Minggu, 28 September 2014

Bantahan terhadap fitnahan Masun Said Aly terhadap dakwah tauhid

Oleh : Ustad Abu Hanan Sabil Arrasyad   hafidzahullah





Penulis menulis fitnahannya dengan merujuk kitab-kitab dibawah ini.
“diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan I’tirofatul
Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam
karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain”




Inilah bukti-bukti fitnah tulisan ini, mereka mengambil tulisan sama sekali
bukan dari tulisan Syeikh Muhammad bin abdul wahab rahimahullah sendiri.
Melainkan dari tulisan musuh-musuh dakwah Tauhid Syeikh Muhammad bin Abdul wahab
sendiri, seperti yang kita ketahui bersama Ahmad Zaini Dahlan bersekongkol
dengan Muhammad Ali, Amir Mesir yang dibekingi oleh Inggris untuk memecah belah
Ummat Islam dan menghancurkan dakwah Tauhid. Dikarenakan Ibnu Suud pendukung
dakwah Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab membantu kabilah-kabilah Arab di teluk
untuk mengusir Inggris, adapun Ahmad Zaini Dahlan adalah seorang tokoh
quburiyyun tulen, dimasanya itulah Islam mengalami kemunduran total. kisah
selengkapnya bisa anda rujuk ke kitab “Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah
oleh Dr Shalabi”.



Kemudian para penulis memfitnah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahulloh di
tulisan ini dengan membawakan hadist yang ditafsirkan dengan nafsu sendiri
"Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana," sambil
menunjuk ke arah timur (Najed).



(HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)



"Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur'an namun
tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka
ke­luar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak
akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya,
tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul)."



(HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad,
Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban



Nabi muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam pernah berdo'a: "Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan



Yaman," Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo'a:
Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga
kalinya beliau SAW bersabda: "Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta
di sana pula akan muncul tanduk syaitan.", Dalam riwayat lain dua tanduk
syaitan.


hadist ini diselewengkan untuk mencela Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahab karena
dakwah beliau di Nejed, padahal yang dimaksud Nejed di hadist tersebut adalah
dataran Tinggi di Syam atau Irak pada masa ini. Karena setiap dataran tinggi
dalam bahasa arab biasa disebut Nejed.


Kemudian dimana kita tau bahwa hadist tersebut tentang negeri syam. Dihadist
berikutnya sendiri yang disebutkan penulis tentang syam dan yaman.
Adapun jika kita lihat letak madinah maka jelas sekali sebelah timur yang
dimaksud adalah syam. Bukan nejed dataran tinggi dimana awal dakwah Syeikh Ibn
Abdul Wahab rahimahullah.





Adapun hadist tentang keluarnya segolongan manusia pun dijelaskan bahwa nabi
bersabda hadist tersebut tentang khowarij firqoh sesat yang mudah mengkafirkan.
Semua bantahan tentang hadist tersebut bisa anda rujuk di kitab Fathul Bary
syarah hadist Bukhari oleh Imam Ibnu hajar al asqolany rahimahullah.
Dan tidak ada bukti sama sekali dari kitab-kitab Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab
dalam tulisan-tulisan ini.






Kemudian pengakuan Palsu Mr Hamver yang salah dikutip disini dengan disebut
hamper.




Untuk lebih jelasnya mengenai siapa Hamver, marilah kita ikuti penjelasan Syaikh
Malik Bin Husain dalam majalah Al-Asholah edisi ke 31 tertanggal 15 Muharram
1422 H, beliau berkata :





“Saya telah meneliti kitab yang beracun dengan judul Mudzakkarat Hamver dan nama
Hamver ini tidak asing lagi. Pertama kali aku membacanya di Majalah Manarul
Huda, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Maktabah al-‘Alaami yang staf
redaksinya dari Jam’iyyah Al-Masyaari’ al-Khairiyyah Al-Islamiyyah pada edisi
28, Ramadhan 1415 H/1995. Majalah ini dikeluarkan oleh Jama’ah Al-Ahbasy, sebuah
Jama’ah Sufiyyah berpangkalan di Yordania dan selalu memusuhi dakwah salaf dan
para ulama’nya, dan mereka mendapat bantuan dana dari orang-orang Yahudi dalam
operasionalnya.








Setelah saya membaca makalah ini, jiwaku terdorong untuk membaca kitab
mudzakkarat mata-mata/intel Inggris ini, hingga aku mengetahui sampai sejauh
mana kebenaran yang dinisbatkan kepada Al-Imam Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah dalam kitab ini. Ketika selesai membaca mudzakkarat ini,
telah jelas bagiku bahwa itu merupakan sebuah dusta dari asalnya, dan Hamver ini
adalah seorang yang asalnya tidak ada, lalu diada-adakan. Maka dari itu saya
ingin menjelaskan kepada saudara-saudara sekalian tentang hal yang telah saya
dapatkan dari peneletianku terhadap mudzakkarat ini, dalam rangka membela Imam
Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah- dan juga dapat pembelaan terhadap kaum
muslimin dari tikaman orang-orang ahlul bid’ah. Allah Swt berfirman :






“Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu
menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap.”(QS. Al-Anbiya’
: 18).






Dan dalam ayat lain Allah swt berfirman :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقُُ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَافَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". [Al Hujurat : 6].
Pada ayat ini ada pelajaran ilmiyah bagi kelompok orang-orang mukmin, yang
menjaga agamanya dan menjaga hubungan persaudaran antar sesama muslim, dengan
mencari kejelasan (tatsabut) terhadap semua berita miring yang dilontarkan untuk
memecah belah barisan kaum muslimin.










Akan senantiasa terus menerus musuh-musuh dakwah (Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab –rahimahullah-) berusaha dengan berbagai cara untuk menghancurkan dakwah
ini, yang tidak ada di dalamnya keilmiahan sedikitpun melainkan hanya
kebohongan dan kedustaan, laa haula wala quwwata illa billah. Wahai para
pencari kebenaran, risalah-risalah dan kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab –rahimahullah- telah tercetak, diantaranya adalah seperti dibawah ini :
Al-Aqidah satu jilid, Fiqih dua jilid, Mukhtasor Siroh Nabi, kumpulan
fatwa-fatwa satu jilid, tafsir dan Mukhtasor Zaadul Ma’ad satu jilid, Rosail
Sakhshiyaah satu jilid, Kitab Hadits lima jilid, Mulhaq dan Mushonnafat satu
jilid. Jadi kesemuanya 12 jilid yang telah dikumpulkan oleh Lajnah Ilmiyah yang
khusus menangani masalah ini dan berasal dari Jaami’ah (Universitas Al-Imam
Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyyah), yang dikumpulkan serta diverifikasi oleh DR.
Abdul Aziz bin Zaid Ar-Ruumi, DR. Muhammad Biltaaji dan DR. Sayyid Hijab, serta
di cetak di Riyadh.












Maka barangsiapa yang ingin mencari kebenaran, hendaknya ia membandingkan ucapan
Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah- dengan ucapan musuh-musuh
beliau. Karena kitab-kitabnya dan risalah-risalahnya telah tercetak. Kalau ada
sesuatu yang benar dari kitab-kitab dan risalah-risalah beliau kita terima, dan
kalau ada sesuatu yang salah maka kita tolak, dan kita tidak fanatik kepada
seseorang siapapun dia, kecuali Rasulullah yang mana beliau tidak berkata dengan
hawa nafsunya melainkan wahyu yang telah diwahyukan kepadanya.
Adapun kalau kita bersandar perkataan seorang Nasrani yang kafir yang tidak
dikenal, yang gemar minum minuman keras sampai mabuk, bahkan dia menyebut kalau
dirinya seorang pembohong. Maka keadaan kita persis seperti apa yang digambarkan
oleh syair dibawah ini :









Barangsiapa yang menjadikan seokor burung gagak sebagai dalil (hujjah)
Maka dia (burung gagak) akan membawanya melewati bangkai-bangkai anjing
Bagaimana tidak, padahal yang telah jelas dari risalah-risalah dan
bantahan-bantahan Al-Imam –rahimahullah- bahwasanya, di dalamnya ada penafian
(penolakan) terhadap apa-apa yang dikaitkan dengan dakwah beliau yang berupa
tuduhan-tuduhan, dan kedustaan-kedustaaan yang tidak pernah beliau ucapkan,
bahkan beliau mengingkarinya, dan berulang-ulang beliau mengatakan : “Hadza
buhtanun azhim (ini adalah suatu kedustaan yang besar)”.





Semoga Allah merahmati Imam Adz-Dzahabi yang mengatakan : “dan Kami belum pernah
menjumpai yang demikian itu dalam kitab-kitabnya”. Ketika itu Syaikh Adz-Dzahabi
menceritakan beberapa perkara yang dinukil oleh sebagian mereka yang dengannya
Imam Ath-Thabari menjadi tertuduh.”








Dan saya (syaikh Malik) katakan : Sesungguhnya apa-apa yang disebutkan dalam
mudzakkarat Hamver adalah omong kosong belaka, dan perkataan yang tidak
berlandaskan dalil sama sekali. Dan hal ini tidaklah keluar kecuali dari dua
macam manusia :











1. Orang yang bodoh kuadrat, tolol tidak bisa membedakan antara telapak
tangannya dengan sikunya.





2. Orang yang memperturutkan hawa nafsu, ahlul bid’ah dan musuh dakwah
tauhid.





Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya daging para ulama itu beracun,
barangsiapa yang mencela para ulama’ maka Allah akan mengujinya sebelum ia mati
dengan kematian hatinya. Kita memohon kepada Allah perlindungan dan keselematan.
Mudzakkarat Hamver pada dasarnya adalah sebuah kebohongan (kedustaan) dan Hamver
adalah seseorang yang sebenarnya tidak ada, lalu diada-adakan.




Setelah saya mempelajari mudzakkrat ini telah jelas bagi saya bahwasanya
mudzakkarat ini adalah hasil dari khayalan seseorang atau sebuah kelompok yang
misinya adalah menjelekkan/menjatuhkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
–rahimahullah- dengan kedustaan, kepalsuan. Dan dalil dari perkataan ini sangat
banyak, diantaranya :



1. Dengan mengikuti sejarah yang disebutkan di dalam mudzakkarat, nampaklah
bagi kita bahwasanya Hamver tatkala bertemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab, tatkala itu umur beliau kurang lebih masih 10 tahun. Ini adalah hal yang
tidak cocok bahkan bertentangan dengan apa yang ada di mudzakkarat (hlm 30),
bahwasanya Hamver berkenalan dengan seorang pemuda yang sering datang ke sebuah
toko, dan pemuda itu mengetahui tiga bahasa, yaitu bahasa Turki, Faris, dan
bahasa Arab, dan ketika itu ia sedang menuntut ilmu, dan pemuda dikenal dengan
nama Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan tatkala itu beliau adalah seorang pemuda
yang antusias dalam menggapai tujuannya.




Dan engkau dapat merinci hal itu dengan dalil :


- Disebutkan di (hlm 13) : Kementrian Penjajah Inggris mengutus Hamver
ke Asana (markas khilafah Islamiyyah) tahun 1710 M/1122 H).



- Disebutkan di (hlm 18) : Bahwasanya dia tinggal di sana selama 2



tahun. Kemudian kembali ke London sebagaimana perintah, dalam rangka memberikan
ketetapan yang terperinci tentang kondisi di Ibu Kota pemerintahan.



- Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia berada di London selama 6 bulan.



- Disebutkan di (hlm 22) Bahwasanya dia pergi ke Basrah dan berada di
sana selama 6 bulan. Di Basrah inilah dia (Hamver) bertemu dengan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah-.




- Jadi kalau dijumlahkan tahunnya maka dapat diketahui bahwa Hamver
ketemu dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah- pada tahun 1713 M
atau 1125 H dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah- lahir pada tahun
1703 M atau 1115 H. jadi waktu ketemu Hamver umur Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab –rahimahullah- pada waktu masih sekitar 10 tahun. Dari sini dapat
diketahui kebathilan dan kebohongan Mudzakarat ini.




- Disebutkan di dalam Mudzakarat hlm. 100, bahwa Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab –rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun 1143 H. dan
ini merupakan kebohongan yang nyata, karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
–rahimahullah- mulai menampakkan dakwahnya pada tahun kematian ayahnya yaitu
tahun 1153 H.



- Sesungguhnya sikap pemerintahan Inggris terhadap dakwah Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah- bukan sikap yang ramah dan bersahabat,
tetapi sikap yang bermusuhan.



- Kita tidak menemukan kitab yang menyebut tentang mudzakarat ini
sebelumnya. Dan musuh-musuh dakwah syaikh yang mubarak ini selalu
menjelek-jelekkan dakwah ini, menisbatkan semua kejelekan kepadanya, dan anehnya
hal ini baru dikeluarkan pada waktu akhir-akhir ini. Hal ini jelas menunjukkan
kebohongan dan kedustaan mereka.




- Hamver adalah seseorang yang tidak diketahui (tidak dikenal), mana
maklumat yang menjelaskan tentang dia (hamver) ?? tidak ada...!!! bahkan tidak ada
maklumat dari pemerintah Inggris yang menjelaskan tentang tugasnya hamver ini.
- Orang-orang yang membaca mudzakarat ini pasti tidak menduga kalau yang
menulis ini orang nasrani, karena banyak ibarat/perumpamaan yang menikam agama
Nashrani dan pemerintahan Inggris.



- Dua naskah terjemahan dari mudzakarat ini tidak menyebutkan
tanda-tanda yang jelas mengenai kitab (mudzakarat yang asli), dan ditulis pakai
bahasa apa ?? sudah dicetak atau masih dalam bentuk manuskrip ?? itu semua tidak
jelas.




- Penerjemahnya pun tidak diketahui orangnya, pada naskah yang pertama
tidak disebutkan sama sekali tentang penerjemahnya. Begitu juga pada naskah yang
kedua.



- Pada naskah terjemahan yang kedua dijelaskan tanggal penerjemahannya
yaitu : 25 ‘haziran’ 1990. Apakah perkara yang sepenting ini dibiarkan begitu
saja ?? tidak ada yang mengetahui kecuali setelah 199 tahun kematiannya Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab –rahimahullah-.





- Kedua naskah itu sepakat bahwa tanggal 2 Januari 1973 pada akhir dari
mudzakarat itu. Dan apa yang dimaksud dengan tanggal ini saya tidak tahu ??
apakah ini penulisan mudzakarat hamver ini (seperti yang nampak) ?? Dan ini
membuktikan kedustaan mudzakarat ini, bahwa wafatnya syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab adalah 179 tahun setelah tanggal yang disebutkan itu.



- Semua yang ada di kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
membantah semua yang ada di muzakkarat ini.



- Sesungguhnya keberadaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan dakwah
beliau sudah merupakan bukti yang cukup kuat untuk membantah apa yang disebutkan
di mudzakkarat.



Sikap Pemerintah Inggris terhadap Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
Ketika pemerintah Inggris mulai merasakan dari dakwah Syaikh



Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah yang semakin menguat dan meluas di berbagai daerah
yang di duduki oleh pemerintah Inggris. Seperti yang terjadi di India, terdapat
dakwah Syaikh Ahmad bin Irfan yang terkenal dengan nama Ahmad Barily dan para
pengikutnya yang mulai menguasai India dan menentang dakwah sesat dari Mirza
Ghulam Ahmad Al-Qodiyani yang di dudung sepenuhnya oleh Inggris dan dan
orang-orang yang tidak mengerti Islam sama sekali kecuali hanya sekedar namanya
saja.



Keseriusan pemerintah Inggris untuk menghancurkan dakwah Syaikh



Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyeru manusia untuk kembali kepada Al-Qur'an
dan As-Sunnah ini semakin nampak. Ini terbukti dengan biaya dan tenaga yang
sangat besar yang telah keluarkan dalam menghentikan dakwah yang mubarakah ini.
Salah satu bukti kuatnya adalah ketika Ibrahim Baasya dari Mesir, berhasil
menghancurkan kota Dar’iyyah di Riyadh, tempat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
dan raja Abdullah bin Su’ud bin Abdul Aziz.




Pemerintah Inggris mengutus George Forster Sadleer yang menjabat sebagai ketua
Agen Inggris yang berkedudukan di India untuk melakukan perjalanan panjang dan
melelahkan menuju ke Riyadh dengan tujuan memastikan bahwa Dar’iyyah benar-benar
sudah hancur sekaligus memberikan ucapan selamat dan penghargaan kepada Ibrahim
Baasya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya rombongan Sadleer
ini bertemu dengan Ibrahim Baasya pada tanggal 13 Agustus 1819 M di tempat yang
bernama Bi’ir Ali di dekat kota Madinah.”



Dari data-data diatas jelaslah kedengkian penulis terhadap dakwah tauhid yang
dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
Wallahu A’lam.


“Jika untuk mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam harus disebut
Wahhabi Maka saksikanlah aku adalah seorang Wahhabi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar