Kisah Khalifah Ali bin Abi Thalib
ISTRI-ISTRI & PUTRA-PUTRI BELIAU
Istri pertama yang dinikahi Ali rodhiyallohu ‘anhu adalah Fathimah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam Ia berkumpul dengannya setelah pulang dari peperangan Badar. Beliau memperoleh dua orang putera, al-Hasan dan al-Husain. Ada yang mengatakan putera ketiga beliau bernama Muhasin, namun meninggal dunia saat masih bayi. Beliau memperoleh dua orang puteri, yaitu Zainab al-Kubra dan Ummu Kaltsum al-Kubra yang kemudian dinikahi oleh Umar bin al-Khaththab . Ali tidak menikahi wanita lain di samping Fathimah hingga ia wafat enam bulan setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam . Setelah Fathimah wafat, Ali menikahi beberapa wanita, diantara istri-istrinya ada yang wafat pada saat beliau masih hidup, ada yang beliau ceraikan dan ketika wafat beliau meninggalkan empat istri.
* Di antara istri-istri beliau.31
* Ummul Banin binti Hizam. Hizam adalah Abul Muhill bin Khalid bin Rabi’ah bin al-Wahid bin Ka’ab bin Amir bin Kilab. Dari Ummul Banin beliau memperoleh empat orang putera, al-Abbas, Ja’far, Abdullah dan Utsman. Mereka semua terbunuh bersama saudara mereka, yakni al-Husein, di padang Karbala. Tidak ada generasi penerus keturunan ini kecuali al-Abbas.
* Laila binti Mas’ud bin Khalid bin Malik dari Bani Tamim. Dari Laila beliau memperoleh dua orang putera, Ubaidullah dan Abu Bakar. Hisyam bin al-Kalbi berkata, “Keduanya juga terbunuh di padang Karbala. Menurut al-Waqidi, Ubaidullah dibunuh oleh Mukhtar bin Abi Ubaid pada peperangan al-Madzar.
* Asma’ binti ‘Umais al-Khats’amiyyah, darinya beliau memperoleh dua orang putera: Yahya dan Muhammad al-Ashghar. Demikian dikatakan oleh Ibnul Kalbi.
Al-Waqidi mengatakan, “Beliau memperoleh dua orang putera darinya, Yahya dan ‘Aun, adapun Muhammad al-Ashghar berasal dari ummul walad (budak wanita).”
* Ummu Habib32 binti Rabi’ah bin Bujair bin al-Abdi bin ‘Alqamah, ia adalah ummu walad (budak wanita) dari tawanan yang ditawan oleh Khalid bin Walid dari Bani Taghlib ketika ia menyerbu wilayah ‘Ainut Tamr. Darinya beliau memperoleh seorang putera bernama Umar -yang diberi umur panjang 85 tahun- dan seorang puteri bernama Ruqayyah.
* Ummu Sa’id binti Urwah bin Mas’ud bin Mu’attib bin Malik ats- Tsaqafi, darinya beliau memperoleh dua orang puteri, Ummul Hasan dan Ramlah al-Kubra.
* Binti Umru’ul Qais bin Ady bin Aus bin Jabir bin Ka’ab bin Ulaim bin Kalb al-Kalbiyah. Darinya beliau memperoleh seorang puteri. Suatu ketika Ali membawanya saat ia masih kecil ke masjid, ditanyakan kepadanya, “Siapakah bibimu?” Ia menjawab, “Hugh, hugh!” Maksudnya Bani Kalb.
* Umamah binti Abil Ash bin ar-Rabi’ bin Abdil Uzza bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay, ibunya adalah Zainab binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam, dialah yang digendong oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam dalam shalat, saat bangkit beliau menggendongnya dan saat sujud beliau meletakkannya. Darinya Ali memperoleh seorang putera bernama Muhammad al-Ausath.
* Khaulah binti Ja’far bin Qais bin Maslamah bin Ubaid bin Tsa’lab bin Yarbu’ bin Tsa’labah. Ia ditawan oleh Khalid bin Walid pada masa kekha-lifahan Abu Bakar ash-Shiddiq pada peperangan melawan kaum murtad. Ia berasal dari Bani Hanifah. Kemudian ia diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu ‘anhu . Dari Khaulah ini Ali memperoleh seorang putera bernama Muhammad al-Akbar (lebih dikenal dengan sebutan Muhammad bin al-Hanafiyah). Di antara kaum Syi’ah ada yang menganggap beliau sebagai imam yang ma’shum. Ia memang termasuk tokoh kaum muslimin, namun bukanlah ma’shum, ayahnya juga tidak ma’shum bahkan orang yang lebih utama dari ayahnya, yaitu Khulafa’ur Rasyidin sebelum beliau, juga tidak ma’shum, wallahu a’lam.
Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu ‘anhu memiliki banyak anak keturunan lainnya dari sejumlah ummu walad (budak wanita). Saat wafat beliau meninggalkan empat istri dan sembilan belas budak wanita. Di antara putera puteri beliau yang tidak diketahui nama ibunya adalah: Ummu Hani’, Maimunah, Zainab ash-Shughra, Ramlah ash-Shughra, Ummu Kaltsum ash-Shughra, Fathimah, Umamah, Khadijah, Ummul Kiram, Ummu Ja’far, Ummu Salamah, Jumanah dan Nafisah.
Ibnu Jarir berkata, “Jumlah keseluruhan anak kandung beliau adalah empat belas orang putera dan tujuh belas orang puteri.”33
Al-Waqidi berkata, “Generasi penerus Ali ada lima; al-Hasan, al-Husain, Muhammad bin al-Hanafiyah, al-Abbas al-Kilabiyah dan Umar bin at-Taghlibiyah.”34
Bersambung…
Artikel Blog Abu Abdurrohman
—————————————————————————————————————-
FOOT NOTE:
31 Ath-Thabaqat al-Kubra, 3/19-20 dan Tarikh ath-Thabari, 5/153-155.
32 Namanya ash-Shahba’ seperti yang disebutkan dalam kitab ath-Thabaqat, 3/20 dan Nasab Quraisy karangan az-Zubairi halaman 42.
33 Dalam kitab Ibnu Sa’ad 3/20 disebutkan: Sembilan belas orang puteri, sesuai dengan yang disebutkan secara rinci di sini.Ibnu Katsir menukilnya dari ath-Thabari dalam Tarikhnya, 5/155, “Barangkali perkataannya Tujuh belas orang puteri adalah kesalahan tulis.”
34 Dalam kitab Ath-Thabaqat al-Kubra, 3/20 Muhammad bin Sa’ad mengatakan, ‘Tidak ada riwayat yang shahih yang sampai kepada kami tentang putera puteri Ali selain mereka yang telah kami sebutkan tadi.”
===============================
Sumber: kisahislam.net
Judul Asli: Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah
Penulis: al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir
Pennyusun: Dr.Muhammad bin Shamil as-Sulami
Penerbit: Dar al-Wathan, Riyadh KSA. Cet.I (1422 H./2002 M)
Edisi Indonesia: Al-Bidayah wan-Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin
Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari
Muraja’ah: Ahmad Amin Sjihab, Lc
Penerbit: Darul Haq, Cetakan I (Pertama) Dzulhijjah 1424 H/ Pebruari 2004 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar