Keistimewaan Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Imam al-Bukhari berkata dalam Shahihnya, “Bab Manaqib Utsman bin Affan Abi Amr al-Quraisy.”
*Berita Gembira Bahwa Beliau adalah Penduduk Surga
1. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.” Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.
2. Beliau bersabda lagi:
“Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.” Maka Utsman bin Affan mendanai pasukan tersebut.
3. Dari Abu Musa
al-Asy’ary رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم masuk ke
dalam sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun
tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk,
beliau bersabda:
“Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu Bakar. Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata
lelaki tersebut adalah Umar bin Khaththab. Kemudian datang seorang
lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan.
Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada
kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali bin al-Hakam, mereka berdua telah
mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan dari Abu Musa seperti
hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi
صلى الله عليه وسلم sedang duduk di suatu tempat yang disana terdapat
air sambil menyingkapkan kedua betis beliau -atau lututnya- di saat
Utsman bin Affan ra. masuk beliau menutup lututnya.
*Utsman Adalah Salah Seorang yang Memenuhi Panggilan Allah dan RasulNya dan Berhijrah Dua Kali.
4. Dari Ibnu Syihab ia
berkata,’”Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin ‘Ady bin
al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman
bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata, ‘Apa yang menghalangimu
untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya al-Walid, karena
orang-orang sedang sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku
berniat menemui Utsman hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat.
Kukatakan kepadanya, ‘Ada yang perlu aku bicarakan denganmu yang isinya
merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, ‘Hai lelaki menjauhlah!’
-Ma’mar berkata, ‘Aku mengira beliau berkata, ‘Aku berlindung kepada
Allah dari kejahatanmu.’- Kemudian aku pun kembali menemui keduanya.
Kemudian datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata,
‘Apa isi nasihatmu?’ Aku katakan, ‘Se-sungguhnya Allah سبحانه و تعالى
telah mengurus Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan membawa kebenaran
serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah seorang
yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya صلى الله عليه وسلم, engkau
juga telah melakukan hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah صلى الله
عليه وسلم dan telah melihat langsung sunnah beliau. Lihatlah
masyarakat sedang sibuk membicarakan tentang kasus Al-Walid.’ Ia
bertanya, ‘Apakah engkau sempat menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم?’
Aku jawab, Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai kepadaku
sebagaimana sucinya seorang perawan dibalik hijabnya.’
Ia berkata, ‘Amma Ba’du, Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى telah mengutus Muhammad
صلى الله عليه وسلم dengan membawa kebenaran dan aku termasuk salah
seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, aku beriman dan apa
yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali -sebagaimana yang
telah engkau katakan- dan aku juga telah menemani dan membai’at
Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Demi Allah aku tidak pernah mendurhakai
dan mengkhianati beliau hingga Allah mewafatkan beliau, demikian juga
Abu Bakar dan Umar, kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku
memiliki haq seperti haq mereka?’ Aku jawab, ‘Benar.’ Ia berkata lagi,
‘Ada apa dengan berita-berita yang sampai kepadaku? Adapun tentang
permasalahan al-Walid akan kita selesaikan dengan benar insya Allah.’
Kemudian beliau memanggil Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dan
memerintahkannya agar mendera al-Walid sebanyak delapan puluh kali”
*Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid
5. Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik رضي الله عنه berkata, “Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman lantas gunung tersebut bergetar. Beliau bersabda:
“Tenanglah wahai Uhud! -aku
perkirakan beliau menghentakkan kakinya- tidak ada siapa-siapa di atasmu
melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“
* Tingkat Keistimewaan Beliau
6. Diriwayatkan dari
Ibnu Umar رضي الله عنهما berkata, “Pada zaman Rasulullah صلى الله عليه
وسلم kami tidak menyamakan Abu Bakar dengan sahabat yang lain kemudian
Umar dan kemudian Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain.”
* Persaksian Ibnu Umar tentang Keistimewaan Utsman dan Pembelaannya Terhadap Beliau
7. Diriwayatkan dari
Utsman bin Mauhab ia berkata, “Seorang lelaki datang dari Mesir untuk
melaksanakan haji, lantas ia melihat suatu kaum
sedang duduk-duduk, ia bertanya, ‘Siapa mereka?’ Mereka mengatakan,
‘Mereka adalah kaum Quraisy.’ Ia bertanya lagi, ‘Siapa yang paling alim
di antara mereka?’ Mereka jawab, ‘Abdullah bin Umar’ Kemudian ia
berkata kepadanya, ‘Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya sesuatu kepada
anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman lari
meninggalkan pasukan pada perang Uhud?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Ia
kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang
Badar?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda
tahu bahwa ia tidak ikut pada Bai’at Ridhwan?’ Ibnu Umar menjawab,
‘Benar.’ Lelaki itu berkata, ‘Allahu Akbar.’ Ibnu Umar berkata,
‘Kemarilah aku akan jelaskan kepadamu tentang permasalahan tersebut.
Adapun mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah
mendapat ampunan dari Allah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang
Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang sedang sakit dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepadanya,
“Sesungguhnya engkau mendapatkan
pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga
mendapatkan bagian pada harta rampasannya.‘
Adapun ketidak ikutsertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang lebih terhormat di Kota Makkah
selain Utsman tentunya Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan menggantikan
Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم tetap
mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah
kepergian Utsman ke Makkah, Rasulullah mengisyaratkan dengan tangan
kanannya seraya bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda,‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar berkata kepada lelaki itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”
* Rasa Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan
8. Imam Ahmad berkata,
“Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah mengatakan
kepada kami dan berkata, Uqail telah mangabarkan kepadaku dari Ibnu
Syihab dari Yahya bin Sa’id bin al-’Ash bahwa Sa’id bin al-’Ash telah
menceritakan kepadaku bahwa ‘Aisyah Istri Nabi
صلى الله عليه وسلم dan Utsman telah menceritakan kepadanya bahwa Abu
Bakar me minta izin kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan beliau
sedang berbaring di tempat tidurnya sambil berselimut dengan selimut
‘Aisyah رضي الله عنها Rasulullah memberinya izin dan beliau masih dalam
posisi semula. Setelah Abu Bakar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi.
Kemudian Umar datang meminta izin kepada Rasulullah. Rasulullah صلى الله
عليه وسلم memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah
Umar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lalu Utsman berkata, ‘Lantas
aku pun minta izin lalu Rasulullah duduk dan bersabda kepada ‘Aisyah,
‘Ambillah selimutmu!’ Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi.
‘Aisyah berkata, ‘Ya Rasulullah! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar
dan Umar tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?’ Rasulullah
bersabda, ‘Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir
jika aku menyambutnya dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi
mengungkapkan keperluannya.’
Laits berkata, ‘Sekelompok orang berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepada ‘Aisyah, “Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat terhadap dirinya?”.9
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
hadits Muhammad bin Abi Har-malah dari ‘Atha’ dan Sulaiman (keduanya
adalah anak Yasar) dan Abi Salamah bin Abdur Rahman
dari ‘Aisyah ra.. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la
al-Mushily dari Suhail dan Ayahnya dari ‘Aisyah رضي الله عنها . Dan
diriwayatkan Jubair bin Nufair dan ‘Aisyah binti Thalhah dari ‘Aisyah
رضي الله عنها”
9. Imam Ahmad berkata,
“Waqi’ telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid al-Hadzdza’
dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه
وسلم bersabda,
”Orang yang paling penyayang di antara
umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas terhadap agama Allah adalah
Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang
halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling hafal tentang
al-Qur’an adalah Ubay dan yang paling mengetahui tantang ilmu waris
adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mem-punyai seorang yang terpercaya
dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu ‘Ubaidah bin
al-Jarrah. “10
Hadits ini diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dari hadits Khalid al- Hadzdza’.
At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”11
* Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah Umat
10. Imam Ahmad berkata,
“Abu Dawud -Umar bin Sa’ad- telah mengatakan kepada kami, ‘Badar bin
Utsman telah mengatakan kepada kami dari Ubaidah bin Marwan dari Abi
‘Aisyah dari Umar ia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar
mendatangi kami setelah terbit matahari dan bersabda,
“Aku melihat sebelum fajar
seakan-akan aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun almaqalid adalah
kunci-kunci dan timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk
menimbang. Kemudian aku diletakkan pada daun timbangan yang satu dan
umatku diletakkan – pada daun timbangan yang lain dan ternyata aku lebih
berat. Kemudian didatangkan Abu Bakar dan ditimbang dengan mereka,
ternyata Abu Bakar lebih berat dari mereka. Lantas didatangkan Umar dan
ditimbang dengan mereka, ternyata Umar lebih berat dari mereka. Lalu
didatangkan Utsman dan ditimbang dengan mereka, ternyata Utsman lebih
berat dari mereka. Kemudian mimpi tersebut terputus.’
Hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad’.”12
11. Sufyan bin Ya’qub
berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata,’
Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin
Maisarah telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin
Jabal berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku
diletakkan di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun
timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian
diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada
daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lantas
diletakkan Umar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun
timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu
diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada
daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. “13
* Wasiat Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan
12. Imam Ahmad berkata, “Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman14 telah
mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi’ah bin Yazid telah mengatakan
kepadaku dari Abdullah bin ‘Amir dari an-Nu’man bin Basyir dari Aisyah
ia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengutus kepada Utsman bin
Affan agar ia datang menghadap. Ketika ia datang Rasulullah صلى الله
عليه وسلم menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah
menyambutnya maka salah seorang kamipun menyambut kedatangan yang lain
dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah sambil menepuk pundaknya,
‘Wahai Utsman mudah-mudahan Allah
akan memakaikan untukmu sebuah pakaian dan orang-orang munafik ingin
melepaskan pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau
menemuiku (meninggal).’ Tiga kali.
Aku katakan, ‘Ya
Ummul Mukminin hadits ini aku riwayatkan darimu.’ Aisyah menjawab,
‘Demi Allah aku sudah lupa.’ Kemudian aku beritakan hal tersebut kepada
Mu’awiyah bin Abi Sufyan, namun ia kurang yakin hingga ia menulis surat
kepada Ummul Mukminin, Tuliskan untukku tentang hadits ini!’ Maka Ummul
Mukminin menuliskan tentang hadits tersebut.”15
Abu Abdullah al-Jasry16 telah meriwayatkan dari ‘Aisyah dan Hafshah seperti hadits telah lalu.17 Qais bin Abi Hazim18 dan Abu Sahlah dari ‘Aisyah
رضي الله عنها 19
Abu Shalah meriwayatkan dari Utsman
bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengambil suatu perjanjian dariku
agar aku sabar melaksanakannya.20
Faraj bin Fudhalah meriwayatkan dari
Muhammad bin al-Walid az-Zubaidy dari Zuhry dari ‘Urwah dari Aisyah رضي
الله عنها kemudian menyebutkan hadits tersebut.”21
Adalah Darul Quthny berkata, “Hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini.”22
*Persaksian ‘Aisyah Terhadap Utsman bin Affan
رضي الله عنه
Imam Ahmad berkata, “Abdush Shamad telah
mengatakan kepada kami dan berkata, Fathimah binti Abdurrahman telah
mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku telah menceritakan kepadaku
bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah رضي الله عنها dengan mengutus
pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya
tentang Utsman yang sedang dicela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab,
‘Semoga Allah سبحانه وتعالى melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi
Allah waktu itu ia sedang duduk di sisi Rasulullah صلى الله عليه وسلم
dan Rasulullah sedang menyandarkan punggungnya kepadaku dan Jibril
sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau bersabda, Tulislah wahyu
tersebut ya ‘Utsaim23(Utsman).’ ‘Aisyah berkata, ‘Tidaklah
Allah menempatkan seseorang pada kedudukan seperti itu melainkan orang
tersebut telah bersikap mulia terhadap Allah dan RasulNya’.”24
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan dari
Yunus dari Umar bin Ibrahim al-Yasykary dari ibunya bahwa ia bertanya
kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian ia menyebutkan
hadits tersebut.25
* Berita Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan Beliau Berada di Atas Kebenaran
Imam Ahmad berkata, “Aswad bin Amir
telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Sinan bin Harun telah
mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail telah mengatakan
kepada kami dari Ibnu Umar ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه
وسلم pernah menceritakan tentang fitnah dan beliau bersabda,
“Orang yang menyelimuti mukanya ini, akan terbunuh secara zhalim pada waktu itu.”
Lalu aku melihat orang tersebut, ternyata ia adalah Utsman bin Affan رضي الله عنه”26
Hadits ini juga diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau mengatakan,
“Hadits ini hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar”27
15. Imam Ahmad berkata,
“Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah
mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan
kepada kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan
kepadaku bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di
dalamnya. Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara
maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah سبحانه و
تعالى lantas berkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم
bersabda,
“Sesungguhnya engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti atau
beliau berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa
yang harus kami ikuti ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, “Ikutilah al-Amin ini dan para sahabatnya.” Sambil menunjuk kepada Utsman’.”28
Ibnu Katsir berkata, “Hanya Ahmad yang
meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan jayyid. Tidak ada yang
mengeluarkannya dari jalur ini.”
16. Imam Ahmad berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah29 telah
mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kahmas bin al-Hasan telah
mengatakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq ia berkata, Harmy bin
Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu sedang berperang) telah
mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu hadits, mereka
tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan hadits
tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama
Rasulullah di sebuah jalan yang ada di Madinah beliau bersabda,
“Apa yang akan kalian lakukan jika fitnah menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk sapi?” mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau menjawab, “Ikutilah orang ini dan sahabat-sahabatnya.” Akupun
mempercepat jalanku agar jelas bagiku hingga aku mendekati lelaki
tersebut lalu kukatakan, “Apakah dia yang engkau maksud ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, ” Ya dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata lagi, “Ya dia dan sahabat-sahabatnya.”30
17. At-Tirmidzi berkata
dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami,
‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata,
‘Ayyub telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi
al-’Ats’ats ash- Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam
dan di antara mereka ada sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian
berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab seraya berkata,
‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم aku tidak
akan berbicara. Lantas ia menyebutkan tentang fitnah dan menyebutkan
seorang lelaki yang sedang menyelimuti mukanya dengan kain, kemudian
Rasulullah صلى الله عليه وسلم, bersabda, Adapun dia ini pada saat itu berada di atas petunjuk.’ Maka
akupun mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan, lalu aku
menghadap Rasulullah, dan kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’
Beliau menjawab, ‘Benar’.”
Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.”31
* Kesungguhan Beliau Dalam Beribadah
Telah diriwayatkan dari berbagai jalur
bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca semua al-Qur’an pada satu
rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah ketekunan
beliau رضي الله عنه.32
Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia berkata tentang Firman Allah
سبحانه وتعالى
” (Apakah kamu hai orang musyrik
yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).
“Bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin Affan”33
Ibnu Abbas dalam mengomentari Firman Allah سبحانه و تعالى,
“Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus.” (An-Nahl: 76).
Ia berkata, “Maksudnya adalah Utsman bin Affan”34
Hassan رضي الله عنه berkata,
Berkorban hingga beruban sebagai tanda sujud,
Memotong malam dengan bertasbih dan membaca al-Qur ‘an.
Bersambung…
Foot Note:
9 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya, 1/71, Ahmad Syakir, 514 berkata, “Sanad hadits tersebut shahih.”
10 Hadits ini diriwayatkan
oleh Ahmad dalam al-Musnad, 3/184, 281 dan telah dishahihkan oleh
al-Albany dalam kitabnya al-Jami’ash-Shaghir, 908 telah kita jelaskan
pada kitab keistimewaan Umar.
11 Lihat takhrijnya dalam Kitab Tuhfatul Asyraf, 1/257, hal. 952.
12 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al Musnad, Ahmad Syakir, 5469, berkata, “Sanad hadits ini shahih.”
13 Al-Ma’rifatu wat Tarikh, 3/357 hadits ini merupakan syahid untuk hadits yang lalu.
14 Pada kitab asli tertulis “Al-Walid bin Muslim” dan koreksi ini diambil dari Musnad Ahmad, 6/76
15 Hadits
ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 6/86, beliau juga memiliki
jalur lain yang beliau keluarkan 6/149. Dikeluarkan secara ringkas oleh
at-Tirmidzi dalam Manaqib Utsman bin Affan, 5/628 dan seraya berkata,
“Hadits hasan shahih gharib.” Ibnu Majah dalam Sunannya pada
pendahuluan, bab ke 11, 1/41, dari jalan al-Faraj bin Fudhalah dari
Rabi’ah bin Yazid.
16 Dalam kitab asli tertulis “al-Jary” dan perbaikan ini terdapat dalam Musnad Ahmad, 6/263.
17 Al-Musnad, 6/263.
18 Al-Musnad, 6/214.
19 Al-Musnad, 6/52.
20 Al-Musnad, 6/58. Ahmad Syakir berkata dalam tahqiqnya, “Sanad hadits ini shahih.”
21 Riwayat al-Faraj bin Fudhalah di keluarkan oleh Ibnu Majah, 1/41 sebagaimana yang telah diisyaratkan
22 Tidak hanya al-Faraj bin
Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini tetapi juga diriwayatkan oleh
Mu’awiyah bin Shalih dari Rabi’ah bin Yazid sebagaimana yang terdapat
dalam at-Tirmidzi dan Al-Walid bin Sulaiman dari Rabi’ah sebagaimana
pada hadits ini.
23 Panggilan orang arab terhadap orang yang disayangi (pent.).
24 Al-Musnad, 6/250.
25 Al-Musnad, 6/261
26 Ahmad Syakir menshahihkan hadits itu dalam tahqiqnya untuk al-Musnad, 8/171.
27 Sunan at-Tirmidzi dalam Kitab al-Manaqib, 5/630, hal. 3708.
28 Al-Musnad, 2/345 dan
seperti ini juga sanad dan matan pada Fadhail ash-Shahabah, 1/450, 723
muhaqqiqnya berkata, “Sanad haditsnya shahih.”
29 Pada kitab aslinya: Abu
Usamah teiah mengatakan kepada kami dan ia berkata, “Hammad bin Salam
telah mengatakan kepada kami.” Perbaikan didapat dari al-Musnad.
30 Al-Musnad, 5/35 dengan
sanad yang shahih. Beliau juga memiliki sanad yang lain di dalam
al-Musnad, 5/33 Bahz dan Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan
mereka berkata, “Abu Hilal telah mengatakan kepada kami dari Qatadah
dari Abdullah bin Ayaqiq dari Murrah al-Bahz -demikian tanpa ada
perantara- lihat Fadhail ash-Shahabah, 1/449. Jalur yang ketiga di dalam
al-Musnad, 4/235 dan akan dikuatkan oleh hadits yang akan datang.
31 Sunan at-Tirmidzi‘dalam
Kitab al-Manaqib hadits 3704, ia berkata, “Pada bab ini dari Umar,
Abdullah bin Hawalah dan Ka’ab bin ‘Ujrah
32 Dikeluarkan oleh
al-Baihaqi dalam Sunan Kubra, 3/24 dan Ibnu Sa’ad dalam ath-ThabaqatuI
Kubra, 3/76 dan dishahihkan oleh adz-Dzahaby dalam Tarikh Islam pada
zaman Khulafa Rasyidin, 476. Lihat tambahannya dari pada riwayat-riwayat
pada Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3/75-76
33 Ibnu Katsir Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 4/47
34 Ibnu Katsir Tafsir al-Qur an al-Azhim, 2/579
Judul Asli: Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah
Penulis: al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir
Pennyusun: Dr.Muhammad bin Shamil as-Sulami
Penerbit: Dar al-Wathan, Riyadh KSA. Cet.I (1422 H./2002 M)
Edisi Indonesia: Al-Bidayah wan-Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin
Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari
Muraja’ah: Ahmad Amin Sjihab, Lc
Penerbit: Darul Haq, Cetakan I (Pertama) Dzulhijjah 1424 H/ Pebruari 2004 M.
Dipublikasikan kembali: www.KisahIslam.net
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar