HADITS-HADITS TENTANG NIKAH |
أَحَادِيثُ فِي
اَلنِّكَاحِ
|
|
Hadits No. 993 | ||
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami:
"Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu
berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan
pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu
hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Muttafaq
Alaihi.
|
َعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ
اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ
لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 994 | ||
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji
Allah dan menyanjung-Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur,
berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barangsiapa membenci
sunnahku, ia tidak termasuk ummatku." Muttafaq
Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه
وسلم حَمِدَ اَللَّهَ , وَأَثْنَى عَلَيْهِ , وَقَالَ : لَكِنِّي
أَنَا أُصَلِّي وَأَنَامُ , وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ , وَأَتَزَوَّجُ
اَلنِّسَاءَ , فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 995 | ||
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang.
Beliau bersabda: "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang,
sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di hadapan
para Nabi pada hari kiamat." Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut
Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ
بِالْبَاءَةِ , وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا ,
وَيَقُولُ : تَزَوَّجُوا اَلْوَدُودَ اَلْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ
بِكُمُ اَلْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ ) رَوَاهُ
أَحْمَدُ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
|
|
Hadits No. 996 | ||
Hadits itu mempunyai saksi menurut
riwayat Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban dari hadits Ma'qil Ibnu
Yasar.
|
َوَلَهُ
شَاهِدٌ : عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيِّ , وَابْنِ حِبَّانَ
أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ
|
|
Hadits No. 997 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan,
kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama,
engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam
Lima.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ : ( تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا ,
وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ
اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ مَعَ
بَقِيَّةِ اَلسَّبْعَةِ
|
|
Hadits No. 998 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila mendoakan
seseorang yang nikah, beliau bersabda: "Semoga Allah memberkahimu
dan menetapkan berkah atasmu, serta mengumpulkan engkau berdua
dalam kebaikan." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih
menurut Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْهُ
; أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا رَفَّأَ
إِنْسَانًا إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ : ( بَارَكَ اَللَّهُ لَكَ ,
وَبَارَكَ عَلَيْكَ , وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ )
رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ , وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ ,
وَابْنُ خُزَيْمَةَ , وَابْنُ حِبَّانَ
|
|
Hadits No. 999 | ||
Abdullah Ibnu Mas'ud berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajari kami khutbah
pada suatu hajat: (artinya = Sesungguhnya segala puji bagi Allah,
kami memuji-Nya, kami meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya,
kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami. Barangsiapa
mendapat hidayah Allah tak ada orang yang dapat menyesatkannya.
Barangsiapa disesatkan Allah, tak ada yang kuasa memberinya
petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya) dan membaca
tiga ayat. Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan menurut
Tirmidzi dan Hakim.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( عَلَّمَنَا
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلتَّشَهُّدَ فِي اَلْحَاجَةِ :
إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا ,
مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ وَيَقْرَأُ ثَلَاثَ آيَاتٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ ,
وَالْأَرْبَعَةُ , وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ ,
وَالْحَاكِمُ
|
|
Hadits No. 1000 | ||
Dari Jabir bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di
antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang bagian
tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan."
Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat
dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ , فَإِنْ اِسْتَطَاعَ
أَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا مَا يَدْعُوهُ إِلَى نِكَاحِهَا , فَلْيَفْعَلْ
) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ ,
وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
|
|
Hadits No. 1001 | ||
Hadits itu mempunyai saksi dari
hadits riwayat Tirmidzi dan Nasa'i dari al-Mughirah.
|
َوَلَهُ
شَاهِدٌ : عِنْدَ اَلتِّرْمِذِيِّ , وَالنَّسَائِيِّ ; عَنِ
الْمُغِيرَةِ
|
|
Hadits No. 1002 | ||
Begitu pula riwayat Ibnu Majah dan
Ibnu Hibban dari hadits Muhammad Ibnu Maslamah.
|
َوَعِنْدَ
اِبْنِ مَاجَهْ , وَابْنِ حِبَّانَ : مِنْ حَدِيثِ مُحَمَّدِ بْنِ
مَسْلَمَةَ
|
|
Hadits No. 1003 | ||
Menurut riwayat Muslim dari Abu
Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya
kepada seseorang yang akan menikahi seorang wanita: "Apakah engkau
telah melihatnya?" Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Pergi dan
lihatlah dia."
|
َوَلِمُسْلِمٍ
: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ لِرَجُلٍ تَزَوَّجَ اِمْرَأَةً : أَنَظَرْتَ
إِلَيْهَا ? قَالَ : لَا . قَالَ : اِذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا
)
|
|
Hadits No. 1004 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Janganlah seseorang di antara kamu melamar seseorang yang sedang
dilamar saudaranya, hingga pelamar pertama meninggalkan atau
mengizinkannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari.
|
َوَعَنِ
ابْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَخْطُبْ بَعْضُكُمْ عَلَى
خِطْبَةِ أَخِيهِ , حَتَّى يَتْرُكَ اَلْخَاطِبُ قَبْلَهُ , أَوْ
يَأْذَنَ لَهُ اَلْخَاطِبُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ
لِلْبُخَارِيِّ
|
|
Hadits No. 1005 | ||
Sahal Ibnu Sa'ad al-Sa'idy
Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang wanita menemui Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, aku datang untuk menghibahkan
diriku pada baginda. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memandangnya dengan penuh perhatian, kemudian beliau menganggukkan
kepalanya. Ketika perempuan itu mengerti bahwa beliau tidak
menghendakinya sama sekali, ia duduk. Berdirilah seorang shahabat
dan berkata: "Wahai Rasulullah, jika baginda tidak menginginkannya,
nikahkanlah aku dengannya. Beliau bersabda: "Apakah engkau
mempunyai sesuatu?" Dia menjawab: Demi Allah tidak, wahai
Rasulullah. Beliau bersabda: "Pergilah ke keluargamu, lalu
lihatlah, apakah engkau mempunyai sesuatu." Ia pergi, kemudian
kembali dam berkata: Demi Allah, tidak, aku tidak mempunyai
sesuatu. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Carilah, walaupun hanya sebuah cincin dari besi." Ia pergi,
kemudian kembali lagi dan berkata: Demi Allah tidak ada, wahai
Rasulullah, walaupun hanya sebuah cincin dari besi, tetapi ini
kainku -Sahal berkata: Ia mempunyai selendang -yang setengah
untuknya (perempuan itu). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apa yang engkau akan lakukan dengan kainmu? Jika engkau
memakainya, Ia tidak kebagian apa-apa dari kain itu dan jika ia
memakainya, engkau tidak kebagian apa-apa." Lalu orang itu duduk.
Setelah duduk lama, ia berdiri. Ketika Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melihatnya berpaling, beliau memerintah untuk
memanggilnya. Setelah ia datang, beliau bertanya: "Apakah engkau
mempunyai hafalan Qur'an?" Ia menjawab: Aku hafal surat ini dan
itu. Beliau bertanya: "Apakah engkau menghafalnya di luar kepala?"
Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Pergilah, aku telah berikan
wanita itu padamu dengan hafalan Qur'an yang engkau miliki."
Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim. Dalam suatu riwayat:
Beliau bersabda padanya: "berangkatlah, aku telah nikahkan ia
denganmu dan ajarilah ia al-Qur'an." Menurut riwayat Bukhari: "Aku
serahkan ia kepadamu dengan (maskawin) al-Qur'an yang telah engkau
hafal."
|
َوَعَنْ سَهْلِ
بْنِ سَعْدٍ اَلسَّاعِدِيِّ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : (
جَاءَتِ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
فَقَالَتْ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِي ,
فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَصَعَّدَ
اَلنَّظَرَ فِيهَا , وَصَوَّبَهُ , ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم رَأْسَهُ , فَلَمَّا رَأَتْ اَلْمَرْأَةُ أَنَّهُ
لَمْ يَقْضِ فِيهَا شَيْئًا جَلَسَتْ , فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ
أَصْحَابِهِ. فَقَالَ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ
بِهَا حَاجَةٌ فَزَوِّجْنِيهَا. قَالَ : فَهَلْ عِنْدكَ مِنْ شَيْءٍ ?
فَقَالَ : لَا , وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اَللَّهِ. فَقَالَ : اِذْهَبْ
إِلَى أَهْلِكَ , فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُ شَيْئًا ? فَذَهَبَ , ثُمَّ
رَجَعَ ? فَقَالَ : لَا , وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اَللَّهِ، مَا
وَجَدْتُ شَيْئًا. فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
انْظُرْ وَلَوْ خَاتَمًا مِنْ حَدِيدٍ، فَذَهَبَ، ثُمَّ رَجَعَ.
فَقَالَ : لَا وَاَللَّهِ , يَا رَسُولَ اَللَّهِ , وَلَا خَاتَمًا
مِنْ حَدِيدٍ , وَلَكِنْ هَذَا إِزَارِي - قَالَ سَهْلٌ : مَالُهُ
رِدَاءٌ - فَلَهَا نِصْفُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم مَا تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ ? إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ
عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ، وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ
شَيْءٌ فَجَلَسَ اَلرَّجُلُ , وَحَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسُهُ قَامَ
; فَرَآهُ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مُوَلِّيًا , فَأَمَرَ
بِهِ , فَدُعِيَ لَهُ , فَلَمَّا جَاءَ. قَالَ :
مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ? قَالَ : مَعِي سُورَةُ كَذَا ,
وَسُورَةُ كَذَا , عَدَّدَهَا فَقَالَ : تَقْرَؤُهُنَّ عَنْ ظَهْرِ
قَلْبِكَ ? قَالَ : نَعَمْ , قَالَ : اِذْهَبْ , فَقَدَ
مَلَّكْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : (
اِنْطَلِقْ , فَقَدْ زَوَّجْتُكَهَا , فَعَلِّمْهَا مِنَ الْقُرْآنِ )
وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : ( أَمْكَنَّاكَهَا بِمَا مَعَكَ
مِنَ الْقُرْآنِ )
|
|
Hadits No. 1006 | ||
Menurut riwayat Abu Dawud dari Abu
Hurairah Radliyallaahu 'anhu beliau bersabda: "Surat apa yang
engkau hafal?". Ia menjawab: Surat al-Baqarah dan sesudahnya.
Beliau bersabda: "Berdirilah dan ajarkanlah ia dua puluh
ayat."
|
َوَلِأَبِي
دَاوُدَ : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : ( مَا تَحْفَظُ ? قَالَ :
سُورَةَ اَلْبَقَرَةِ , وَاَلَّتِي تَلِيهَا. قَالَ : قُمْ
فَعَلِّمْهَا عِشْرِينَ آيَةً )
|
|
Hadits No. 1007 | ||
Dari Amir Ibnu Abdullah Ibnu
al-Zubair, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sebarkanlah berita
pernikahan." Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut
Hakim.
|
َوَعَنْ
عَامِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ اَلزُّبَيْرِ , عَنْ أَبِيهِ ;
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( أَعْلِنُوا
اَلنِّكَاحَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ
|
|
Hadits No. 1008 | ||
Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa,
dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah nikah kecuali dengan wali."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny,
Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya hadits
mursal.
|
َوَعَنْ
أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى , عَنْ أَبِيهِ قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ
) رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْأَرْبَعَةُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
اَلْمَدِينِيِّ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ , وَابْنُ حِبَّانَ , وَأُعِلَّ
بِالْإِرْسَالِ
|
|
Hadits No. 1009 | ||
Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu' dari Hasan, dari Imran
Ibnu al-Hushoin: "Tidak sah nikah kecuali dengan seorang wali dan
dua orang saksi."
|
َوَرَوَى
اْلإِمَامُ أَحْمَدُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ ابْنِ الْحُصَيْنِ
مَرْفُوْعًا ( لاَنِكَاحَ إِلاَّ بِوَلِيٍّ
وَشَاهِدَيْنِ
|
|
Hadits No. 1010 | ||
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Perempuan yang nikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil. Jika
sang laki-laki telah mencampurinya, maka ia wajib membayar maskawin
untuk kehormatan yang telah dihalalkan darinya, dan jika mereka
bertengkar maka penguasa dapat menjadi wali bagi wanita yang tidak
mempunyai wali." Dikeluarkan oleh Imam Empat kecuali Nasa'i. Hadits
shahih menurut Ibnu Uwanah, Ibnu Hibban, dan Hakim.
|
َوَعَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( أَيُّمَا اِمْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ
وَلِيِّهَا, فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ, فَإِنْ دَخَلَ بِهَا فَلَهَا
اَلْمَهْرُ بِمَا اِسْتَحَلَّ مِنْ فَرْجِهَا, فَإِنِ اشْتَجَرُوا
فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ ) أَخْرَجَهُ
اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ, وَصَحَّحَهُ أَبُو عَوَانَةَ ,
وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
|
|
Hadits No. 1011 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Seorang janda tidak boleh dinikahkan kecuali setelah diajak
berembuk dan seorang gadis tidak boleh dinikahkan kecuali setelah
diminta izinnya." Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana
izinnya? Beliau bersabda: "Ia diam." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ : ( لَا تُنْكَحُ اَلْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ, وَلَا
تُنْكَحُ اَلْبِكْرُ حَتَّى تُسْـتَأْذَنَ قَالُوا : يَا رَسُولَ
اَللَّهِ , وَكَيْفَ إِذْنُهَا ? قَالَ : أَنْ تَسْكُتَ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 1012 | ||
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang janda lebih
berhak menentukan (pilihan) dirinya daripada walinya dan seorang
gadis diajak berembuk, dan tanda izinnya adalah diamnya." Riwayat
Imam Muslim. Dalam lafaz lain disebutkan, "Tidak ada perintah bagi
wali terhadap janda, dan anak yatim harus diajak berembuk." Riwayat
Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ ( اَلثَّيِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا ,
وَالْبِكْرُ تُسْتَأْمَرُ , وَإِذْنُهَا سُكُوتُهَا ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ. وَفِي لَفْظٍ : ( لَيْسَ لِلْوَلِيِّ مَعَ اَلثَّيِّبِ
أَمْرٌ, وَالْيَتِيمَةُ تُسْتَأْمَرُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ ,
وَالنَّسَائِيُّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
|
|
Hadits No. 1013 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Perempuan tidak boleh menikahkan perempuan lainnya, dan tidak
boleh pula menikahkan dirinya." Riwayat Ibnu Majah dan Daruquthni
dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( لَا تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ اَلْمَرْأَةَ, وَلَا
تُزَوِّجُ اَلْمَرْأَةُ نَفْسَهَا ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ ,
وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ , وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ
|
|
Hadits No. 1014 | ||
Nafi' dari Umar Radliyallaahu
'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
perkawinan syighar. Syighar ialah seseorang menikahkan puterinya
kepada orang lain dengan syarat orang itu menikahkan puterinya
kepadanya, dan keduanya tidak menggunakan maskawin. Muttafaq
Alaihi. Bukhari-Muslim dari jalan lain bersepakat bahwa penafsiran
"Syighar" di atas adalah dari ucapan Nafi'.
|
َوَعَنْ
نَافِعٍ , عَنْ اِبْنِ عُمَرَ قَالَ : ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم عَنِ الشِّغَارِ ; وَالشِّغَارُ: أَنْ يُزَوِّجَ
اَلرَّجُلُ اِبْنَتَهُ عَلَى أَنْ يُزَوِّجَهُ اَلْآخَرُ اِبْنَتَهُ ,
وَلَيْسَ بَيْنَهُمَا صَدَاقٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاتَّفَقَا
مِنْ وَجْهٍ آخَرَ عَلَى أَنَّ تَفْسِيرَ اَلشِّغَارِ مِنْ كَلَامِ
نَافِعٍ
|
|
Hadits No. 1015 | ||
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu
'anhu bahwa ada seorang gadis menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam lalu bercerita bahwa ayahnya menikahkannya dengan orang yang
tidak ia sukai. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memberi hak kepadanya untuk memilih. Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan
Ibnu Majah. Ada yang menilainya hadits mursal.
|
َوَعَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ جَارِيَةً
بِكْرًا أَتَتِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَذَكَرَتْ: أَنَّ
أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ كَارِهَةٌ , فَخَيَّرَهَا اَلنَّبِيُّ صلى
الله عليه وسلم ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ
مَاجَهْ , وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
|
|
Hadits No. 1016 | ||
Dari Hasan, dari Madlmarah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Seorang perempuan yang dinikahkan oleh dua orang wali,
ia milik wali pertama." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan
menurut Tirmidzi.
|
َوَعَنْ
اَلْحَسَنِ , عَنْ سَمُرَةَ , عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ : ( أَيُّمَا اِمْرَأَةٍ زَوَّجَهَا وَلِيَّانِ , فَهِيَ
لِلْأَوَّلِ مِنْهُمَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ ,
وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
|
|
Hadits No. 1017 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang
budak yang menikah tanpa izin dari tuannya atau keluarganya, maka
ia dianggap berzina." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi.
Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
أَيُّمَا عَبْدٍ تَزَوَّجَ بِغَيْرِ إِذْنِ مَوَالِيهِ أَوْ أَهْلِهِ
, فَهُوَ عَاهِرٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ ,
وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ , وَكَذَلِكَ اِبْنُ
حِبَّانَ
|
|
Hadits No. 1018 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak boleh dimadu antara seorang perempuan dengan saudara
perempuan ayahnya dan antara seorang perempuan dengan saudara
perempuan ibunya." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ : ( لَا يُجْمَعُ بَيْنَ اَلْمَرْأَةِ وَعَمَّتِهَا , وَلَا
بَيْنَ اَلْمَرْأَةِ وَخَالَتِهَا ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 1019 | ||
Dari Utsman Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang
yang sedang berihram tidak boleh menikah dan menikahkan." Riwayat
Muslim. Dalam riwayatnya yang lain: "Dan tidak boleh melamar." Ibnu
Hibban menambahkan: "Dan dilamar."
|
َوَعَنْ
عُثْمَانَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( لَا يَنْكِحُ اَلْمُحْرِمُ , وَلَا يُنْكَحُ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( وَلَا يَخْطُبُ ) وَزَادَ
اِبْنُ حِبَّانَ : ( وَلَا يُخْطَبُ عَلَيْهِ )
|
|
Hadits No. 1020 | ||
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu
berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menikahi Maimunah
ketika beliau sedang ihram. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( تَزَوَّجَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مَيْمُونَةَ وَهُوَ مُحْرِمٌ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 1021 | ||
Menurut riwayat Muslim dari
Maimunah sendiri: Bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
menikahinya ketika beliau telah lepas dari ihram.
|
َوَلِمُسْلِمٍ
: عَنْ مَيْمُونَةَ نَفْسِهَا ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
تَزَوَّجَهَا وَهُوَ حَلَالٌ )
|
|
Hadits No. 1022 | ||
Dari Uqbah Ibnu Amir bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya
syarat yang paling patut dipenuhi ialah syarat yang menghalalkan
kemaluan untukmu." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ أَحَقَّ اَلشُّرُوطِ أَنْ يُوَفَّى بِهِ ,
مَا اِسْتَحْلَلْتُمْ بِهِ اَلْفُرُوجَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 1023 | ||
Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi
kelonggaran untuk nikah mut'ah selama tiga hari pada tahun Authas
(tahun penaklukan kota Mekkah), kemudian bleiau melarangnya.
Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رضي الله عنه قَالَ : ( رَخَّصَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَامَ أَوْطَاسٍ فِي اَلْمُتْعَةِ ,
ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ , ثُمَّ نَهَى عَنْهَا ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
|
|
Hadits No. 1024 | ||
Ali Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang nikah mut'ah
pada waktu perang khaibar. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ عَلَيٍّ رضي الله عنه قَالَ
: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ اَلْمُتْعَةِ
عَامَ خَيْبَرَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
|
|
Hadits No. 1025 | ||
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang menikahi perempuan dengan mut'ah dan
memakan keledai negeri pada waktu perang khaibar. Riwayat Imam
Tujuh kecuali Abu Dawud.
|
َوَعَنْهُ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( نَهى عَنْ
مُتْعَةِ النِّسَاءِ وَعَنْ أَكْلِ الْحُمُرِ اْلأَهْلِيَّةِ يَوْمَ
خَيْبَرَ ) اخرجه السبعة إلا أبا داود
|
|
Hadits No. 1026 | ||
Dari Rabi' Ibnu Saburah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Aku dahulu
telah mengizinkan kalian menikahi perempuan dengan mut'ah dan
sesungguhnya Allah telah mengharamkan cara itu hingga hari kiamat.
maka barangsiapa yang masih mempunyai istri dari hasil nikah
mut'ah, hendaknya ia membebaskannya dan jangan mengambil apapun
yang telah kamu berikan padanya." Riwayat Muslim, Abu Dawud,
Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
رَبِيْعِ ابْنِ سَبُرَةَ عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( إِنِّى
كُنْتُ أَذِنْتُ لَكُمْ فِى اْلإِسْتِمْتَاعِ مِنَ النِّسَاءِ وَإِنَّ
اللهَ قَدْ حَرَّمَ ذَالِكَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ فَمَنْ كَانَ
عِنْدَهُ مِنْهُنَّ شَيْئٌ فَلْيُحَلِّ سَبِيْلَهَا وَلاَ تَأْخُذُوْا
مِمَّا أتَيْتُمُوْاهُنَّ شَيْئًا) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَأَبُوْا
دَاوُدَ وَالنَّسَائِىُّ وَابْنُ مَاجَهُ وَأَحْمَدُ وَابْنُ
حِبَّانَ
|
|
Hadits No. 1027 | ||
Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat muhallil (laki-laki yang
menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar perempuan itu
dibolehkan menikah kembali dengan suaminya) dan muhallal lah
(laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya
agar istri tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat
Ahmad, Nasa'i, Dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut
Tirmidzi.
|
َوَعَنِ
ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( لَعَنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم اَلْمُحَلِّلَ وَالْمُحَلَّلَ لَهُ ) رَوَاهُ
أَحْمَدُ , وَالنَّسَائِيُّ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ
وَصَحَّحَهُ
|
|
Hadits No. 1028 | ||
Dalam masalah ini ada hadits dari
Ali yang diriwayatkan oleh Imam Empat kecuali Nasa'i.
|
َوَفِي
اَلْبَابِ : عَنْ عَلِيٍّ أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا
النَّسَائِيَّ
|
|
Hadits No. 1029 | ||
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang berzina yang telah
dicambuk tidak boleh menikahi kecuali dengan wanita yang seperti
dia." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan para perawi yang dapat
dipercaya.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( لَا يَنْكِحُ اَلزَّانِي اَلْمَجْلُودُ إِلَّا
مِثْلَهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَرِجَالُهُ
ثِقَاتٌ
|
|
Hadits No. 1030 | ||
'Aisyah .ra berkata: ada seseorang
mentalak istrinya tiga kali, lalu wanita itu dinikahi seorang
laki-laki. Lelaki itu kemudian menceraikannya sebelum menggaulinya.
Ternyata suaminya yang pertama ingin menikahinya kembali. Maka
masalah tersebut ditanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam, lalu beliau bersabda: "Tidak boleh, sampai suami yang
terakhir merasakan manisnya perempuan itu sebagaimana yang
dirasakan oleh suami pertama." Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Muslim.
|
َوَعَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا , قَالَتْ : ( طَلَّقَ رَجُلٌ
اِمْرَأَتَهُ ثَلَاثًا , فَتَزَوَّجَهَا رَجُلٌ , ثُمَّ طَلَّقَهَا
قَبْلَ أَنْ يَدْخُلَ بِهَا , فَأَرَادَ زَوْجُهَا أَنْ
يَتَزَوَّجَهَا , فَسُئِلَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ
ذَلِكَ , فَقَالَ : لَا حَتَّى يَذُوقَ اَلْآخَرُ مِنْ عُسَيْلَتِهَا
مَا ذَاقَ اَلْأَوَّلُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ
لِمُسْلِمٍ
|
|
Bulughul
Maram versi 2.0 © 1429 H / 2008 M Oleh : Pustaka
Al-Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar