Tanggapan Terhadap Isu Pemindahan Makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Demi memuaskan dahaga kebencian terhadap Kerajaan Arab Saudi berita orang kafirpun ditelan mentah-mentah. Mulai dari isu wahabi sampai rencana pemindahan makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam semua bersumber dari orang kafir.
Padahal berita yang dilansir oleh dua surat kabar Inggris “Independent” dan “DailyMail dua tahun lalu merupakan berita dusta yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Berita itu sengaja disebarluaskan sebagian pihak untuk memicu konflik ditengah-tengah kaum muslimin, juga sebagai upaya menanamkan kebencian dihati kaum muslimin terhadap Kerajaan Saudi Arabia.
Sumber resmi kerajaan menyebutkan bahwa wacana pemindahan itu merupakan hasil riset seorang peneliti yang dipulikasikan melalui jurnal yang masih dibawah pengawasan Dewan kepengurusan masjidil haram dan masjid nabawi bukan keputusan resmi pihak kerajaan.Setelah melakukan diskusi dengan para ulama besar maka kerajaan memutuskan bahwa perluasan hanya akan dilakukan pada bagian utara masjid saja dan menambah jumlah lantai sebagaima di lakukan pada masjidil haram” (royanews: 3/9/2014)
Yang harus kita camkan baik-baik adalah disana ada banyak ulama rabbani yang memahami dengan baik sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang artinya, “Para nabi dimakamkan ditempat mereka meninggal dunia”.
Jadi tidak perlu kwatir, mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus mengontrol kebijakan pemerintah, apalagi pada hal-hal yang sifatnya urgen dan berpotensi memicu konflik global.
Saya tidak tau apa alasan situs tersebut memuat kembali berita ini. Apalagi dengan menyertakan gambar yang mengecoh umat islam bahwa gambar tersebut adalah makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bila tujuannya sama, maka sungguh benar apa yang dikatakan Imam syafi’i -rahimahullah-:وعين الرضا عن كل عيب كليلة كما أن عين السخط تبدى المساويا”Pandangan simpati akan menutup segala cela. Sebagaimana pandangan benci akan menampakkan segala cacat”
Tak ada rotan akarpun jadi, ibarat pemburu yang kehabisan peluru, informasi orang kafirpun dipakai untuk menyerang Saudi Arabia.
Berlaku adillah…
Ingat selalu firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maaidah: 8)
Iya, berlaku adillah… bahkan terhadap lawan sekalipun.
Catt:
Gambar di bawah ini bukan makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Gambar di bawah ini bukan makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Sejak beratus-ratus tahun yang lalu makam Rasulullah tertutup rapat. Jadi mustahil ada yang bisa memotretnya.
Lagipula makan nabi rata dengan tanah dan disampingnya ada dua makam sahabatnya.
Al Qasim mengatakan: “Aku masuk ke tempat Aisyah, lalu aku meminta izin padanya, ‘Wahai Ibu, demi Allah, bukakanlah untukku makam Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam dan kedua sahabatnya, Lalu Aisyahpun membukakan untukku ketiga kuburan yang tidak ditinggikan dan tidak pula diratakan, sementara diatasnya ada batu-batu kerikil merah’” (HR. Abu Daud).
Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang keras ummatnya menembok dan meninggikan kuburan. Sebagaimana dalam wasiat beliau kepada Ali -radhiallahu anhu-, “Janganlah engkau membiarkan berhala kecuali engkau menghancurkannya dan tidak pula kuburan yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya” (HR. Al Jama’ah kecuali Bukhari dan Ibnu Majah).
Sahabat Jabir -radhiallahu anhu- pernah mengatakan,
”Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam melarang menembok kuburan, duduk di atasnya dan membuat bangunan di atasnya” (HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa’i dan Abu Daud).
Sahabat Jabir -radhiallahu anhu- pernah mengatakan,
”Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam melarang menembok kuburan, duduk di atasnya dan membuat bangunan di atasnya” (HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa’i dan Abu Daud).
Dalam redaksi yang diriwayatkan dan disohihkan oleh Imam At Tirmidzy disebutkan bahwa, ”Beliau -shallallahu alaihi wasallam- melarang menembok kuburan, menuliskan sesuatu padanya, membuatkan bangunan diatasnya, dan menginjaknya,”.
Wallahu a’lam.
Wallahu a’lam.
Lalu bagaimana mungkin kita berani mengatakan pada umat bahwa beginilah makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Allahul mustaan. ..
Allahul mustaan. ..
__________
Madinah 9 Dzulqa’dah 1435 H
Madinah 9 Dzulqa’dah 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar