Jumat, 30 Mei 2014

Konspirasi Busuk Menjatuhkan Syaikh Rabi’ bin Hâdi Al-Madkhali (Dakwah Salafiyyah Dipusaran Fitnah Haddadiyyah & Sururiyyah)

cia
Beberapa waktu yang lalu, salah seorang ikhwah mempublikasi hujatan terhadap Syaikh Rabi’ bin Hâdi Al-Madkhali hafidzhahullah, dengan mengatasnamakan fatwa “Lajnah Da’imah” dan sekelompok Ulama lainnya yang dinukil dari salah satu website berbahasa Arab.

 

Dalam website tersebut disimpulkan, bahwa Syaikh Rabi’ adalah sosok yang mudah mentabdi’, menghajr dan mentafsiq para Ulama. Namun setelah kami telusuri, ternyata semua itu adalah kesimpulan secara sepihak yang penuh manipulasi dan kezaliman. Sama sekali tidak ada keterkaitan secara langsung antara fatwa Lajnah Da’imah dengan Syaikh Rabi’ bin Hâdi Al-Madkhali. Bahkan, para Ulama yang ditabdi’ dan dihajr Syaikh Rabi’ disitu disebutkan oleh penulisnya diantara mereka ialah Salmân Al-’Audah, Safar Al-Hawali, Nâshir Al-’Umari dan semisalnya. Padahal orang-orang tersebut adalah tokoh-tokoh hizbiyyah yang disakralkan oleh hizbiyyun masa kini dari kalangan ikhwani, takfiri khariji dan sama sekali bukan tergolong Ulama Rabbani.
Melihat hal itu, maka kami langsung sampaikan nasehat kepada ikhwah yang bersangkutan secara pribadi, dan menanyakannya, apakah antum sudah memahami isi artikel tersebut? Lantas ia menjawab yang intinya tidak menyadari jika isi artikelnya sebahaya itu, dan kemudian akhirnya artikel tersebut dihapus, walhamdulillah. Kami juga nasehatkan, bahwa memang tidak dinafikkan ada sebagian ikhwah yang mentahdzir secara serampangan, namun tidak berarti kita menyikapinya dengan serampangan pula. Karena dakwah Salafiyyah senantiasa berjalan di atas sikap pertengahan (wasath), antara sikap ifrath (melampaui batas) dan tafrith (bermudah-mudahan). Maka, jangan sampai sikap seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang hendak memancing di air keruh, dan senang membikin makar terhadap dakwah ini
.
Kemudian kenyataan lain yang kita saksikan baru-baru ini atau bahkan fenomena yang sudah lama terjadi, yaitu upaya sebagian ikhwah dalam menyatakan sikap Bara’ (berlepas diri) terhadap seseorang, dengan mengatasnamakan fatwa Syaikh Rabi’ bin Hâdi Al-Madkhali. Padahal kami mengetahui permasalahannya dan ada bukti tertulis (insya Allah akan datang penjelasannya), bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada Syaikh Rabi’ untuk menjatuhkan kredibilitas seseorang dan mencapnya telah keluar dari Salafy tidak lepas dari informasi-informasi dusta serta manipulasi fakta. Tentunya upaya tersebut dilakukan karena dilatarbelakangi oleh beberapa sebab, bisa karena cinta kepemimpinan dalam urusan dakwah, hasad, rebutan jama’ah, intervensi intelejen atau fitnah-fitnah lainnya yang tidak bisa kami ungkapkan di sini. Semua itu bukan berdasarkan sangkaan pribadi kami semata, akan tetapi berangkat dari qaraa’in (berbagai indikasi) yang kami temukan secara langsung di lapangan.
Syaikh Rabi’ bin Hâdi dalam hal ini hanya menjawab sebagian risalah atau laporan yang dianggap oleh beliau datang dari orang-orang yang tsiqah, padahal kenyataannya tidak demikian. Dan kesalahan ini sesungguhnya bertumpu pada laporan yang datang dari orang-orang tersebut sehingga muncul tahdzir dan terjadilah berbagai macam kesimpangsiuran. Perlu kami camkan di sini, bahwa kesalahan itu bukan berasal dari diri Syaikh Rabi’ hafidzhahullah, sebab beliau hanya menjawab sesuai dengan pertanyaan atau laporan yang disampaikan kepada beliau, dan hal ini beliau lakukan masih dalam konteks amar ma’ruf nahi munkar.
Alhasil, kami melihat bahwa semua ini merupakan konspirasi busuk untuk menjatuhkan kredibilitas Syaikh Rabi’ bin Hâdi Al-Madkhali hafidzhahullah sebagai Ulama ahli Al-Jarh wat Ta’dil. Telah ma’ruf keilmuan beliau, serta kedudukan beliau dipuji dan diakui oleh para Ulama sekaliber Syaikh bin Bâz, Syaikh Al-Albâni, Syaikh bin ‘Utsaimin, Syaikh Muqbil bin Hâdi dan para Ulama yang lain rahmatullah ‘alaihim. Berkat pertolongan Allah kemudian melalui tangan beliau, terbongkarlah makar gerakan-gerakan yang menyimpang dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam. Yang pada waktu itu mulai menjamur di wilayah Saudi, bahkan mengancam stabilitas sosial dan keamanan negeri. Sehingga melalui peringatan Syaikh Rabi’ bin Hâdi, upaya makar yang mereka lancarkan terhadap dakwah ini menjadi tumpul, dan tidak berjalan sesuai rencana. Hal itu pula yang baru disadari oleh sebagian Ulama dan thullabul ilmi di sana. Ternyata apa yang ditempuh oleh Syaikh Rabi’ selama ini dalam mentahdzir berbagai pemahaman menyimpang berikut tokoh-tokohnya, adalah manhaj yang sejalan dengan hikmah dakwah Salafiyyah Ahlussunnah wal Jama’ah.
Dengan demikian, maka hendaknya kita harus mawas diri dari segala upaya yang mengarah kepada pendiskreditan para Ulama dan memakan daging mereka. Karena sesungguhnya daging mereka beracun, orang yang menciumnya akan sakit dan memakannya terancam mati. Pendiskreditan itu bertujuan untuk menjatuhkan kewibawaan para Ulama, sehingga ummat Islam meninggalkan para Ulamanya di saat mencari jalan keluar dari segala problem hidupnya, sekalipun para Ulama itu bukanlah orang-orang yang ma’shum.
Maka hendaknya kita banyak berdoa kepada Allah agar senantiasa diberikan keikhlasan hati dan keadilan dalam menilai segala permasalahan. Hendaknya kita minta perlindungan kepada-Nya, dari segala macam fitnah yang nampak maupun fitnah yang tersembunyi. Hendaknya senantiasa kita bertaqwa kepada Allah, sehingga Dia menganugerahkan kepada kita sikap furqan, yakni ketajaman analisa dalam membedakan al-haq dari al-bathil, serta melihat kebenaran itu sebagai kebenaran, dan kebatilan itu sebagai kebatilan, wa billaahit taufiq.
Fikri Abul Hasan
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar