Minggu, 20 Juli 2014

Khalifah Utsman bin Affan [Bag.02]

Keistimewaan Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu



Imam al-Bukhari berkata dalam Shahihnya, “Bab Manaqib Utsman bin Affan Abi Amr al-Quraisy.”



*Berita Gembira Bahwa Beliau  adalah Penduduk Surga



1. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:



“Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.” Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.



2. Beliau bersabda lagi:



“Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.” Maka Utsman bin Affan  mendanai pasukan tersebut.



3. Dari Abu Musa al-Asy’ary رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم masuk ke dalam sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda:



“Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu Bakar. Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata lelaki tersebut adalah Umar bin Khaththab. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan.



Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali bin al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم sedang duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis beliau -atau lututnya- di saat Utsman bin Affan ra. masuk beliau menutup lututnya.



*Utsman Adalah Salah Seorang yang Memenuhi Panggilan Allah dan RasulNya dan Berhijrah Dua Kali.



4. Dari Ibnu Syihab ia berkata,’”Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin ‘Ady bin al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata, ‘Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya al-Walid, karena orang-orang sedang sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku berniat menemui Utsman hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat. Kukatakan kepadanya, ‘Ada yang perlu aku bicarakan denganmu yang isinya merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, ‘Hai lelaki menjauhlah!’ -Ma’mar berkata, ‘Aku mengira beliau berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu.’- Kemudian aku pun kembali menemui keduanya. Kemudian datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata, ‘Apa isi nasihatmu?’ Aku katakan, ‘Se-sungguhnya Allah سبحانه و تعالى  telah mengurus Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan membawa kebenaran serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya صلى الله عليه وسلم, engkau juga telah melakukan hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah صلى الله عليه وسلم  dan telah melihat langsung sunnah beliau. Lihatlah masyarakat sedang sibuk membicarakan tentang kasus Al-Walid.’ Ia bertanya, ‘Apakah engkau sempat menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم?’ Aku jawab, Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai kepadaku sebagaimana sucinya seorang perawan dibalik hijabnya.’




Ia berkata, ‘Amma Ba’du, Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى  telah mengutus Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan membawa kebenaran dan aku termasuk salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, aku beriman dan apa yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali -sebagaimana yang telah engkau katakan- dan aku juga telah menemani dan membai’at Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Demi Allah aku tidak pernah mendurhakai dan mengkhianati beliau hingga Allah mewafatkan beliau, demikian juga Abu Bakar dan Umar, kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku memiliki haq seperti haq mereka?’ Aku jawab, ‘Benar.’ Ia berkata lagi, ‘Ada apa dengan berita-berita yang sampai kepadaku? Adapun tentang permasalahan al-Walid akan kita selesaikan dengan benar insya Allah.’ Kemudian beliau memanggil Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه dan memerintahkannya agar mendera al-Walid sebanyak delapan puluh kali”




*Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid



5. Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik  رضي الله عنه berkata, “Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman lantas gunung tersebut bergetar. Beliau bersabda:



“Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau menghentakkan kakinya- tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“



* Tingkat Keistimewaan Beliau




6. Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهما berkata, “Pada zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم kami tidak menyamakan Abu Bakar dengan sahabat yang lain kemudian Umar dan kemudian Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain.”



* Persaksian Ibnu Umar tentang Keistimewaan Utsman dan Pembelaannya Terhadap Beliau




7. Diriwayatkan dari Utsman bin Mauhab ia berkata, “Seorang lelaki datang dari Mesir untuk melaksanakan haji, lantas ia melihat suatu kaum sedang duduk-duduk, ia bertanya, ‘Siapa mereka?’ Mereka mengatakan, ‘Mereka adalah kaum Quraisy.’ Ia bertanya lagi, ‘Siapa yang paling alim di antara mereka?’ Mereka jawab, ‘Abdullah bin Umar’ Kemudian ia berkata kepadanya, ‘Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya sesuatu kepada anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman lari meninggalkan pasukan pada perang Uhud?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang Badar?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut pada Bai’at Ridhwan?’ Ibnu Umar menjawab, ‘Benar.’ Lelaki itu berkata, ‘Allahu Akbar.’ Ibnu Umar berkata, ‘Kemarilah aku akan jelaskan kepadamu tentang permasalahan tersebut. Adapun mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapat ampunan dari Allah, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang sedang sakit dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepadanya,




“Sesungguhnya engkau mendapatkan pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian pada harta rampasannya.‘



Adapun ketidak ikutsertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang lebih terhormat di Kota Makkah selain Utsman tentunya Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم tetap mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah kepergian Utsman ke Makkah, Rasulullah mengisyaratkan dengan tangan kanannya seraya bersabda, Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda,‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar berkata kepada lelaki itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”



* Rasa Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan



8. Imam Ahmad berkata, “Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah mengatakan kepada kami dan berkata, Uqail telah mangabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Yahya bin Sa’id bin al-’Ash bahwa Sa’id bin al-’Ash telah menceritakan kepadaku bahwa ‘Aisyah Istri Nabi صلى الله عليه وسلم dan Utsman telah menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar me minta izin kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan beliau sedang berbaring di tempat tidurnya sambil berselimut dengan selimut ‘Aisyah رضي الله عنها Rasulullah memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Abu Bakar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Kemudian Umar datang meminta izin kepada Rasulullah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Umar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lalu Utsman berkata, ‘Lantas aku pun minta izin lalu Rasulullah duduk dan bersabda kepada ‘Aisyah, ‘Ambillah selimutmu!’ Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi. ‘Aisyah berkata, ‘Ya Rasulullah! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar dan Umar tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir jika aku menyambutnya dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi mengungkapkan keperluannya.’




Laits berkata, ‘Sekelompok orang berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepada ‘Aisyah, “Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat terhadap dirinya?”.9



Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Muhammad bin Abi Har-malah dari ‘Atha’ dan Sulaiman (keduanya adalah anak Yasar) dan Abi Salamah bin Abdur Rahman dari ‘Aisyah ra.. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushily dari Suhail dan Ayahnya dari ‘Aisyah رضي الله عنها . Dan diriwayatkan Jubair bin Nufair dan ‘Aisyah binti Thalhah dari ‘Aisyah رضي الله عنها”
9. Imam Ahmad berkata, “Waqi’ telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid al-Hadzdza’ dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,




”Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas terhadap agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling hafal tentang al-Qur’an adalah Ubay dan yang paling mengetahui tantang ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mem-punyai seorang yang terpercaya dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah. “10



Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dari hadits Khalid al- Hadzdza’. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”11




* Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah Umat



10. Imam Ahmad berkata, “Abu Dawud -Umar bin Sa’ad- telah mengatakan kepada kami, ‘Badar bin Utsman telah mengatakan kepada kami dari Ubaidah bin Marwan dari Abi ‘Aisyah dari Umar ia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar mendatangi kami setelah terbit matahari dan bersabda,
“Aku melihat sebelum fajar seakan-akan aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun almaqalid adalah kunci-kunci dan timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk menimbang. Kemudian aku diletakkan pada daun timbangan yang satu dan umatku diletakkan – pada daun timbangan yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian didatangkan Abu Bakar dan ditimbang dengan mereka, ternyata Abu Bakar lebih berat dari mereka. Lantas didatangkan Umar dan ditimbang dengan mereka, ternyata Umar lebih berat dari mereka. Lalu didatangkan Utsman dan ditimbang dengan mereka, ternyata Utsman lebih berat dari mereka. Kemudian mimpi tersebut terputus.’
Hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad’.”12




11. Sufyan bin Ya’qub berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata,’ Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin Maisarah telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin Jabal berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. “13




* Wasiat Nabi Kepada Utsman bin Affan Agar Tetap Sabar dan Tidak Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan



12. Imam Ahmad berkata, “Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman14 telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi’ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin ‘Amir dari an-Nu’man bin Basyir dari Aisyah ia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengutus kepada Utsman bin Affan agar ia datang menghadap. Ketika ia datang Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya maka salah seorang kamipun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah sambil menepuk pundaknya,



‘Wahai Utsman mudah-mudahan Allah akan memakaikan untukmu sebuah pakaian dan orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku (meninggal).’ Tiga kali.




Aku katakan, ‘Ya Ummul Mukminin hadits ini aku riwayatkan darimu.’ Aisyah menjawab, ‘Demi Allah aku sudah lupa.’ Kemudian aku beritakan hal tersebut kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan, namun ia kurang yakin hingga ia menulis surat kepada Ummul Mukminin, Tuliskan untukku tentang hadits ini!’ Maka Ummul Mukminin menuliskan tentang hadits tersebut.”15




Abu Abdullah al-Jasry16 telah meriwayatkan dari ‘Aisyah dan Hafshah seperti hadits telah lalu.17 Qais bin Abi Hazim18 dan Abu Sahlah dari ‘Aisyah 


رضي الله عنها 19
Abu Shalah meriwayatkan dari Utsman bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengambil suatu perjanjian dariku agar aku sabar melaksanakannya.20



Faraj bin Fudhalah meriwayatkan dari Muhammad bin al-Walid az-Zubaidy dari Zuhry dari ‘Urwah dari Aisyah رضي الله عنها kemudian menyebutkan hadits tersebut.”21




Adalah Darul Quthny berkata, “Hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini.”22



*Persaksian ‘Aisyah Terhadap Utsman bin Affan  


رضي الله عنه
Imam Ahmad berkata, “Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan berkata, Fathimah binti Abdurrahman telah mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah رضي الله عنها dengan mengutus pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya tentang Utsman yang sedang dicela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab, ‘Semoga Allah سبحانه وتعالى  melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi Allah waktu itu ia sedang duduk di sisi Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Rasulullah sedang menyandarkan punggungnya kepadaku dan Jibril sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau bersabda, Tulislah wahyu tersebut ya ‘Utsaim23(Utsman).’ ‘Aisyah berkata, ‘Tidaklah Allah menempatkan seseorang pada kedudukan seperti itu melainkan orang tersebut telah bersikap mulia terhadap Allah dan RasulNya’.”24



Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan dari Yunus dari Umar bin Ibrahim al-Yasykary dari ibunya bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut.25



* Berita Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan Beliau Berada di Atas Kebenaran



Imam Ahmad berkata, “Aswad bin Amir telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Sinan bin Harun telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail telah mengatakan kepada kami dari Ibnu Umar ia berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم  pernah menceritakan tentang fitnah dan beliau bersabda,
“Orang yang menyelimuti mukanya ini, akan terbunuh secara zhalim pada waktu itu.”
Lalu aku melihat orang tersebut, ternyata ia adalah Utsman bin Affan رضي الله عنه”26
Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau mengatakan, “Hadits ini hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar”27




15. Imam Ahmad berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan kepada kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan kepadaku bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah سبحانه و تعالى  lantas berkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,




“Sesungguhnya engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti atau beliau berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa yang harus kami ikuti ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, “Ikutilah al-Amin ini dan para sahabatnya.” Sambil menunjuk kepada Utsman’.”28
Ibnu Katsir berkata, “Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan jayyid. Tidak ada yang mengeluarkannya dari jalur ini.”



16. Imam Ahmad berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah29 telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kahmas bin al-Hasan telah mengatakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq ia berkata, Harmy bin Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu sedang berperang) telah mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu hadits, mereka tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan hadits tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama Rasulullah di sebuah jalan yang ada di Madinah beliau bersabda,



“Apa yang akan kalian lakukan jika fitnah menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk sapi?” mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau menjawab, “Ikutilah orang ini dan sahabat-sahabatnya.” Akupun mempercepat jalanku agar jelas bagiku hingga aku mendekati lelaki tersebut lalu kukatakan, “Apakah dia yang engkau maksud ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ” Ya dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata lagi, “Ya dia dan sahabat-sahabatnya.”30



17. At-Tirmidzi berkata dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami, ‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, ‘Ayyub telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi al-’Ats’ats ash- Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam dan di antara mereka ada sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab seraya berkata, ‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم  aku tidak akan berbicara. Lantas ia menyebutkan tentang fitnah dan menyebutkan seorang lelaki yang sedang menyelimuti mukanya dengan kain, kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم, bersabda, Adapun dia ini pada saat itu berada di atas petunjuk.’ Maka akupun mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan, lalu aku menghadap Rasulullah, dan kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’ Beliau menjawab, ‘Benar’.”
Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.”31



* Kesungguhan Beliau Dalam Beribadah



Telah diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah ketekunan beliau رضي الله عنه.32
Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia berkata tentang Firman Allah 


سبحانه وتعالى
” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).



“Bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin Affan”33
Ibnu Abbas dalam mengomentari Firman Allah سبحانه و تعالى,



“Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus.” (An-Nahl: 76).



Ia berkata, “Maksudnya adalah Utsman bin Affan”34
Hassan  رضي الله عنه berkata,



Berkorban hingga beruban sebagai tanda sujud,



Memotong malam dengan bertasbih dan membaca al-Qur ‘an.
Bersambung…



Foot Note:



9 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya, 1/71, Ahmad Syakir, 514 berkata, “Sanad hadits tersebut shahih.”


10 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 3/184, 281 dan telah dishahihkan oleh al-Albany dalam kitabnya al-Jami’ash-Shaghir, 908 telah kita jelaskan pada kitab keistimewaan Umar.


11 Lihat takhrijnya dalam Kitab Tuhfatul Asyraf, 1/257, hal. 952.



12 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al Musnad, Ahmad Syakir, 5469, berkata, “Sanad hadits ini shahih.”



13 Al-Ma’rifatu wat Tarikh, 3/357 hadits ini merupakan syahid untuk hadits yang lalu.


14 Pada kitab asli tertulis “Al-Walid bin Muslim” dan koreksi ini diambil dari Musnad Ahmad, 6/76



15 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 6/86, beliau juga memiliki jalur lain yang beliau keluarkan 6/149. Dikeluarkan secara ringkas oleh at-Tirmidzi dalam Manaqib Utsman bin Affan, 5/628 dan seraya berkata, “Hadits hasan shahih gharib.” Ibnu Majah dalam Sunannya pada pendahuluan, bab ke 11, 1/41, dari jalan al-Faraj bin Fudhalah dari Rabi’ah bin Yazid.



16 Dalam kitab asli tertulis “al-Jary” dan perbaikan ini terdapat dalam Musnad Ahmad, 6/263.


17 Al-Musnad, 6/263.



18 Al-Musnad, 6/214.


19 Al-Musnad, 6/52.





20 Al-Musnad, 6/58. Ahmad Syakir berkata dalam tahqiqnya, “Sanad hadits ini shahih.”



21 Riwayat al-Faraj bin Fudhalah di keluarkan oleh Ibnu Majah, 1/41 sebagaimana yang telah diisyaratkan


22 Tidak hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini tetapi juga diriwayatkan oleh Mu’awiyah bin Shalih dari Rabi’ah bin Yazid sebagaimana yang terdapat dalam at-Tirmidzi dan Al-Walid bin Sulaiman dari Rabi’ah sebagaimana pada hadits ini.



23 Panggilan orang arab terhadap orang yang disayangi (pent.).



24 Al-Musnad, 6/250.



25 Al-Musnad, 6/261



26 Ahmad Syakir menshahihkan hadits itu dalam tahqiqnya untuk al-Musnad, 8/171.


27 Sunan at-Tirmidzi dalam Kitab al-Manaqib, 5/630, hal. 3708.



28 Al-Musnad, 2/345 dan seperti ini juga sanad dan matan pada Fadhail ash-Shahabah, 1/450, 723 muhaqqiqnya berkata, “Sanad haditsnya shahih.”



29 Pada kitab aslinya: Abu Usamah teiah mengatakan kepada kami dan ia berkata, “Hammad bin Salam telah mengatakan kepada kami.” Perbaikan didapat dari al-Musnad.



30 Al-Musnad, 5/35 dengan sanad yang shahih. Beliau juga memiliki sanad yang lain di dalam al-Musnad, 5/33 Bahz dan Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan mereka berkata, “Abu Hilal telah mengatakan kepada kami dari Qatadah dari Abdullah bin Ayaqiq dari Murrah al-Bahz -demikian tanpa ada perantara- lihat Fadhail ash-Shahabah, 1/449. Jalur yang ketiga di dalam al-Musnad, 4/235 dan akan dikuatkan oleh hadits yang akan datang.



31 Sunan at-Tirmidzi‘dalam Kitab al-Manaqib hadits 3704, ia berkata, “Pada bab ini dari Umar, Abdullah bin Hawalah dan Ka’ab bin ‘Ujrah



32 Dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan Kubra, 3/24 dan Ibnu Sa’ad dalam ath-ThabaqatuI Kubra, 3/76 dan dishahihkan oleh adz-Dzahaby dalam Tarikh Islam pada zaman Khulafa Rasyidin, 476. Lihat tambahannya dari pada riwayat-riwayat pada Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3/75-76
33 Ibnu Katsir Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 4/47
34 Ibnu Katsir Tafsir al-Qur an al-Azhim, 2/579



Sumber: Disalin dari (via Maktabah Abi Humaid):
Judul Asli: Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah
Penulis: al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir



Pennyusun: Dr.Muhammad bin Shamil as-Sulami
Penerbit: Dar al-Wathan, Riyadh KSA. Cet.I (1422 H./2002 M)
Edisi Indonesia: Al-Bidayah wan-Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin
Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari



Muraja’ah: Ahmad Amin Sjihab, Lc


Penerbit: Darul Haq, Cetakan I (Pertama) Dzulhijjah 1424 H/ Pebruari 2004 M.
Dipublikasikan kembali: www.KisahIslam.net


Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar