Oleh: Mujiburrahman Abu Sumayyah
Akhir-akhir ini ramai lagi dibicarakan
tentang Syi’ah di negeri ini. Hal ini tidak lain karena lembaga yang
diklaim milik Syi’ah yang selama ini “sukses” menyembunyikan jatidiri
mereka mulai terbongkar melalui pengakuannya secara tersirat. Namanya
bangkai, sepandai-pandai orang menyembunyikannya, pasti lama-lama bau
busuknya akan tercium juga.
Namun, ada sebagian kaum muslimin yang beranggapan hal ini bukanlah suatu masalah yang perlu diributkan dan dibesar-besarkan. Tak perlu masalah Sunni-Syi’ah dibawa-bawa ke negeri ini, karena bagaimanapun juga keberadaan kelompok Syi’ah di negeri ini tidak akan membahayakan bagi masyarakat Sunni, bahkan akan menjadikan rahmat bagi umat Islam ini. Dan bagaimanapun juga, bagi mereka Syi’ah adalah saudaranya semuslim.
Anggapan-anggapan seperti ini biasanya
muncul dari seseorang yang tidak mengetahui hakekat Syi’ah, baik
mengenai bentuk kesesatan ajaran yang ada di dalamnya ataupun tipudaya
(strategi) mereka dalam memurtadkan kaum muslimin Ahlus Sunnah.
Sehingga, diantara merekapun ada yang bisa enjoy hidup seatap
dengan penganut Syi’ah. Ada yang bisa hidup rukun di tempat kerjanya.
Ada pula yang saling bergantian menghadiri kajian ta’lim, dan lain
sebagainya. Sehingga diantara kaum musliminpun ada yang menyempatkan
dirinya untuk mengikuti beberapa pengajian atau majelis ta’lim yang
diadakan oleh kalangan Syi’ah, dengan alasan bahwa pengajian yang
dihadirinya disampaikan dengan halus, lemah-lembut, mengajarkan
kecintaan kepada keluarga Nabi, tidak pernah mengajarkan kebencian
kepada para shahabat, mengajarkan kecintaan dan persaudaraan kepada
sesama muslim, baik Ahlus Sunnah maupun Syi’ah dan lain sebagainya.
Pada
akhirnya, tak berselang lama merekapun akan bersikap antipati kepada
orang-orang yang berusaha membongkar kesesatan Syi’ah dan menganggapnya
sebagai biang pemecah belah umat, penentang Allah yang menginginkan umat
ini bersatu, bahkan tak segan-segan mereka akan menjulukinya “wahhabi”.
Itulah salah satu bentuk tipudaya Syi’ah
dalam memurtadkan kaum muslimin. Namun, untuk lebih jelasnya, saya akan
menguraikan beberapa tipudaya Syi’ah yang tidak banyak diketahui oleh
kaum muslimin, dengan maksud agar nantinya umat Islam di negeri ini pada
khususnya tidak terjebak ke dalam tipudaya mereka yang disusun secara
halus, rapi dan pasti. Mengingat bahwa perkembangan Syi’ah di negeri ini
semakin menggurita, atau sebagaimana dikatakan ust. Farid Ahmad Oqbah,
“Sangat mengkhawatirkan.”
Namun, ini hanyalah sebuah pengamatan pribadi. Artinya, ini hanyalah beberapa tipudaya (strategi) Syi’ah dalam memurtadkan kaum muslimin ini yang saya ketahui. Dan kemungkinan masih banyak tipudaya mereka yang saya pribadi tidak mengilmuinya. Semoga bermanfaat, semoga Allah ta’ala melindungi dan menjauhkan kita dari tipudaya setan berwujud manusia yang berusaha menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
1. Slogan Perdamaian dan Persatuan.
Ini adalah slogan jadul, alias jaman
dulu. Maksudnya slogan tersebut mereka gembar-gemborkan semenjak
berkuasanya Khumaini di Iran setelah lengsernya presiden Reza Pahlevi.
Akan tetapi, ternyata slogan dusta itu hingga kini masih menjadi senjata
yang ampuh untuk meluluhkan hati dan membinasakan aqidah kaum muslimin
di negeri ini. Buktinya, sebagian kaum muslimin pun banyak yang tertipu
dengan slogan ini, sehingga tak sedikit dari mereka yang mengharapkan
bersatunya Ahlus Sunnah dengan Syi’ah. Padahal bisakah Ahlus Sunnah dan
Syi’ah bersatu sementara pokok-pokok ajaran keduanya sangat bertentangan
jauh sejauh antara ufuk barat dengan timur? Pertanyaan yang tak butuh
jawaban, artinya sangat mustahil antara keduanya itu untuk disatukan
sampai kapanpun.
Lalu, apa maksud mereka menggembar-gemborkan slogan tersebut?
Banyak yang tidak mengetahui maksud tersembunyi dari slogan perdamaian dan persatuan yang digembar-gemborkan Syi’ah tersebut. Perlu diketahui, bahwa slogan tersebut hanya mereka gembar-gemborkan ketika mereka dalam kondisi minoritas sebagaimana di negeri ini. Mereka mengharapkan perdamaian agar mereka bisa leluasa menyebarkan ajaran-ajaran sesat mereka di tengah-tengah masyarakat Ahlus Sunnah tanpa adanya intimadasi dari masyarakat Ahlus Sunnah itu sendiri. Adapun maksud dari persatuan dan penyatuan di sini tidak lain adalah peleburan aqidah Ahlus Sunnah ke Syi’ah. Sebagai bukti nyata adalah kebanyakan pemeluk Syi’ah fanatik saat ini adalah mereka yang dahulunya kaum muslimin yang mendukung upaya bersatunya Ahlus Sunnah dan Syi’ah. Sehingga
aqidah Ahlus Sunnah yang mereka bawa sejak lahirpun akhirnya hancur tak berbekas.
Harus diketahui pula, bahwa slogan
perdamaian dan persatuan ini tidak akan berlaku lagi bagi mereka ketika
jumlah mereka mayoritas, sebagaimana kita lihat di Iran dan Irak. Namun,
di negeri tersebut slogan itu berubah menjadi pengusiran dan
pembantaian. Kaum muslimin di negeri ini harus melihat realita yang
sesungguhnya yang terjadi di Iran, Iraq dan sekitarnya yang banyak
didiami oleh pemeluk Syi’ah. Diantara bukti nyata yang tidak diketahui
oleh kaum muslimin adalah:
- Tidak adanya upaya pendekatan Sunni-Syi’ah di Iran yang merupakan negara Syi’ah yang memiliki kekuasaan.
- Ahlus Sunnah tidak diijinkan mendirikan masjid Ahlus Sunnah di ibukota Teheran, bahkan di negeri tersebut masjid-masjid Ahlus Sunnah banyak yang dihancurkan karena dianggap sebagai masjid dhiror. Namun, sebaliknya mereka membiarkan sinagog-sinagog Yahudi bertebaran di mana-mana.
- Ahlus Sunnah di Iran tidak diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas agamanya yang bertentangan dengan Syi’ah.
- Ahlus Sunnah tidak memperoleh hak politik yang sama dibandingkan dengan kaum Yahudi. Lihatlah undang-undang di Iran yang secara tegas menyebutkan tentang posisi kaum Yahudi di Iran di Parlemen. Dan kaum Ahlus Sunnah tidak memiliki posisi meskipun mereka adalah kaum muslimin.
- Kalangan Syi’ah mensyaratkan bahwa yang menjadi imam adalah seorang muslim yang bermazhab Ja’fari dan syarat ini tidak boleh diubah dalam undang-undang.
- Masyarakat Ahlus Sunnah banyak yang mendiami pinggiran-pinggiran negeri akibat banyaknya penindasan, pengusiran dan pembantaian terhadap mereka. Mereka tidak bisa leluasa menjalankan ibadahnya. Dan suatu saat, ketika mereka bisa menguasai negeri ini pun (wal iyaadzubillaah), mereka akan menerapkan hal yang sama.
2. Ajakan untuk mencintai “Ahlul Bait” Nabi.
Ajakan mencintai Ahlul Bait Nabi
merupakan ajakan yang mulia, bahkan mencintai Ahlul Bait Nabi sendiri
merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Namun bagi kalangan Syi’ah,
ajakan mencintai Ahlul Bait ini ternyata ada misi tersendiri bagi
mereka, yaitu sebagai bentuk tipudaya kepada kaum muslimin untuk
“membuktikan” (baca: menipu) bahwa merekalah pecinta “Ahlul Bait”
sejati. Walhasil, tidak sedikit dari kaum musliminpun tertipu dengan
tipudaya mereka itu. Sehingga sering terdengar di telinga kita seorang
muslim mengatakan, “Kenapa anda memusuhi para pecinta Ahlul Bait?”
Namun perlu kita cermati, bahwa Ahlul Bait yang dimaksud oleh kalangan Syi’ah bukanlah Ahlul Bait yang sebagaimana dipahami oleh kalangan Ahlus Sunnah, yang meliputi seluruh keluarga Nabi termasuk isteri-isteri beliau yang suci. Akan tetapi, kalangan Syi’ah berkeyakinan bahwa yang termasuk Ahlul Bait Nabi hanya sebatas ‘Ali, Fathimah, Hasan, Husein dan imam-imam dari keturunan Husein, tanpa memasukkan isteri-isteri Nabi, karena kebencian mereka kepada isteri-isteri Nabi khususnya ‘Aisyah (puteri Abu Bakar) dan Hafshah (puteri ‘Umar). Lalu, ajakan untuk mencintai “Ahlul Bait” (dalam tanda kutip) itu berubah menjadi ajakan untuk mengagung-agungkan dan kemudian menjadikan mereka sebagai sekutu Allah ta’ala yang memiliki kekuasaan. Wal iyaadzubillah.
3. Mengubah nama “Syi’ah” menjadi “Madzhab Ahlul Bait”.
Ternyata bukan hanya LDII yang
gonta-ganti merk, Syi’ahpun ternyata meniru langkah LDII. Kalau LDII
jelmaan dari Lemkari (atau nama-nama lainnya), maka Syi’ah di negeri ini
pun menjelma menjadi “Madzhab Ahlul Bait”. Kalau LDII (dahulu)
bergonta-ganti nama berupaya untuk melancarkan taqiyyah (pengelabuan) di tengah-tengah umat Islam[1], maka Syi’ahpun memiliki tujuan tidak jauh berbeda dengan LDII.
Sebenarnya, madzhab Ahlul Bait adalah
nama samaran dari sekian banyak aliran-aliran Syi’ah. Dimana setiap
aliran Syi’ah mengklaim alirannya sebagai Madzhab Ahlul Bait. Sebagai
contoh, aliran Syi’ah Zaidiyah mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait.
Begitu pula aliran Syi’ah Isma’iliyah, mereka juga mengaku sebagai
Madzhab Ahlul Bait. Begitupula dengan aliran Syi’ah Imamiyah Itsna
‘Asyariyah (Ja’fariyah) yang berkembang pesat di negeri ini pun juga
mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait.
Adapun penyebab mereka berani menyebut
alirannya sebagai Madzhab Ahlul Bait, dikarenakan saat ini kaum muslimin
di seluruh dunia pada umumnya, dan di negeri ini pada khususnya sudah
banyak mengetahui bahwa aliran Syi’ah adalah aliran sesat dan
menyesatkan dan ajarannya sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW
dan ajaran Ahlul Bait. Karena itu, dalam upayanya menipu dan menyesatkan
kaum muslimin dan supaya terlihat menarik dalam pandangan kaum
muslimin, mereka mengganti nama alirannya dengan Madzhab Ahlul Bait. Dan
ternyata usaha mereka tersebut berhasil, sehingga ada dari umat Islam
ini yang tertipu dan akhirnya terjerumus masuk Syi’ah.
Perlu diketahui, bahwa yang namanya
Madzhab Ahlul Bait itu tidak ada, yang ada adalah Madzhabnya Ahlul Bait,
atau akidah-nya Ahlul Bait. Yaitu akidah yang sekarang dikenal dengan
nama aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Suatu aqidah yang dipegang oleh
Rasulullah SAW, Ahlul Bait dan para sahabatnya yang diridhai oleh Allah ta’ala.[2]
4. Tidak pernah menyebutkan keutamaan para shahabat Rasul.
Ajaran Syi’ah didirikan di atas kebencian
kepada para shahabat. Ini adalah kaidah yang baku yang tidak akan
berubah hingga hari Kiamat walaupun kalangan Syi’ah berusaha
menutup-nutupinya. Hal ini sesuai dengan riwayat yang terdapat dalam
kitab mereka “Al-Kafi” dan yang lainnya, yang diantaranya menyebutkan
bahwa sepeninggal Rasulullah SAW, para shahabat murtad kecuali hanya
beberapa, diantaranya al-Miqdad, Abu Dzar dan Salman al-Farisi.[3]
Dari kaidah baku tersebut, kita akan
mudah mendeteksi salah satu trik Syi’ah untuk memurtadkan kaum muslimin,
yaitu mereka tidak pernah menyebutkan keutamaan dan jasa para shahabat
Rasululullah SAW di pengajian-pengajian atau majelis ta’lim yang diikuti
oleh kalangan umum, apalagi untuk “kalangan khusus”. Trik ini bertujuan
untuk menghilangkan ingatan dari setiap kepala kaum muslimin akan
keutamaan-keutamaan para shahabat yang telah berjuang menegakkan dien
Islam ini. Kemudian secara bertahap merekapun akan melupakan
keutamaan-keutamaan dan jasa para shahabat Rasul, dan akhirnya
melupakannya secara total. Sehingga jika ada seorang shahabat Rasul
yang dikritik atau dimaki, merekapun akan bersikap biasa saja, bahkan
tak segan-segan membela pemakinya.
5. Mengkritik beberapa tindakan para shahabat Rasul.
Setelah kalangan Syi’ah berhasil
mengiring kaum muslimin untuk melupakan keutamaan-keutamaan dan jasa
para shahabat Rasulullah SAW terhadap dien Islam ini, maka tahap
selanjutnya adalah mengkoreksi (baca: mengkritik) beberapa tindakan para
shahabat yang dianggapnya sebagai sebuah penyimpangan fatal. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan paham yang melekat pada diri kaum muslimin
selama ini bahwa para shahabat Rasul adalah generasi yang ‘adil,
generasi yang mulia, dan dimuliakan oleh Allah ta’ala.
Sebut saja, misalnya shahabat Muawiyah radhiyallaahu ‘anh.
Beliau adalah seorang shahabat Nabi yang selalu menancap di hati dan
pikiran kalangan Syi’ah. Hal ini dikarenakan ada satu “do’a” khusus yang
diucapkan oleh kalangan Syi’ah kepadanya setiap pagi dan sore yaitu
melaknat Mu’awiyah. Bagi mereka, melaknat Mu’awiyah ada pahala
tersendiri.
Bagi kalangan Syi’ah, Mu’awiyah menjadi
simbol kesesatan, kekafiran, dan kemunafikan. Hal ini dikarenakan beliau
memerangi ‘Ali dan merampas khilafah dari ‘Ali. Padahal semasa hidupnya
‘Ali, Muawiyah tidak pernah menjadi khalifah.
Berbeda dengan sikap kalangan Syi’ah yang
mengaku-ngaku mencintai imam ‘Ali, ternyata imam ‘Ali malah menyikapi
peperangan antara dirinya dengan Mu’awiyah dengan sangat bijak. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam literatur Syi’ah sendiri, Biharul Anwar;
Dari Ibnu Tharif dan Ibnu Alwan, dari
Ja’far, dari ayahnya, bahwa ‘Ali mengatakan kepada pasukannya, “Tidaklah
kami memerangi mereka karena mereka kafir, juga bukan karena mereka
menganggap kami kafir, tetapi karena kami merasa yang benar, dan mereka
pun juga demikian.”[4]
Kebencian dan kedengkian Syi’ah terhadap
shahabat Nabi yang satu ini akan selalu abadi hingga hari Kiamat.
Apalagi ditambah dengan tuduhan mereka terhadap putera Mu’awiyah, Zayid
yang dianggapnya sebagai pembantai Husein dan keluarganya di Padang
Karbala.[5]
Berawal dari sinilah kalangan Syi’ah
berusaha mengkritik beberapa “kesalahan-kesalahan” (anggapan mereka)
aqidah Ahlus Sunnah yang berpihak kepada Mu’awiyah dan tidak
melaknatnya. Mereka mengatakan, “Sesuatu yang bertentangan (tidak masuk
akal), bagaimana mereka (Ahlus Sunnah) mencintai Ahlul Bait, sementara
mereka mencintai pembencinya (Muawiyah).” Ini adalah salah satu bentuk
syubhat yang mereka hembuskan di kalangan Ahlus Sunnah agar mereka ragu
terhadap aqidahnya. Walhasil, sebagian dari Ahlus Sunnah yang tidak
mengerti dan memahami perkara ini yang sebenarnya pun terjebak dalam
syubhat mereka.
Setelah kritikan terhadap shahabat yang
satu ini berhasil, merekapun kemudian melancarkan kritikan kepada
shahabat Rasul yang lain, terutama didahului dengan shahabat Rasul yang
paling mereka benci, yaitu ‘Umar bin al-Khaththab sang penakhluk
kerajaan Persi, Abu Hurairah (yang mereka katakan pendusta hadits), ‘Abu
Bakar ash-Shiddiq, ‘Ustman bin Affan dan kemudian shahabat-shahabat
yang lain. Setelah mereka kritik, kemudian mereka tak malu-malu untuk
mencaci-makinya, melaknatnya, bahkan tak segan-segan mengkafirkannya.
Dari sinilah dengan mudah tujuan mereka sebenarnya akan diketahui,
yaitu ingin menghancurkan Islam dari pondasinya. Karena tidaklah Islam
ini sampai kepada kita hari ini, kecuali awalnya lewat perantara para
shahabat Rasul yang mulia.
6. Banyak mengkaji al-Qur’an dan sedikit mengkaji hadits, bahkan meninggalkannya.
Ajaran Islam tidak hanya bersumber dari
al-Qur’an saja, akan tetapi juga bersumber dari Sunnah Rasulullah SAW.
As-Sunnah adalah penjelas dari al-Qur’an itu sendiri, sehingga al-Qur’an
tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan as-Sunnah. Berapa
banyak orang berpegang kepada al-Qur’an saja pada akhirnya dirinya
terjerembab ke dalam jurang kesesatan yang sangat dalam. Pada akhirnya,
dirinya tidak mengetahui mana ajaran Nabi dan mana ajaran Syaithani.
Sehingga, ajaran Nabipun mereka jadikan olok-olokan dan penghidup ajaran
Nabi mereka jadikan sasaran kebencian.
Adalah Syi’ah salah satu kelompok yang
berusaha menjauhkan kaum muslimin dari hadits-hadits Nabi SAW. Selain
bermaksud untuk menjauhkan kaum muslimin dari ajaran Islam yang murni
dibawa oleh Rasulullah SAW, hal ini juga didasari oleh rasa kebencian
mereka terhadap para periwayat hadits dari kalangan para shahabat Nabi
SAW (sebagaimana dijelaskan di atas).
Di majelis-majelis pengajian yang
dihadiri masyarakat umum, mereka hanya mengkaji al-Qur’an dan
ditafsirkan sesuai dengan selera nafsu mereka. Adapun hadits, mereka
lebih banyak meninggalkannya. Seandainya mengkaji haditspun, mereka akan
memilih-milih hadits-hadits tertentu termasuk hadits yang dha’if bahkan
maudhu’ (palsu) yang bisa mendukung dan memperkokoh madzhab
busuk mereka. Diantaranya adalah hadits-hadits tentang imam Ali dan
keutamaannya, “Ahlul Bait” dan keutamaannya, kepemimpinan para “imam”
dan lain-lain.
Bukti yang nampak yang sering kita dengar
dari mulut-mulut Syi’ah yang penuh dosa adalah kebiasaan mereka
mencaci-maki habis orang-orang yang berusaha menghidupkan sunnah Nabi.
Orang-orang yang memanjangkan jenggot dan berpakaian di atas mata kaki
dikatakan sebagai “wahhabi” dan yang semisalnya. Walhasil, perilaku
orang-orang Syi’ah inipun didukung dan diikuti oleh orang-orang awwam
yang tak paham sunnah (ajaran) Nabi. Walaupun kalangan Syi’ah tak mampu
memurtadkan sebagian kaum muslimin, tapi dukungan dari kalangan awwam
untuk mencela penghidup sunnah Nabi ini merupakan sebuah “kemenangan”
bagi kalangan Syi’ah.
7. Mengkoreksi beberapa hadits dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim.
Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim
adalah kitab yang berisi kumpulan hadits-hadits shahih. Bahkan kaum
muslimin telah sepakat bahwa kitab Shahih al-Bukhari merupakan kitab
terbaik setelah al-Qur’an yang di dalamnya tidak terdapat hadits dha’if.
Akan tetapi, ternyata kalangan Syi’ah
berusaha menghembuskan keraguan di hati kaum muslimin akan keshahihan
beberapa hadits yang ada dalam kedua kitab shahih tersebut. Dalam
kajian-kajiannya, para da’i Syi’ah terkadang akan membahas hadits-hadits
dalam kedua kitab tersebut, akan tetapi dalam membahas hadits di
dalamnya bukan untuk mencari kebenaran, melainkan (sebagaimana
dijelaskan di atas) mencari-cari dalil yang mendukung madzhab Syi’ah
atau untuk mempertentangkan antara hadits yang satu dengan yang lain,
atau kalau tidak mereka berusaha mengkoreksi (mencari kesalahan)
beberapa hadist dalam kedua kitab tersebut. Adapun tujuannya sangat
jelas, yaitu untuk menanamkan keraguan dan merusak aqidah kalangan
Ahlus Sunnah.
8. Menyebut kelompok yang menyelisihi mereka dengan “Wahhabi”.
Di negeri ini, bahkan hampir di seluruh
negeri kaum muslimin ada fenomena “timpang” dan penilaian “miring”
terhadap dakwah tauhid yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin
AbdulWahhab an-Najdi rahimahullaah. Oleh sekelompok orang yang
menyimpan perasaan dengki (hasad) kepada beliau, terlebih tidak adanya
kesepahaman aqidah, maka dakwah tauhid yang beliau dakwahkan kepada
masyarakat ketika itu dianggapnya sebagai pemicu perpecahan umat.
Sehingga, julukan “wahhabi” pun akhirnya mereka munculkan. Namun,
ternyata tak banyak yang tahu siapa yang pertama kali memunculkan
julukan ini dan apa tujuan sebenarnya dimunculkannya istilah “wahhabi”
ini.
Kebanyakan kaum awwam tahunya, “wahhabi” ini adalah pengikut fanatik Syaikh Muhammad bin AbdulWahhab, yang ingin menghancurkan tradisi-tradisi yang berjalan di masyarakat selama ini. Menolak acara maulidan, melarang ziarah kubur, mengharamkan tawassul dan lain sebagainya.
Padahal, istilah “wahhabi” ini dimunculkan oleh mereka yang lebih mempercayai penghuni kubur daripada Allah ta’ala (para penyembah kubur), dan mereka yang sangat menolak dakwah tauhid (pengesaan kepada Allah), dan diantara mereka adalah kalangan Syi’ah Rafidhah. Adapun tujuannya sebenarnya dimunculkannya istilah “wahhabi” ini tak lain adalah untuk menjauhkan kaum muslimin dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan para shahabatnya. Buktinya, sebagian dari mereka berceloteh bahwa salah satu ciri “wahhabi” adalah berjenggot dan celana cingkrang. Padahal kita ketahui bahwa hal itu adalah salah satu sunnah (ajaran) Rasulullah SAW.
Lebih jauh lagi, kalangan Syi’ah berusaha
mendefinisikan “wahhabi” ini dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu
siapa saja yang menyelisihi ajaran Syi’ah, atau yang berusaha memisahkan
antara Sunni dengan Syi’ah, atau siapa saja yang menolak kehadiran
Syi’ah, maka mereka adalah kaum “wahhabi”.
Padahal, harus kita ketahui bahwa
sebenarnya sebutan “wahhabi” itu ditujukan oleh kalangan Syi’ah kepada
kaum muslimin itu sendiri. Karena dalam keyakinan mereka bahwa
orang-orang yang tidak meyakini imam mereka yang 12, alias tidak
beraqidah Syi’ah, maka telah kafir. Dan dalam do’a dua patung Quraisy,
mereka melaknat Abu Bakar dan ‘Umar serta siapa saja yang mencintai
keduanya.[6] Bukankah kita sebagai kaum muslimin mencinta dua shahabat Nabi tersebut? Maka, RENUNGKANLAH !!!
9. Gembar-gembor anti Israel dan Amerika, serta dukungannya terhadap kaum muslimin Palestina.
Diantara tipudaya yang ditempuh oleh
penggiat Syi’ah adalah dengan memanfaatkan sandiwara yang berjudul: Iran
“bermusuhan” dengan Israel dan Amerika”. Isu ini sangat efektif untuk
menarik simpati umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk
Indonesia.
Selama ini kita sering mendengar tentang
keberanian presiden Iran Ahmadinejad dalam “melawan” Amerika Serikat
lewat pidato-pidatonya yang berapi-api, atau seruannya untuk menghapus
Israel dari peta. Atau Hasan “Nasrullah” lewat ceramah-ceramahnya yang
lantang dalam “menantang” Israel. Akhirnya, sebagian besar kaum
musliminpun terpukau dengan ocehan-ocehan keduanya. Sehingga dukungan
pun mengalir dari kaum muslimin untuk negara Syi’ah Iran dan milisi
“Hizbullah” Lebanon pimpinan Hasan “Nasrullah” tersebut. Berbagai pujian
pun ditumpahkan untuk keduanya, baik di forum-forum pertemuan, di media
massa, baik elektronil atau cetak. Diantara kaum muslimin pun ada yang
beranggapan bahwa saat ini Iranlah satu-satunya negara “Islam” yang
selalu membela kepentingan umat Islam, tidak ada negara-negara Islam
yang berani melawan kebiadaban Amerika dan Israel, kecuali negara
“Islam” Iran dan milisi “Hizbullah”. Tidak ada negara-negara Islam yang
berkembang ipteknya dan berani mengembangkan nuklir, kecuali Iran. Tidak
tahunya, ternyata selama ini mereka dikibulin oleh para pendusta
Rafidhah.
Beberapa bukti yang menunjukkan kedustaan
mereka, bahwa mereka selama ini anti Amerika dan Yahudi (dalam hal ini
termasuk Zionis):
- Laporan yang dikeluarkan oleh situs Sat Age (yang mengkhususkan diri dalam pemantauan terhadap pergerakan satelit di seluruh dunia dan saluran televisi) menyatakan bahwa enam saluran televisi keagamaan Iran berasal dari dalam Israel. Surat kabar al-Ahram Mesir menyebut keenam saluran itu, yaitu: Alul-Bayt, Al-Anwar, Fadak, Hussain, Al-Alamiyah, Al-Ghadie, berada di bawah program AMOS Israel, melalui perusahaan RR Sat Israel.[7]
- Ditemukan lambang Zionis Yahudi (Bintang Daud) di atas gedung bandara Iran dan di banyak tempat lain di Iran.
- Menurut penelitian, bahwa komunitas Yahudi terbesar setelah di Israel berada di Iran, tepatnya di kota Ashfahan.[8] Hal ini tidak banyak diketahui oleh orang, terlebih kaum muslimin. Bahkan mereka memiliki parlemen di Iran dan lebih nyaman untuk tinggal di negara tersebut. Rasulullah SAW telah memberikan kabar kepada kita, bahwa kelak Dajjal akan bertolak dari kota ini dengan kawalan 70.000 tentara Yahudi yang mengenakan thayalis (jubah hijau tak berjahit) untuk melawan Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihi salam beserta kaum muslimin.[9]
- Tersebar foto dan video
di You Tube berkaitan dengan pertemuan Ahmadinejad atau tokoh-tokoh
Syi’ah Iran dengan orang-orang Yahudi. ( http://www.youtube.com/watch?v=MU4fQklCm1g)
- Ditemukan slogan-slogan/tulisan yang dipamerkan bahwa Iran punya hubungan “mesra” dengan Israel.
- Pernahkan kita mendengar Iran meluncurkan senjata nuklirnya ke Amerika atau Israel?
- Presiden yang pertama kali yang
melakukan kunjungan ke Iraq dalam rangka menyambut kemenangan Amerika
dalam menumbangkan rezim Saddam Husein adalah Ahmadinejad.
- Sandiwara “permusuhan” Iran dan Yahudi
mulai terbongkar ketika pesawat kargo Argentina yang membawa
persenjataan dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah
Rusia dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Rusia.[10]
-Dan lain-lain.
Adapun
mengenai pembelaan mereka kepada kaum muslimin Palestina, maka ini juga
merupakan sebuah kedustaan mereka yang kesekian kalinya. Mereka telah
menjual Palestina demi melancarkan misi mereka. Karena kenyataan yang
terjadi, bukanlah pembelaan dari Iran ataupun “tetangga” yang terdekat,
milisi “Hizbullah” Lebanon yang diperoleh kaum muslimin Palestina, akan
tetapi sebaliknya, pembantaian yang berkepanjangan sampai saat ini.
Hingga seorang Palestina berujar, “Siksaan yang dilakukan oleh
orang-orang Syi’ah lebih kejam dari pada apa yang dilakukan oleh tentara
Israel kepada kami. Mereka menyiksa kami dari pagi sampai sore.”[11]
Karena sangat mustahil, bagi kalangan yang memendam kebencian kepada
para shahabat Nabi akan membela dan menolong para pecinta shahabat
Nabi. Dan perlu diketahui, bahwa mayoritas penduduk Palestina adalah
Ahlus Sunnah yang sangat mencintai para shahabat Nabi.[12]
10. Undangan “Study Banding” Para Tokoh Agama ke Iran.
Siapa yang menolak kalau diundang
jalan-jalan ke luar negeri? Buat kebanyakan orang-orang di negeri kita,
jalan-jalan ke luar negeri memang sudah menjadi demam tersendiri, tidak
terkecuali para anggota DPR bahkan presiden negeri ini.
Ternyata, sifat kampungan (baca: ndeso)
dan seneng jalan-jalan itu dimanfaatkan oleh kalangan Syi’ah untuk
memberikan tiket jalan-jalan gratis ke pusat-pusat pengajaran Syi’ah di
Iran, seperti di kota Qom. Sudah tidak terhitung tokoh Islam di negeri
ini yang diundang untuk berkunjung ke Iran, tentunya judulnya bukan
dalam rangka cuci otak, akan tetapi atas nama studi banding dan
sejenisnya.
Akhirnya, kebanyakan tokoh yang pernah
diundang ke sana, begitu kembali ke tanah airnya akan berbicara penuh
dengan pengagungannya kepada Iran dan pembelaannya kepada Syi’ah, bahkan
tidak segan-segan akan mengatakan bahwa perbedaan Sunni-Syi’ah bukan
perbedaan yang prinsipil.
Tanpa malu-malu, mereka telah menjilat
Iran. Padahal, negeri itu adalah pembantai ulama-ulama Ahlus Sunnah,
bahkan penghancur masjid-masjid dan kitab-kitab rujukan Ahlus Sunnah.
11. Memberikan sembako, layanan pendidikan dan kesehatan gratis, dan semisalnya.
“Syi’ah memakai cara-cara misionaris
dalam propaganda ajarannya.” Demikian kata Ustadz Fahmi Salim, wakil
Sekjen MIUMI sebagaimana dikutip oleh arrahmah.com.
Memang benar, mereka akan menggunakan berbagai cara untuk memuluskan penyebaran ajaran mereka di tengah-tengah masyarakat Ahlus Sunnah, bahkan (sebagaimana dijelaskan), cara-cara misionarispun mereka akan mempergunakannya. Diantaranya; pemberian sembako secara “cuma-cuma”, pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis kepada kaum muslimin.
Mereka akan memberikan sembako secara “cuma-cuma” kepada kaum muslimin yang mereka pandang tingkat ekonominya rendah. Pemberian dengan “cuma-cuma” itu akan dibarengi dengan ajakan untuk mengikuti ajaran mereka. “Perlahan tapi pasti”, itu prinsip mereka.
Di samping itu, mereka juga mengadakan
mengadakan balai pengobatan gratis. Pengobatan gratis di sini pun tak
lepas dari misi mereka, yaitu untuk menggaet pengikut
sebanyak-banyaknya.
Bahkan kabar yang sampai ke telinga saya,
di Bandung ada salah satu pabrik yang pemimpinnya memaksa para
pekerjanya untuk masuk ke Syi’ah. Jika tidak, maka pekerja tersebut akan
dikeluarkan atau tidak akan diberi gaji.
Selain itu ada pemberian layanan
pendidikan gratis setiap tahun, alias bea siswa bagi pemuda-pemudi di
negeri ini, untuk disekolahkan di universitas dalam negeri atau di luar
negeri. Layanan pendidikan gratis ke luar negeri itu biasanya ke Iran
terutama di kota Qom. Dan sangat disayangkan bahwa sebagian besar dari
pemuda-pemudi yang dikirim ke Iran itu berasal dari kalangan NU.
Sebagimana hal ini dikuatkan oleh situs NU sendiri, melalui www.nu.or.id, dengan judul: Rencana Pengiriman
Mahasiswa NU ke Iran akan Diteruskan.[13]
Sebagaimana dikabarkan pula, bahwa setiap
tahun Syi’ah memiliki target untuk mengirimkan ratusan pemuda-pemudi
kaum muslimin di negeri ini untuk di sekolahkan di Iran. Pada tahun 2007
saja diperkirakan jumlah pemuda Indonesia yang mengambil study gratis
di Iran tidak kurang dari 7.000an. Bagaimana dengan saat ini?
Tak banyak yang tahu, apa misi dibalik
pengiriman-pengiriman pelajar Indonesia ke Iran atau pertukaran pelajar
antara Indonesia dengan Iran.
Misi mereka tidak lain untuk menjadikan
para pelajar tersebut menjadi penganut Syi’ah yang fanatik plus menjadi
da’i yang siap mendakwahkan ajaran-ajaran Syi’ah di negeri ini.
Ketua umum PBNU, Said Agil Siradj pernah membantah akan hal ini, sebagaimana dikutip di www.nu.or.id,
ia mengatakan, “Sudah banyak bukti para kader NU yang sekolah di Arab
Saudi juga tak menjadi “wahhabi”. Saya 13 tahun di Arab Saudi, demikian
juga KH. Said Aqil al-Munawwar. Namun demikian hal tersebut tak
menjadikan kami menjadi “wahhabi”.” Ia menegaskan lagi, “Mereka yang
pindah ideology, dari awal ketika di Indonesia memang sudah memiliki
kecenderungan pada ideology tersebut.”
Ibarat menutupi bangkai gajah, Said Agil,
tokoh yang kesyi’ah-syi’ahan ini berusaha menutup-nutupi segala bukti
yang sudah dilihat jelas oleh kaum muslimin di negeri ini, bahwa
mayoritas, bahkan semua lulusan Iran yang kembali ke negeri ini
beraqidah Syi’ah Imamiyah Khumainiyah.[14]
12. Menikahi wanita muslimah.
Sebagaimana kalangan Nashrani dan
orang-orang kafir lainnya, kalangan Syi’ahpun mengadopsi strategi
orang-orang kafir itu dalam usaha memurtadkan kaum muslimin, yaitu
diantaranya menikahi wanita-wanita muslimah.
Melalui strategi ini, kalangan Syi’ah “sukses” melumpuhkan keyakinan (aqidah) wanita-wanita muslimah. Kita saksikan, korban telah banyak berjatuhan. Sebagian besar muslimah lebih memilih seseorang yang dicintainya daripada aqidahnya, sehingga banyak diantara mereka yang rela menjual aqidahnya dengan cuma-cuma.
Salah satu alasan Syi’ah menargetkan kaum
wanita, karena mereka mengetahui bahwa wanitalah yang paling banyak
memiliki pengaruh, terutama bagi anak-anak mereka.
Sebagaimana fatwa MUI yang mengharamkan pernikahan muslimah dengan laki-laki kafir, maka pernikahan muslimah dengan kalangan Syi’ah pun hukumnya sama, yaitu HARAM. Hal ini ditegaskan oleh Imam al-Bukhari -rahimahullaah- , beliau pernah berkata, “Bagi saya sama saja, apakah aku shalat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau (Syi’ah) Rafidhah atau aku shalat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga TIDAK BOLEH MENIKAH DENGAN MEREKA dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka.”[15]
Lebih tegas lagi, Allah ta’ala menjelaskan melalui firman-Nya yang artinya: “Dan
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik dari orang musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” (QS. al-Baqarah : 221)
Demikian beberapa tipudaya/trik Syi’ah
dalam memurtadkan kaum muslimin yang bisa saya uraikan sesuai dengan
kapasitas keilmuan dan wawasan yang saya miliki. Semoga diantara
saudara-saudaraku Ahlus Sunnah ada yang bisa memberikan tambahan sebagai
pelengkap dari apa yang saya tulis, sehingga tipudaya yang mereka
lancarkan semakin gamlang dan diketahui oleh kaum muslimin, di negeri
ini pada khususnya dan di seluruh pelosok negeri pada umumnya.
Semoga Allah ta’ala melindungi
kita, keluarga kita, dan saudara-saudara seiman dari makar dan tipudaya
Iblis berwujud manusia yang berusaha menghancurkan dienul Islam dan
pemeluknya ini.
Terakhir, agar kita tidak melupakan do’a yang diajarkan oleh Allah –ta’ala- dan Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau.
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. ‘Ali Imran : 8)
“Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami
yang benar sebagai suatu kebenaran (yang nyata), dan berikanlah rezeki
kepada kami untuk mengikuti kebenaran tersebut. Dan perlihatkanlah
kepada kami sesuatu yang bathil sebagai suatu kebathilan (yang nyata),
dan berikanlah rezeki kepada kami untuk menjauhinya.”
Wallaahu ta’ala a’lam bish shawwab.
[1] Lihat: Bahaya Islam Jamaah, hal. 15, penerbit LPPI.
[2] Albayyinat.net
[3] Disebutkan dalam kitab “al-Kafi” karya al-Kulaini, dari Ja’far, ia berkata:
(( كان الناس أهل ردة بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا
ثلاثة، فقلت: من الثلاثة؟فقال: المقداد بن الأسود،وأبو ذر الغفاري،وسلمان
الفارسي))
“Semua manusia (shahabat) dalam kondisi murtad setelah wafatnya Nabi
SAW, kecuali tiga orang saja. Aku bertanya: ‘siapa mereka?’ Dijawab,
‘al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, dan Salman al-Farisi.”[4] Bihar al-Anwar, jilid. 32, hal. 321-330, bab: Hukum memerangi Amirul Mukminin ‘Ali. Riwayat ini diriwayatkan juga oleh Himyari dari kitab: Qurbul Isnad, hal. 45.
[5] Adapun sikap Ahlus Sunnah terhadap Yazid, maka mereka tidak mengkhususkan kecintaan kepadanya dan tidak pula melaknatnya. Jika ia adalah seorang yang fasiq atau dhalim, maka kemungkinan besar Allah masih mengampuninya, terlebih jika dirinya memiliki kebaikan-kebaikan yang besar. Bahkan diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, dari Ummu Harran binti Malhan RA, bahwa Nabi SAW bersabda, yang artinya, “Tentara pertama yang memerangi Konstantinopel akan diampuni.” (HR. al-Bukhari). Dan tentara pertama yang memerangi Konstantinopel adalah di bawah kepemimpinan Yazid bin Muawwiyah dan pada waktu itu Abu Ayyub al-Anshari RA bersamanya. (Lihat: Majmu’ al-Fatawa, III/410-414)
[6] Do’a dua patung Quraisy diantaranya berbunyi: “Ya Allah, laknatilah mereka berdua beserta pengikutnya, wali-walinya, golongannya dan kekasihnya yang telah merusak rumah kenabian (maksudnya Ali bin Abi Thalib)… “ selengkapnya lihat: http://jaser-leonheart.blogspot.com/2012/12/doa-shonamay-quraisy-doa-agung-hamba.html
[7] syiahindonesia.com
[8] http://islamquest.net/id/archive/question/fa4960. Lihat juga video: Kenapa Yahudi Suka Tinggal di Ishfahan? (http://www.youtube.com/watch?v=aem8bpF_5Oo)
[9] Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Anas bin Malik RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Dajjal akan diikuti oleh orang-orang Yahudi Ashfahan sebanyak 70.000 orang yang mengenakan thayalish (jubah tak berjahit).”
[10] Al-Harbul Musytarakah Iran wa Israil, hal. 35.
[11] Untuk mengetahui tentang kejahatan kaum Syi’ah terhadap kaum muslimin di Palestina, silakan baca buku: Filisthiniyul ‘Iraq baina asy-Syatat wal Maut
[12] Lihat video: Peran Syi’ah dalam Tragedi Palestina.
[13]Lihat: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,1-id,3458-lang,id-c,warta-t,Rencana+Pengiriman+Mahasiswa+NU+ke+Iran+akan+Diteruskan-.phpx
[14] Silakan cari di Google berkaitan data-data Syi’ah di Indonesia.
[15] Kholqul Af’al al-’Ibad, hal. 125
Sumber :http://dakwahwaljihad.wordpress.com/2013/06/04/mengenal-tipudaya-strategi-syiah-dalam-memurtadkan-kaum-muslimin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar