad, masuk agama nasrani dan menikah dengan wanita nasrani di sana. (Shahih, Thabaqat Ibnu Sa’ad)

3. Perkataan Para Ulama

Dari Ali bin Zaid dari Said bi Al-Musayyib, dia berkata, “Tidak ada yang lebih mudah bagi setan untuk menggoda kecuali melalui perempuan.” Kemudian, Said berkata “Tidak ada sesuatu yang lebih aku takutkan daripada perempuan.” Padahal saat itu umurnya sudah lanjut, tua renta dan salah satu penglihatannya telah buta sedangkan yang tersisa pun sudah kabur penglihatannya karena rabun. (Siyar A’lam an Nubala’ 4/241)

Dari Imran bin Abdul Malik, dia berkata, “Said bin Al-Musayyib berkata, :” Tidaklah syaitan berputus asa (untuk menaklukkan manusia) kecuali dia akan datang memperdaya (menaklukkannya) dengan wanita.

“Aku tidak pernah merasa takut kepada sesuatu pun seperti ketakutanku pada wanita.” Orang orang yang mendengarnya selanjutnya mengatakan, “Sesungguhnya orang seperti Anda tidak pernah menginginkan wanita (untuk dinikahi) dan tidak ada wanita yang mau mengawini anda,” Dia berkata, “Memang itulah yang aku katakan kepada kalian.” (Siyar A’lam an Nubala’ 4/237)
Berkata Ibnu Sirin rahimahullah:” Demi Allah aku tidak pernah memandang (wanita) selain istriku– Ummu Abdillah—baik ketika dalam keaadan sadar ataupun dalam mimpi, sesungguhnya pernah aku bermimpi melihat wanita dalam tidurku maka aku sadar bahwa dia tidak halal bagiku,seketika kupalingkan pandanganku.

Adalah Rabi’ bin Khustaim rahimahullah senantiasa memalingkan pandangannya dari kaum wanita, maka pada suatu saat lewat rombongan kaum wanita dihadapannya, Rabi’ segera memejamkan kedua matanya sehingga para wanita tersebut menganggapnya buta dan berlindung dari musibah buta.
Berkata Atho’ bin Abi Rabah rahimahullah : “Jika aku diamanahi untuk menjadi penjaga baitul mal maka aku yakin akan mampu menjaga amanah, namun aku tidak pernah merasa aman dari (fitnah wanita) sekalipun terhadap seorang budak wanita hitam yang jelek.(Siyar A’lam an Nubala’ 5/87).
Berkata Abu Al-Malih rahimahullah: ” aku pernah mendengar Maimun bin Mihran berkata:”Jika diperintahkan untuk menjaga Baitul mal lebih kusuka daripada diamanahi manjaga seorang wanita”. (Siyar A’lam an Nubala’ 5/ 77).

Jarir bin ‘Athiyyah al-Khathafi rahimahullah bersenandung:

إِنَّ العُيُوْنَ الَّتِيْ فِي طَرْفِهَا حَــوَرٌ   قَتَلْنَنَا ثُمَّ لَمْ يُحْيِيْنَ قَتْــلاَناَ
يَصْرَعْنَ ذَا اللُّبِّ حَتَّى لاَ حَرَاكَ لَهُ   وَهُنَّ أَضْعَفُ خَلْقِ اللّهِ إِنْـسَاناَ
Sesungguhnya indahnya mata-mata hitam wanita jelita
Telah membunuh kita dan tiada lagi menghidupkannya
Mereka pun taklukkan si cerdas hingga tiada berdaya
Sedang mereka manusia paling lemah dari ciptaan-Nya
(dikumpulkan oleh abdulQohhar al-musnawy)


(nahimunkar.com)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar