Minggu, 20 Juli 2014

Khalifah Utsman bin Affan [Bag.01]

Nasab & Keturunan Beliau



Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.1
Abu Amr, Abu Abdullah2 al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah صلى الله عليه وسلم.



Beliau salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar رضي الله عنهم juga merupakan khulafaur Rasyidin yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.



Ciri-Ciri & Akhlak Beliau



Beliau رضي الله عنه adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang. Dikatakan pada wajah beliau رضي الله عنه terdapat bekas cacar.3
Dari az-Zuhry berkata, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang, berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar.4



Beliau رضي الله عنه memiliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan mem-berikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk men-dorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah صلى الله عليه وسلم terkadang beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak member kaum yang lain karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka. Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah صلى الله عليه وسلم atas pembagian harta rampasan perang Hunain.



Imam Ahmad berkata, “Telah mengatakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim ia berkata, telah mengatakan kepada kami Yunus yakni Ibnu ‘Ubaid ia berkata, telah mengatakan kepadaku ‘Atha’ bin Farrarakh Maula Qurasyiyin bahwa Utsman bin Affan menjual sebidang tanah kepada seseorang hanya saja orang itu terlambat menerimanya, ketika beliau bertemu dengannya beliau menanyakan sebabnya, ‘Apa yang menyebabkan kamu terlambat menerima hartamu?’ Ia menjawab, ‘Engkau telah menipuku! Setiap aku bertemu dengan seseorang ia menyesalkan pembelian tanah tersebut.’ Beliau berkata, ‘Apa hanya itu yang membuatmu terlambat?’ Jawabnya, ‘Benar.’ Beliau berkata, ‘Kamu boleh pilih apakah kamu mau meminta uang itu kembali atau mengambil tanah.’


Kemudian ‘Atha’ bin Farrarakh Maula Qurasyiyin berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Allah memasukkan ke dalam surga seorang mempermudah jual beli, menghukum dan terhukum.”5
Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah رضي الله عنه datang menemui Utsman bin Affan رضي الله عنه di luar masjid dan berkata kepada beliau, “Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya!” Beliau menjawab, “Uang tersebut sudah kami hibahkan untukmu karena kepahlawananmu.”



Ash-Sham’i berkata, “Ibnu ‘Amir mengangkat Quthn bin ‘Auf al-Hilaly sebagai gubernur di daerah Karman. Maka datanglah pasukan kaum muslimin yang berkekuatan empat ribu personil. Ketika itu ada sebuah lembah sedang dialiri air yang menghalangi perjalanan tentara tersebut. Karena khawatir mereka terlambat maka ia berkata, “Barangsiapa yang berhasil melintas sampai ke seberang maka ia akan mendapat hadiah sebanyak seribu dirham.” Mereka harus melewati tantangan yang besar ini. Setiap kali orang berhasil melintasinya Quthn berkata, “Berikan hadiahnya!” Hingga semua pasukan berhasil melintasi aliran air tersebut, Jumlahnya sebanyak empat juta dirham, namun lbnu ‘Amir enggan untuk memberikannya, lantas ia mengirim surat kepada Utsman bin Affan, beliau menjawab, “Berikanlah uangnya karena ia telah membantu kaum muslimin yang sedang berada di jalan Allah” Mulai hari itu dinamakanlah hadiah itu dengan nama hadiah penyeberangan lembah.6




Islam & Jihad Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu



Utsman bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ash-Shiddiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah صلى الله عليه وسلم, kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah صلى الله عليه وسلم (istri beliau) yang sedang sakit, jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah صلى الله عليه وسلم Memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menikahkannya dengan adik istrinya yang bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya.



Dari  Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah صلى الله عليه وسلم Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda, ”Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).”7



Rasulullah صلى الله عليه وسلم pergi menunaikan haji Wada’ bersama beliau. Rasulullah صلى الله عليه وسلم wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Kemudian beliau menemani Abu Bakar dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya.




Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar رضي الله عنه. banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah صلى الله عليه وسلم ke sebelah timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah سبحانه و تعالى,



“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik.” (An-Nur: 55).



Firman Allah سبحانه و تعالى ,


“Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.“ (Ash-Shaf: 9).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda:



“jika Kaisar mati maka tida lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan Allah.”8



Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan رضي الله عنه
Bersambung…



Foot Note:



1 Lihat: Ibnu Sa’adalah, ath-Thabaqatul Kubra, 3/53, Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/420.



2 Beliau mempunyai beberapa kuniyah dan al-Bukhari menyebutkan dalam Shahlhnya, 7/52-al-Fath hanya dengan kuniyah Abu Amr. Al-Hafizh dalam al-Fath berkata, “Dan kuniyah ini yang sudah menjadi ketetapan.” Beliau berkata lagi, “Sebagian yang meremehkan beliau memberi kuniyah dengan Abu Laila mengisyaratkan kepada kelembutan beliau. Gelar beliau yang termasyhur adalah Dzun Nurain.”



3 Ibnu Sa’ad ath-Thabaqatul Kubra, 3/58, Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/419.



4 Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/419.



5 Al-Musnad, 1/57, dishahihkan oleh Ahmad Syakir, 410. Dikeluarkan oleh an-Nasa’i dalam al-MuJtaba dari Sunannya, 2/318, Kitab Buyu’, bab Bermu’amalah dengan baik dan bersikap lembut dalam meminta atau tidak bersikap kasar. Ibnu Majah dalam Kitab Perdagangan pada Bab bertoleransi dalam berdagang, 2/742


6 Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asyakir pada Tarikh Kota Damaskus, 11/265.



7 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad, 5/63. At-Tirmidzi dalam Sunannya dalam Kitab al-Manaqib pada Bab Manaqib Utsman bin Affan رضي الله عنه  dan berkata, “Hadits tersebut Hasan Gharib dari sisi yang ini,” 5/626, halaman 3701.



8 Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dalam Kitab Fitnah dan Tanda-tanda Hari Kiamat, 4/2237 halaman 2918-2919 dari hadits Abu Hurairah dan jabir رضي الله عنهما. Kisra terakhir Yazdigrid terbunuh di daerah Muru pada tahun ke tiga puluh satu Hijriah ketika Utsman bin Affan masih berjabat sebagaimana Khalifah رضي الله عنه -akan datang keterangannya.
Sumber: Disalin dari (via Maktabah Abi Humaid):

Judul Asli: Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah
Penulis: al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir

Pennyusun: Dr.Muhammad bin Shamil as-Sulami

Penerbit: Dar al-Wathan, Riyadh KSA. Cet.I (1422 H./2002 M)

Edisi Indonesia: Al-Bidayah wan-Nihayah Masa Khulafa’ur Rasyidin

Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari

Muraja’ah: Ahmad Amin Sjihab, Lc

Penerbit: Darul Haq, Cetakan I (Pertama) Dzulhijjah 1424 H/ Pebruari 2004 M.



Dipublikasikan kembali: www.KisahIslam.net



Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar