Senin, 01 September 2014

Kecaman Ahlul Bait Kepada Para Pembunuh al-Husain

Setiap tanggal 10 Muharram, masyarakat dunia akan disajikan sebuah ritual berdarah yang mengerikan. Ritual tersebut dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri mereka Syiah, penolong keluarga Nabi. Mereka lakukan ritual tersebut sebagai bentuk ratapan dan “duka” yang mendalam atas kematian Husein ‘alaihissalam, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ليس منا من ضرب الخدود أو شق الجيوب أو دعا بدعوى الجاهلية
“Bukan termasuk golongan kami mereka yang (meratapi kematian dengan) menampar-nampar pipi, merobek-robek saku baju, dan mengucapkan kalimat-kalimat ala jahiliyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Islam adalah agama yang penuh rahmat yang tidak mengajarkan kecuali kebaikan, Islam melarang meratapi kematian -yang merupakan bagian dari takdir Allah- dengan menampar-nampar pipi, merobek saku baju, dan mengucapkan kalimat-kalimat yang buruk sebagai pelampiasan emosi, apalagi memukul kepala dengan pisau dan pedang, mencambuki badan dengan rantai, dan mengucapkan kalimat kekufuran.
Lalu bagaimana ahlul bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi ritual ini. Berikut kami kutipkan perkataan keluarga Nabi terkait peristiwa ini dari buku-buku Syiah.

Kecaman Ahlul Bait Kepada Para Pembunuh Husain

Ali bin Husein (putra Husein bin Ali)


Ali bin Husein menyaksikan langsung bagaimana ayahnya, Husein bin Ali, tewas di Karbala. Ketika memasuki kota Kufah setelah ayahnya tewas, ia mengatakan, “Wahai orang-orang Kufah, aku bersumpah kepada Allah, sadarkah kalian bahwa kalian telah menulis surat (janji berbaiat pen.) kepada ayahku namun kalian menipunya?! Kalian memberinya janji dan baiat, tapi kalian sendiri membunuhnya?! Celakalah kalian! Apa yang akan kalian perbuat dan apa yang ada di benak kalian ketika kalian dipertemukan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (di akhirat)?! Ketika beliau mengatakan, ‘Kalian bunuh darah dagingku! Kalian nodai kehormatanku! Kalian bukanlah umatku!’ (al-Ihtijaj oleh ath-Thabrasi, Hal. 32)

Suatu hari, Ali bin Husein melwati sekelompok orang yang menangisi dan meratapi kematian Husein dan keluarganya. Lalu ia mengatakan, “Kalian meratapi dan menangisi kami (ahlul bait)? Siapakah yang membunuhi kami?” (al-Malhuf, Hal. 68). Pembunuh Husein telah penulis jelaskan di kisah syahidnya Husein.


Ummu Qultsum binti Ali (saudara perempuan Husein)


Ummu Qultsum mengatakan, “Wahai penduduk Kufah, keburukan bagi kalian. Mengapa kalian berkhianat kepada Husein lalu membunuhnya?!” (Nafasu al-Mahmum, Hal. 363)


Zainab bin Ali (saudara perempuan Husein)


Ketika melihat penduduk Kufah (Irak) menangis dan meratap, ia mengatakan, “Diamlah kalian wahai penduduk Kufah! Laki-laki dari kalangan kalian yang membunuh namun perempuan-perempuan kalian yang menangisi?! Pemberi keputusan di hari urusan-urasan diselesaikan (hari kiamat pen.) antara kami (ahlul bait) dan kalian adalah Allah.” (Nafasu al-Mahmum, Hal. 365)

Imam Husain pun Telah Mendo’akan Keburukan Bagi Penduduk Kufah

Sebelum akhirnya terbunuh di padang Karbala, Imam Husain menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang yang kemarin mengundangnya ke Kufah kini berkhianat dan meninggalkan dirinya, bahkan mereka kini berada di pihak musuh. Tampak nyata di depan mata beliau apa yang dulu dikhawatirkan oleh para Shahabat Rasulullah tatkala menghalangi dirinya agar tidak berangkat ke Kufah. Orang-orang kufah kini mengingkari apa yang dahulu mereka katakan tentang bai’at, kesetiaan, pertolongan dan sebagainya. Hingga akhirnya sang Imam pun mendo’akan berbagai keburukan atas orang Kufah karena kedurhakaan mereka kepada beliau dan Ahlul Bait secara umum.



Berikut ini kami akan sebutkan DOA-DOA KEBURUKAN yang dipanjatkan oleh Husain bin Abu Tholib Radhiyallahu ‘anhuma (cucu Nabi) kepada Allah Ta’ala untuk orang-orang Syi’ah Kufah yang telah menipu dan mengkhianatinya sebelum beliau dan sejumlah keluarganya DIBUNUH Oleh mereka:
” اللهم إن متعتهم إلى حين ففرقهم فرقاً ( أي شيعاً وأحزاباً ) واجعلهم طرائق قددا ، و لا ترض الولاة عنهم أبدا ، فإنهم دعونا لينصرونا ، ثم عدوا علينا فقتلونا “
(*) Artinya: “Ya Allah, apabila Engkau memberikan kepada mereka (orang-orang Syi’ah dan pengikutnya, pent) kenikmatan pada suatu waktu, maka cerai-beraikanlah mereka (menjadi kelompok-kelompok dan golongan-golongan), jadikanlah mereka menempuh jalan yang berbeda-beda, dan janganlah Engkau jadikan para pemimpin (kaum muslimin) merestui mereka selamanya, karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, namun ternyata malah memusuhi kami dan membunuh kami!”.

(Lihat kitab-kitab referensi Syi’ah berikut: Al-Irsyaad karya Al-Mufiid, Hal.241, i’laamu Al-Waroo karya Ath-Thobrosi Hal.949, Dan Kasyfu Al-Ghummah II/18, 38).


» Imam Husain bin Abu Tholib juga pernah mendoakan keburukan untuk mereka dengan mengatakan kepada mereka:


(*) “Binasalah kalian! Tuhanku (Allah) akan membalas (perbuatan) kalian untuk membelaku (dan keluarga) di dunia dan di akhirat… kalian akan menghukum diri kalian sendiri dengan memukulkan pedang-pedang di atas tubuh dan wajah kalian, Dan kalian akan menumpahkan darah kalian sendiri. Kalian tidak akan mendapat keberuntungan di dunia dan tidak akan sampai kepada hajat (dan tujuan) kalian. Apabila kalian mati, maka Tuhanku telah menyiapkan azab (siksaan) untuk kalian di akhirat. Kalian akan menerima azab sebagaimana azab yang akan diterima oleh orang-orang kafir yang paling keras kekufurannya.” (Lihat Jilaa-u Al ‘Uyuun, karya Mullah Baqir Majlisi, Hal.409).


Demikianlah DOA keburukan yang dipanjatkan Oleh Husain bin Ali bin Abu Tholib radhiyallahu anhuma, cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan penghulu pemuda penduduk Surga untuk orang-orang Syi’ah yang terlaknat. Dan kita telah menyaksikan bahwa doa-doa beliau telah DIKABULKAN oleh ALLAH di dunia. Semoga postingan ini bermanfaat bagi setiap para pembaca, Dan dapat menyadarkan pemahaman kaum muslimin bahwa Orang-orang Syi’ah pada hakekatnya bukan dari golongan kaum muslimin, dan bukan pembela dan pengikut setia Imam Husain bin Ali bin Abu Tholib dan Ahlul Bait. (Klaten, 27 Juni 2013) [Ust. Abu Fawaz]

Ulama-ulama Syiah Berbicara Tentang Pembunuh Husein

Murtadha al-Muthahhiri -seorang filosof Syiah- mengatakan, “Tidak diragukan lagi, bahwasanya penduduk Kufah adalah Syiah-nya Ali dan orang-orang yang membunuh Imam Husein adalah Syiah-nya sendiri.” (Malhamatu al-Huseiniyah, Jilid: 1, Hal. 126). Ia juga mengatakan, “Husein itu terbunuh di tangan umat Islam sendiri, yakni di tangan orang-orang Syiah. Hanya berselang 50 tahun saja setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Malhamatu al-Huseiniyah, Jilid: 3 Hal. 64)


Husein bin Ahmad al-Buraqi an-Najafi mengatakan, “Diantara kejahatan penduduk Kufah adalah, mereka menghina Hasan bin Ali ‘alaihissalam dan membunuh Husein ‘alaihissalam, setelah mereka mengundang Husein (ke Kufah).” (Tarikh Kufah, Hal. 113)


Mereka mengkalim mencintai keluarga Nabi dan menanamkan doktrin permushan kepada masyarakat awam, Ahlussunnah adalah orang-orang yang tidak memuliakan keluarga Nabi bahkan berbuat zalim terhadap mereka. Namun ternyata mereka sendiri yang membunuh keluarga Nabi, membunuh Husein dan 18 orang ahlul bait yang wafat bersama Husein, shalawat dan salam untuk mereka semua.
Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah mengatakan, “Seandainya aku tergabung dalam pasukan yang membunuh Husein, kemudian aku masuk ke dalam surga, niscaya aku sangat malu untuk bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Mu’jam al-Kabir, 3: 112).


Inilah yang selalu digembar-gemborkan oleh orang-orang yang mengaku pengikut ahlul bait (baca: Syiah) pada hari ini. Mereka katakan Ahlussunnah telah merampas hak keluarga Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Bani Umayyah, mereka semua merampas hak kepemimpinan dari keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal apa yang telah dilakukan oleh generasi awal Syiah? Mereka mengundang Husein ke Kufah (salah satu kota di Irak) untuk “memberikan” hak kepemimpinan padanya, namun ternyata mereka menghianatinya dan membunuhnya. Inikah yang mereka ratapi di peringatan Karbala, setiap 10 Muharram?!
Allahummaa shallai wa sallam ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aali baitihi ajma’iin
Ditulis oleh Nurfitri Hadi
Artikel KisahMuslim.com

Baca Juga !

MAJMU FATAWA : Pembunuhan Husain bin Ali bin Abu Thalib

MAJMU FATAWA : Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Yazid bin Muawiyah

Tragis, Syi’ah Berterima Kasih Kepada Pembunuh Husein !

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar