Penyusun: Ummu ‘Abdirrahman
Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan kebahagiaan hakiki bagi orang yang mengikuti dan melaksanakan agama Islam dengan sungguh-sungguh sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan kesengsaraan dan kehinaan bagi orang yang memerangi agama Islam.
Sesungguhnya pokok agama Islam adalah kalimat tauhid Laa ilaha illallah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Dengan mengucapkan dan mengamalkan kalimat inilah dibedakan muslim dan kafir, dipaparkan keindahan surga dan panasnya neraka.
Dan tidaklah tauhid seseorang sempurna sampai ia mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah. Inilah yang disebut al wala’ wal baro’.
Mengenal Al Wala’ dan Al Baro’
Al Wala’ secara bahasa berarti dekat, sedangkan secara istilah berarti memberikan pemuliaan penghormatan dan selalu ingin bersama yang dicintainya baik lahir maupun batin. Dan al baro’ secara bahasa berarti terbebas atau lepas, sedangkan secara istilah berarti memberikan permusuhan dan menjauhkan diri.
Wahai saudariku, ketahuilah bahwa seorang muslimah yang mencintai Allah dituntut untuk membuktikan cintanya kepada Allah yaitu dengan mencintai hal yang Allah cintai dan membenci hal yang Allah benci. Hal yang dicintai Allah adalah ketaatan terhadap perintah Allah dan orang-orang yang melakukan ketaatan, sedangkan hal yang dibenci Allah adalah kemaksiatan (pelanggaran terhadap larangan Allah) dan orang-orang yang melakukan kemaksiatan dan kesyirikan.
Oleh karena itu, hendaklah engkau wala’ terhadap ketaatan dan orang-orang yang melakukan ketaatan dan baro’ terhadap maksiat dan kesyirikan dan orang-orang yang mempraktekkannya.
Siapa yang Berhak Mendapatkan Wala’ dan Baro’ ?
- Orang yang mendapat wala’ secara mutlak, yaitu orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan di atas tauhid.
- Orang yang mendapat wala’ dari satu segi dan mendapat baro’ dari satu segi, yaitu muslim yang bermaksiat, menyepelekan sebagian kewajiban dan melakukan sebagian yang diharamkan.
- Orang yang mendapat baro’ secara mutlak, yaitu orang musyrik dan kafir serta muslim yang murtad, melakukan kesyirikan, meninggalkan shalat wajib dan pembatal keislaman lain.
- Hijrah, yaitu pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan islami, dari lingkungan maksiat ke lingkungan orang-orang yang taat.
- Wajib mencintai saudara muslim sebagaimana mencintai diri sendiri dan senang kebaikan ada pada mereka sebagaimana senang kebaikan ada pada diri sendiri serta tidak dengki dan angkuh terhadap mereka.
- Wajib memprioritaskan bergaul dengan kaum muslimin.
- Menunaikan hak mereka: menjenguk yang sakit, mengiring jenazah, tidak curang dalam muamalah, tidak mengambil harta dengan cara yang bathil, dsb.
- Bergabung dengan jama’ah mereka dan senang berkumpul bersama mereka.
- Lemah lembut dan berbuat baik terhadap kaum muslimin, mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah bagi mereka.
- Membenci kesyirikan dan kekufuran serta orang yang melakukannya, walau dengan menyembunyikan kebencian tersebut.
- Tidak mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin dan orang kepercayaan untuk menjaga rahasia dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang penting.
- Tidak memberikan kasih sayang kepada orang kafir, tidak bergaul dan bersahabat dengan mereka.
- Tidak meniru mereka dalam hal yang merupakan ciri dan kebiasaan mereka baik yang berkaitan dengan keduniaan (misalnya cara berpakaian, cara makan) maupun agama (misalnya merayakan hari raya mereka).
- Tidak boleh menolong, memuji dan mendukung mereka dalam menyempitkan umat Islam.
- Tidak memintakan ampunan kepada Allah bagi mereka dan tidak bersikap lunak terhadap mereka.
- Tidak berhukum kepada mereka atau ridha dengan hukum mereka sementara mereka meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya.
1. Mendapatkan kecintaan Allah
“Allah berfirman, “Telah menjadi wajib kecintaanKu bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku.” (HR. Malik, Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim)
2 Mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari kiamat
“Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat: ‘Mana orang-orang yang saling mencintai karena kemuliaan-Ku? Hari ini Aku lindungi mereka di bawah naunganKu pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.” (Hadits Qudsi riwayat Muslim)
3. Meraih manisnya iman
‘Barangsiapa yang ingin meraih manisnya iman, hendaklah dia mencintai seseorang yang mana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.‘ (HR. Ahmad)
4. Masuk surga
“Tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai.” (HR. Muslim)
5. Menyempurnakan iman
“Barangsiapa yang mencintai dan membenci, memberi dan menahan karena Allah maka telah sempurnalah imannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Hadits Hasan)
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Al Wala’ wal Baro’
- Seorang muslimah yang memiliki orang tua kafir hendaknya tetap berbuat baik pada orang tua. Dan tidak diperbolehkan menaati orang tua dalam meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.
- Diharamkan bagi muslimah untuk menikah dengan laki-laki kafir karena agama seorang wanita mengikuti agama suaminya.
Loyalitas dalam Islam (Syaikh Sholeh Fauzan)
Al Wala’ wal Bara’ (Ustadz Afifi Abdul Wadud)
***
Artikel www.muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar